30.8 C
Jakarta
Array

5700 KM Menuju Surga (Bagian XXXVIX)

Artikel Trending

5700 KM Menuju Surga (Bagian XXXVIX)
Dengarkan artikel ini
image_pdfDownload PDF

KUPIKIR SEMUA ITU HANYA DONGENG

Sebuah kota kecil di barat daya Turki kembali membuat Senad haru dan membuat matanya menghangat. Kota yang menjadi ibu kota propinsi Sakarya itu memberikan sambutan yang luar biasa kepada Senad, pejalan kaki menuju NUR ILAHI.

Ketika Senad mulai memasuki kota ini, di sepanjang jalan warga berkerumun mengumandangkan takbir dan tasbih menyambut kedatangan Senad. Mereka ramai-ramai memadati jalan untuk menyalami Senad. Sungguh selama ini pemberitaan mengenai Senad sudah sering mereka baca di media dan mereka lihat di televisi. Namun mereka masih berpikir bahwa pemberitaan itu seumpama dongeng klasik yang dituturkan kembali.

Karenanya, ketika Senad memasuki kota Adapazari, setengah penduduk kota itu keluar ke jalan untuk melihat apakah benar ada orang Bosnia yang sedang berjalan kaki menuju Mekah, dan memastikan bahwa apa yang mereka dengar, baca, dan lihat selama ini bukanlah sebuah cerita dari negeri dongeng. Laki-laki, perempuan, anak muda, sampai anak-anak kecil tumpah ruah ke jalanan. Mereka berdiri saling berhimpitan untuk menyambut dan melihat kedatangan Senad.

Ketika sosok yang selama ini mereka tunggu-tunggu itu muncul, spontan di sepanjang jalan itu gema takbir dan tahmid membahana membuat semua yang hadir merinding. Sementara para ibu yang menyaksikan peristiwa langka itu banyak yang tidak sadar mengelap air mata yang menitik di pipi mereka. Mereka sungguh takjub, kagum, dan salut dengan kesalehan, keimanan, dan keyakinan Senad Hadjic, sambil mereka berdoa kepada Allah SWT, semoga Allah memberikan mereka keturunan yang mulia yang mencintai Allah dan rasulNya. “Amin, amin ya Robbal ‘alamin.” Ucap mereka lirih sambil mengusap mata mereka yang basah seusai berdoa kepadaNy. ***

TAMU KEHORMATAN SHALAT JUMAT

Pendik sebuah distrik di Istanbul siang itu begitu cerah. Kota ini mempunyai sejarah panjang, baik di masa Turki Saljuk, maupun Macedonia. Di kota ini banyak sekali terdapat penduduk Bosnia. Menurut yang Senad dengar sekitar 50 ribu orang Bosnia tinggal di Pendik.

Saat itu suara Azan berkumandang bertalu-talu di masjid-masjid yang ada di Pendik, jauh sebelum azan berkumandang Senad telah di sambut di masjid itu sebagai tamu kehormatan di  saat shalat Jumat yang akan berlangsung beberapa saat lagi.

Sebelum shalat jumat dimulai para jamaah yang hadir mendengar bahwa di masjid ini ada orang-orang yang sedang singgah dalam perjalanan menuju ke Mekah dengan berjalan kaki. Mereka pun sambil berbisik-bisik mencari-cari mana gerangan orang-orang yang sedang berjalan kaki menuju ke Mekah itu.

Pada saat itu, sang imam memberikan pengumuman kepada jamaah shalat jumat dengan menggunakan pengeras suara, “Wahai orang-orang yang akan melaksanakan shalat jumat, alhamdulilah hari ini kita di datangi tamu istimewa.” Ucapnya sambil menatap semua jamaah yang hadir dalam shalat jumat itu. Semua jamaah makin penasaran manakah orang yang dimaksud tamu istimewa itu, mata mereka pun menatap ke seluruh penjuru masjid mencari-cari orang yang dimaksud.

“Dia datang ke Turki dengan berjalan kaki, namanya Senad.” Ucap sang imam melanjutkan. Seorang kakek tertawa, ia berkata sambil berdiri, “Hei Imam, saya kira ada 100 orang, ternyata hanya seorang Senad yang melakukan itu sendiri. Subhanallah, Allahu Akbar,” teriaknya sambil berusaha meminta kepada imam agar menunjukan manakah tamu kehormatan mereka pada shalat jumat hari itu. ***

SANG MUADZIN BOSNIA

Rahmi Sergin dan ayahnya, adalah keluarga yang kesekian yang menyambut Senad di Adipazar, mereka berdua adalah keluarga yang banyak menghabiskan waktunya untuk mengurus masjid di Adipazar. Sedangkan Rahmi sendiri, di samping mengurus masjid dia merupakan muadzin di masjid tersebut.

Rahmi mengatakan, bahwa mengumandangkan azan adalah sebuah kebahagiaan baginya, karena sesudah ia mengumandangkan azan, orang-orang ramai berdatangan menuju ke masjid untuk menunaikan shalat sebagai kewajiban mereka kepada Allah SWT. Namun, setiap usai mengumandangkan azan, Rahmi senantiasa bermimpi untuk mengumandangkan azan di masjid kebanggaan orang-orang Bosnia.

Karenanya, ia senantiasa berdoa kepada Allah agar ia bisa mengumandangkan azan di masjid agung Bosnia. Sejarah perjuangan umat Islam yang panjang di negara tersebut, membuat dia begitu simpati dengan negara itu.

Setelah beberapa tahun, Rahmi pergi ke Bosnia dan shalat di masjid. Keajaiban terjadi, muadzin yang biasa mengumandangkan azan di sana datang terlambat, imam melihat ke arah jamaah lalu menunjuk ke arah Rahmi untuk mengumandangkan azan. Rahmi langsung meloncat bahagia dan berkata dalam hati bahwa Allah memenuhi keinginannya. ***

Ikuti penulis di:

Wattpad:birulaut_78

Instagram: mujahidin_nur

 

Harakatuna
Harakatuna
Harakatuna.com merupakan media dakwah berbasis keislaman dan kebangsaan yang fokus pada penguatan pilar-pilar kebangsaan dan keislaman dengan ciri khas keindonesiaan. Transfer Donasi ke Rekening : BRI 033901002158309 a.n PT Harakatuna Bhakti Ummat

Mengenal Harakatuna

Artikel Terkait

Artikel Terbaru