Harakatuna.com. Idlib – Pasukan Pemerintah Suriah melancarkan serangan udara ke wilayah Provinsi Idlib. 10 warga sipil dilaporkan tewas dalam kejadian ini. Serangan diarahkan ke Kota Maaret al-Numan di Provinsi Idlib. Di lokasi ini, baku tembak mematikan antara pasukan pemerintah dan kelompok milisi telah meningkat dalam dua hari terakhir.
Organisasi Syrian Observatory for Human Rights(SOHR) mengatakan, serangan terjadi ketika pasukan pemerintah dan kelompok bersenjata bentrok di tenggara. “Hampir 100 orang militan tewas dalam dua hari terakhir,” sebut pihak SOHR, seperti dikutip AFP, Senin, 2 Desember 2019.
Selain 10 warga sipil terbunuh, operasi itu juga melukai 15 warga sipil di sebuah pasar di kota Maaret al-Numan, yang dikelola militan. Pertempuran di tepi Idlib sejak Sabtu adalah yang paling mematikan sejak gencatan senjata yang ditengahi Rusia diberlakukan pada akhir Agustus.
“Pertempuran berkecamuk pada dini Senin dengan beberapa tempat di pedesaan Idlib tenggara,” kata kelompok pemantau yang berbasis di Inggris itu.
“51 milisi pemerintah telah terbunuh dalam pertempuran 48 jam terakhir. Sementara 45 lawan mereka termasuk 31 militan juga kehilangan nyawa mereka,” kata Observatory.
Mantan Afiliasi Al Qaeda Ngamuk: 10 Warga Sipil Terbunuh Dan Ratusan Lainnyan Terluka
Pemerintah Suriah biasanya tidak membocorkan angka korban. Wilayah Idlib, rumah bagi sekitar tiga juta orang termasuk banyak yang terlantar akibat perang saudara delapan tahun Suriah. Sebagian besar di bawah kendali kelompok yang didominasi oleh mantan afiliasi Al Qaeda.
Ini adalah salah satu penahanan terakhir terhadap pasukan yang mendukung Presiden Suriah Bashar al-Assad. Presiden Assad telah lama menyatakan bahwa pemerintahnya pada akhirnya akan memberlakukan kembali kontrolnya atas wilayah yang perbatasan dengan Turki.
Gencatan senjata akhir Agustus disepakati setelah negosiasi selama berbulan-bulan. Pertempuran telah menghancurkan yang menewaskan sekitar 1.000 warga sipil dan menggulingkan ratusan ribu orang dari rumah mereka.
Namun bentrokan sporadis dan pengeboman mematikan Rusia dan Suriah terhadap benteng yang dikuasai militan tetap terjadi. 160 warga sipil termasuk 45 anak-anak terbunuh dalam saat itu.
Perang di Suriah telah menewaskan lebih dari 370.000 orang dan jutaan orang terlantar sejak meletus pada 2011. Perang dipicu protes antipemerintah yang berlangsung berkepanjangan.