30 C
Jakarta
Array

Yang Harus Anda Ketahui Tentang Ummi

Artikel Trending

Yang Harus Anda Ketahui Tentang Ummi
Dengarkan artikel ini
image_pdfDownload PDF

Dalam Surat Al-Jumuah ayat dua, Allah berfirman:

هُوَ ٱلَّذِي بَعَثَ فِي ٱلۡأُمِّيِّ‍ۧنَ رَسُولٗا مِّنۡهُمۡ يَتۡلُواْ عَلَيۡهِمۡ ءَايَٰتِهِۦ وَيُزَكِّيهِمۡ وَيُعَلِّمُهُمُ ٱلۡكِتَٰبَ وَٱلۡحِكۡمَةَ وَإِن كَانُواْ مِن قَبۡلُ لَفِي ضَلَٰلٖ مُّبِينٖ ٢

Artinya: “Dialah yang mengutus kepada kaum yang buta huruf seorang Rasul di antara mereka, yang membacakan ayat-ayat-Nya kepada mereka, mensucikan mereka dan mengajarkan mereka Kitab dan Hikmah (As Sunnah). Dan sesungguhnya mereka sebelumnya benar-benar dalam kesesatan yang nyata (Qs. Al-Jumuah, 2).

Ibnu Abas, sebagaimana yang disitir Qurtubi, memberikan penjelasan bahwa ‘al-ummiyyûn’ adalah seluruh bangsa Arab, baik yang mampu menulis maupun yang tidak. Sebab, lanjut Ibnu Abbas, mereka bukanlah orang-orang yang mempunyai kitab (Qurtubi, 452).

Berbeda dengan Ibnu Abbas, Manshur meriwayatkan dari Ibrahim, dia berkata, ‘al ummiy’ adalah yang dapat membaca namun tidak dapat menulis. Demikian orang-orang Quraisy (Qurtubi, 452).

Tidak berhenti sampai di sini, Qurtubi lantas menukil pendapat Al-Mawardi, yang mengatakan bahwa ada beberapa alasan (dibalik) Allah mengutus Nabi terhadap bangsa yang ummi (Qurtubi, 453):

Pertama, Untuk menyesuaikan beliau dengan kabar baik dari ara nabi yang telah disampaikan

Kedua, untuk menyamakan keadaan beliau dengan keadaan kaumnya kala itu sehingga beliau lebih mudah diterima di dalam kaumnya.

Ketiga, untuk menghilangkan buruk sangka terhadap beliau serukan dari kkitab-kitab yang ernah beliau baca.

Kemudian, Qurtubi menyimpulkan bahwa semua itu merupakan tanda kemukjizatan beliau sekaligus sebagai justifikasi kenabian beliau.

Masih dalam penafsiran yang sama, Shabuni hendak menegaskan kata ummiy. Di antara hikmah diutusnya Nabi menurut Shabuni dalam bentuk seperti mereka adalah agar mereka memahami apa yang dibawa rasul itu, dan mengetahui sifat-sifat dan akhlaknya, supaya mudah bagi mereka menerima dakwah. Shabuni meringkas setidaknya ada 3 tujuan dasar dari diutusnya Nabi Muhammad Saw tersebut.

Keempat, untuk membacakan kepada mereka ayat-ayat Al-Qur’an yang di dalamnya terdapat petunjuk dan bimbingan bagi mereka menuju kebaikan dunia dan akhirat. Sedangkan dia pun termasuk orang yang ummiy yang tidak dapat membaca menulis, agar kenabiannya tidak diragukan dengan kata-kata mereka, bahwa dia telah mengambilnya dari kitab-kitab terdahulu, sebagaimana yang diisyaratkan dalam ayat 48 dalam surah Al-‘Ankabut:

وَمَا كُنتَ تَتۡلُواْ مِن قَبۡلِهِۦ مِن كِتَٰبٖ وَلَا تَخُطُّهُۥ بِيَمِينِكَۖ إِذٗا لَّٱرۡتَابَٱلۡمُبۡطِلُونَ ٤٨

Artinya: 48. Dan kamu tidak pernah membaca sebelumnya (Al Quran) sesuatu Kitabpun dan kamu tidak (pernah) menulis suatu Kitab dengan tangan kananmu; andaikata (kamu pernah membaca dan menulis), benar-benar ragulah orang yang mengingkari(mu). (QS. Al-‘Ankabut:48)

Ali Ashabuni menjelaskan lebih detail, sebagai berikut:

Pertama, untuk mensucikan mereka dari kotoran-kotoran kemusyrikan dan akhlak-akhlak jahiliyyah, menjadikan mereka kembali dan takut kepada Allah dalam perbuatan dan ucapan, serta tidak tunduk kepada kekuasaan makhluk selain Allah, baik itu malaikat, manusai atau batu.

Kedua, untuk mengajari mereka syari’at, hukum dan hikmah serta rahasianya. Sehingga mereka tidak menerima sesuatu pun dari padanya kecuali mereka mengetahui tujuan dan maksud yang karenanya hal itu dilakukan. Dengan demikian, maka mereka akan menerima dari padanya dengan rindu dan puas. Contoh tersebut telah dikemukakan dalam surah Ali-Imran ayat 164:

لَقَدۡ مَنَّ ٱللَّهُ عَلَى ٱلۡمُؤۡمِنِينَ إِذۡ بَعَثَ فِيهِمۡ رَسُولٗا مِّنۡ أَنفُسِهِمۡ يَتۡلُواْ عَلَيۡهِمۡ ءَايَٰتِهِۦ وَيُزَكِّيهِمۡ وَيُعَلِّمُهُمُ ٱلۡكِتَٰبَ وَٱلۡحِكۡمَةَ وَإِن كَانُواْ مِن قَبۡلُ لَفِي ضَلَٰلٖ مُّبِينٍ ١٦٤

Artinya: 164. Sungguh Allah telah memberi karunia kepada orang-orang yang beriman ketika Allah mengutus diantara mereka seorang rasul dari golongan mereka sendiri, yang membacakan kepada mereka ayat-ayat Allah, membersihkan (jiwa) mereka, dan mengajarkan kepada mereka Al Kitab dan Al Hikmah. Dan sesungguhnya sebelum (kedatangan Nabi) itu, mereka adalah benar-benar dalam kesesatan yang nyata. (QS. Ali Imran: 164).

Sementara itu, Al-Alusi menjelaskan pandanganya terhadap ayat ini, bahwa lafadz Ummi di sini adalah untuk orang Arab yang dari lahir memang tidak mengatahui baca tulis. Sebagai pengasan, Al Alusi menjelaskan kalimat selanjutnya dalam ayat trsebut yaitu rasulan minhum, sebagai seorang yang merupakan bagian dari  bangsa arab, kemudian lafadz wa yu’allimuhum al kitab wa alhikmah disifati sebagai sifat dari lafadz rasul [n].

Harakatuna
Harakatuna
Harakatuna.com merupakan media dakwah berbasis keislaman dan kebangsaan yang fokus pada penguatan pilar-pilar kebangsaan dan keislaman dengan ciri khas keindonesiaan. Transfer Donasi ke Rekening : BRI 033901002158309 a.n PT Harakatuna Bhakti Ummat

Mengenal Harakatuna

Artikel Terkait

Artikel Terbaru