26.9 C
Jakarta

Serial Pengakuan Napiter (C-LI-VI): Iswadi, Mantan Napiter Sebut Jihad itu Bukan dengan Cara-Cara Kekerasan

Artikel Trending

KhazanahInspiratifSerial Pengakuan Napiter (C-LI-VI): Iswadi, Mantan Napiter Sebut Jihad itu Bukan dengan...
Dengarkan artikel ini
image_pdfDownload PDF

Harakatuna.com. Paham radikal telah merambah ke penjuru dunia tak terkecuali di Indonesia. Banyak bangsa di Indonesia yang terpapar paham ini. Satu diantaranya adalah Iswadi Larata.

Pada tahun 2007 silam Iswadi menebar teror berbau kekerasan di wilayah Kabupaten Poso. Hal ini berawal dari kesalahpahaman Iswadi tentang jihad. Jihad dipahami dengan kekerasan.

Akibat dari perbuatannya Iswadi menjalani penahanan sekitar tahun 2007 hingga 2008 silam. Kurang lebih masa penahanannya berlangsung selama satu tahun. Tentu di dalam penahanan itu Iswadi merasa menyesal.

Perbuatan kejahatan yang dilakukan Iswadi itu baru disadarinya ketika ia berada di dalam tahanan bahwa terorisme bukanlah jihad yang dibenarkan oleh agama. Karena jihad yang sesungguhnya itu bukanlah kekerasan tetapi semangat untuk mengubah sesuatu yang tidak baik menjadi baik dan mengembangkan sesuatu yang baik menjadi lebih baik.

Iswadi mencontohkan satu diantara jihad yang dibenarkan oleh agama adalah jihad dalam pendidikan karena pendidikan merupakan satu-satunya cara untuk membentuk manusia menjadi pribadi yang baik. Tumbuh besarnya seseorang juga ditentukan oleh pendidikannya.

BACA JUGA  Serial Pengakuan Eks Napiter (C-LI-XL): Eks Napiter Inisial SL Bertobat dan Kembali ke NKRI

Maka dari itu Iswadi menekankan pentingnya menanamkan pendidikan yang benar kepada bangsa ini agar mereka tidak terjebak dalam paham radikal. Pendidikan yang benar akan mengantarkan seseorang berpikiran terbuka sehingga perbedaan bukanlah ancaman melainkan rahmat.

Iswadi sekarang mengecam tindakan kejahatan terorisme yang telah dilakukan oleh banyak orang karena tindakan itu selain bertentangan dengan agama juga bertentangan dengan nilai-nilai kemanusiaan. Bukankah seorang muslim yang baik adalah mereka yang bisa menjaga lisan dan tangannya untuk tidak menyakiti saudaranya? Tindakan terorisme jelas bertentangan dengan prinsip-prinsip Islam itu tersendiri.

Sebagai penutup, kisah Iswadi hendaknya dijadikan pelajaran bagi bangsa ini agar mereka tidak melakukan perbuatan yang serupa yang telah dilakukan oleh Iswadi. Melalui kisah ini bangsa Indonesia menyadari bahwa terorisme adalah kejahatan yang tidak dibenarkan oleh agama dan bertentangan dengan nilai-nilai kemanusiaan. Sungguh telah tertutup hati nurani seseorang jika masih melakukan aksi-aksi terorisme.[] Shallallahu ala Muhammad.

*Tulisan ini disadur dari cerita Iswadi sebagai mantan narapidana teroris yang telah dimuat di media online radarsulteng.net

Dr. (c) Khalilullah, S.Ag., M.Ag.
Dr. (c) Khalilullah, S.Ag., M.Ag.
Penulis kadang menjadi pengarang buku-buku keislaman, kadang menjadi pembicara di beberapa seminar nasional

Mengenal Harakatuna

Artikel Terkait

Artikel Terbaru