35.1 C
Jakarta
Array

Mantan Napiter Beberkan Ciri-ciri Mahasiswa Terpapar Radikalisme

Artikel Trending

Mantan Napiter Beberkan Ciri-ciri Mahasiswa Terpapar Radikalisme
Dengarkan artikel ini
image_pdfDownload PDF

Harakatuna.com. Jakarta-Universitas Jember (Unej) akan melakukan pendekatan persuasif kepada mahasiswanya. Sebab dari ciri-ciri mahasiswa yang kerap berubah sifatnya perlu diwaspadai terpapar paham radikal.

“Seperti tidak mau beribadah dengan kawan lainnya, mengkafirkan orang yang tidak sepaham, tidak mengakui negara, membatasi pergaulan secara sepihak dan bahkan meninggalkan kuliah,” kata Mantan Narapidana Teroris (Napiter), Kurnia Widodo saat kegiatan ‘Dialog Pelibatan Sivitas Akademika Dalam Pencegahan Terorisme Melalui FKPT Jawa Timur, dikutip dari laman Unej, Jumat, 26 Juli 2019.

Ia bercerita, pengalamannya saat masih kuliah dan mengikuti semacam pengajian atau dauroh dan mulai terpengaruh sehingga masuk ke dalam kelompok teroris. Menurutnya, kampus harus mengetahui betul ciri-ciri tersebut, agar mahasiswanya terhindar dari paham-paham radikal yang bisa mengarah ke aksi terorisme.

“Kampus harus aktif memberikan pembinaan kepada mahasiswa dengan memberikan wawasan keagamaan dan sosial budaya yang benar. Seperti membina masjid hingga mengawasi kegiatan-kegiatan berkedok training, pengajian atau tablig akbar,” ujarnya.

Mahasiswa juga diminta untuk berpikir skeptis. Agar tidak mudah termakan dengan informasi yang tidak jelas dan hoaks.

“Jangan mudah kagum pada orang yang dianggap ulama, padahal belum jelas latar belakangnya. Selalu lakukan saring sebelum sharing informasi dan aktif mencari informasi lain sebagai pembanding,” paparnya.

Dalam kesempatan yang sama Bridgen (Pol) Hamli yang juga merupakan Direktur Pencegahan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) ini mengatakan, dari data BNPT menangani kasus terorisme, masjid kampus dan kegiatan pengajian di kampus dapat menjadi pintu masuk paham radikal kepada mahasiswa.

“Oleh karena itu BNPT giat menggandeng kampus di Indonesia dalam rangka mencegah penyebaran paham radikal di kalangan mahasiswa. Kami minta sejak dini kampus memberikan pemahaman terkait agama dan berbagai masalah sosial budaya, serta menumbuhkan rasa nasionalisme kepada mahasiswa, misalnya di saat penerimaan mahasiswa baru. Kampus juga diminta aktif membuat regulasi yang jelas di bidang kegiatan kemahasiswaan,” tuturnya.

Rektor Unej, Mohammad Hasan mengungkapkan, langkah-langkah Unej dalam menangkal paham radikal di kampus Tegalboto. Yaitu dengan dilakukan pemetaan kondisi mahasiswa.

Hasil temuannnya akan dijadikan bahan untuk merumuskan materi pencegahan radikalisme yang masuk di Mata Kuliah Umum. “Kami juga telah memberlakukan pembatasan kegiatan kemahasiswaan, hanya hingga jam sepuluh malam agar mempermudah pengawasan,” paparnya.

Sebelumnya, perkembangan kelompok Islam eksklusif transnasional di 10 Perguruan Tinggi Negeri (PTN) bergerak dengan sangat leluasa. Mereka, seperti hasil penelitian Setara Institute, tak ada beban apalagi rintangan untuk menghapus ideologi Pancasila di Indonesia.

“Dalam situasi tertentu, ini menjadi ancaman Pancasila, demokrasi, dan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI),” kata Direktur Riset Setara Institute, Halili, di Hotel Ibis Tamarin, Jakarta, Jumat, 31 Mei 2019.

Sumber: Medcom

Mengenal Harakatuna

Artikel Terkait

Artikel Terbaru