27.3 C
Jakarta
Array

Manajemen Waktu Sejak Dini

Artikel Trending

Manajemen Waktu Sejak Dini
Dengarkan artikel ini
image_pdfDownload PDF

Setiap orang tua pasti mengharapkan anaknya menjadi lebih baik. Karena anak menjadi keturunan dari keluarga. Pada hakikatnya manusia hidup sementara dan pasti akan mengalami kematian. Oleh karena itu manusia butuh generasi penerus. Harapan setiap orang tua terhadap anaknya adalah anaknya lebih baik darinya. Baik dalam segi ekonomi, pendidikan, bahkan hingga status sosial.

Semua harapan  orang tua itu sejatinya tergantung usaha orang tua yang bersangkutan dalam mendidik anaknya itu sendiri. Bagaimana mendidik anaknya memiliki imun yang lebih kuat, cara berpikir yang lebih baik, dan pola hidupnya tertata. Karena menjadi lebih baik adalah buah dari konsistensi yang terlihat sederhana namun dampaknya menjadi luar biasa.

Manajemen Waktu

Contoh kecil yang akan diambil adalah bagaimana mengajarkan manajemen waktu sejak dini. Karena banyak sekali permasalahan yang dijumpai adalah masalah disiplin waktu. Mulai dari memanfaatkan waktu yang tersedia sampai merencanakan waktu kedepannya seperti apa. Sebagaimana istilah yang sering kita dengar bahwa “waktu adalah uang” atau “kita harus menghargai waktu dengan sebaik-baiknya” .

Tapi hanya beberapa yang benar-benar memahami dan memanfaatkan waktu itu sendiri. Boleh jadi memang banyak yang tidak sadar bahwa waktu itu sangat memiliki nilai yang tinggi bahkan menjadi prioritas. Bagaimana tidak bisa diprioritaskan sedangkan momentum paling pasti dan akan terjadi pada manusia adalah kematian meskipun manusia tidak bisa memperkirakan kapan kematian itu tiba.

Lalu apa kaitannya kematian manusia dengan harapan orang tua kepada anak? Suatu harapan itu bisa dimualai sejak dini. Dimana masih ada kesempatan emas saat anaknya dalam masa pembentukan terkhusus oleh orang tuanya langsung. Sebagaimana kita bisa mengatur waktu kita sendiri, pun dengan anak-anak kita yang bisa diatur polanya melalui waktu sholat.

Sholat Lima Waktu

Kenapa sholat? jika kita perhatikan disektiar, berapa banyak masjid di daerah kita dan berapa orang yang mengisi masjid itu sendiri. Maka perlu adanya sosialisasi dalam keluarga bukan hanya membiasakan anaknya sholat di masjid. Tetapi manajemen waktu berdasarkan waktu shalat.

Khusyu’ shalatnya bukanlah dilihat saat dia sholat saja tetapi apa yang dilakukan dari sholat yang satu hingga sholat berikutnya. Maka orang tua perlu membiasakan anaknya untuk memberi patokan waktu sholat sebagai acuan beraktivitas. Misalnya, tidur siang setelah dzuhur sehingga terbiasa melaksanakan ibadah terlebih dahulu baru tidur.

Tidak sedikit selama ini yang membiasakan anaknya tidur ketika matahari mulai panas pada jam 10 pagi ke atas. Anak-anak dimasukkan ke rumah dan malah tidur siang. Hingga dewasa, banyak yang merasakan jam 10.00 – 14.00 itu waktu tidur alias mengantuk saat beraktivitas.

Jika kita hari ini memang tidak bisa mengarahkan orang lain untuk disiplin waktu dalam sholat maka usaha paling kecil adalah pada anaknya sendiri. Sehingga lahir generasi yang lebih disiplin terhadap waktu sholat. Allah sudah memberikan waktu yang ditentukan dan masing-masing terdapat keutamaan. Maka cukuplah orientasi segala aktivitas mengacu pada sholat. Panggilan Tuhan semesta Alam yang ditepati bisa mendapatkan Ridho-Nya. Sehingga kelak kita mendapatkan Surga-Nya. Aamiin.

“Demi waktu. Sesungguhnya Manusia berada dalam kerugian. Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan serta saling menasihati untuk kebenaran dan saling menasihati untuk kesabaran.” ( Q.S Al-‘Ashr :1-3)

Jika waktu itu tidak digunakan dengan baik maka manusia itu berada dalam kerugian. Artinya sangat jelas barangsiapa yang memanfaatkan waktu maka berlawanan dari merugi. Terlebih segalanya mengacu pada ketaatan Kepada Allah SWT. Maka segala orientasinya dalam hidup dalam kesehariannya adalah pada saat sholat 5 waktu.

Berapa banyak orang mencari-cari waktu yang ideal untuk menerapkan pola dalam hidup. Allah SWT sudah sediakan waktu yang 5 masing-masing memiliki keutamaan.Tetapi jika saat ini kuasa kita di Indonesia masih minim untuk menerapkan  waktu-waktu tersebut. Maka dari pribadi masing-masing dapat mengambil sikap dan memberikan pola waktu yang prioritasnya adalah sholat dan menunggu sholat berikutnya adalah diisi aktivitas dunia.

Salah satu aplikatif dari surat Adz-Dzariyat : “dan tidak aku cipatakan jin da manusia kecuali untuk beribadah”. Maka, senantiasa beribadahlah kepada Allah SWT tanpa melupakan kewajiban kita didunia.

Memang masa kanak-kanak adalah masa kebahagiaan dan masa sosialisasi dalam pembentukan kebiasaan ketika hidup sudah dewasa nanti. Maka biasakanlah anak-anak sedari dini sudah terbiasa manajemen waktu pada sholat. Anak yang sholeh yang selalu mendo’akan orang tua adalah amalan yang tidak akan terputus walau orangtuanya telah meninggal. Oleh karena itu, anak terbiasa sholat juga terbiasa mendo’akan. Insya Allah pahalanya selalu mengalir. Investasi kelak di akhirat nanti. Ketika dihisab dapat dipertanggung jawabkan bagaimana mendidik anaknya sedari dini.

Semoga kita semua diberi hidayah-Nya hingga mati dalam keadaan husnul khotimah.

Wallahu ‘alam bi al-showab

 Ghozi Basyir Amirulloh, mahasiswa kampus swasta STEI SEBI Depok. Jurusan Perbankkan Syariah.

Harakatuna
Harakatuna
Harakatuna.com merupakan media dakwah berbasis keislaman dan kebangsaan yang fokus pada penguatan pilar-pilar kebangsaan dan keislaman dengan ciri khas keindonesiaan. Transfer Donasi ke Rekening : BRI 033901002158309 a.n PT Harakatuna Bhakti Ummat

Mengenal Harakatuna

Artikel Terkait

Artikel Terbaru