28.2 C
Jakarta

Hukum Jenazah Dimandikan Jin atau Malaikat, Wajibkah Dimandikan Lagi?

Artikel Trending

Asas-asas IslamFikih IslamHukum Jenazah Dimandikan Jin atau Malaikat, Wajibkah Dimandikan Lagi?
Dengarkan artikel ini
image_pdfDownload PDF

Dari sekian banyak kewajiban seorang muslim, memandikan jenazah merupakan satu diantaranya. Semua muslim berdosa bila tak ada satupun dari mereka yang melakukannya. Kewajiban tersebut pun tidak akan gugur sampai ditunaikan sesuai dengan ketentuan yang telah diatur oleh agama.

Pada umumnya, ketika seorang muslim meninggal dunia, muslim lainnnya-lah yang memandikan jenazahnya. Ini adalah suatu hal yang biasa dan sah-sah saja. Akan tetapi bagaimana jika yang memandikan jenazah seorang muslim itu adalah jin atau malaikat? Gugurkah kewajiban memandikan jenazah tersebut bagi setiap muslim yang mengetahuinya sehingga tidak perlu memandikannya lagi?

untuk menjawabnya, mari simak ulasan berikut ini:

Sayyid Abu Bakar Utsman bin Muhammad Syatho ad-Dimyathi dalam kitabnya Hasyiyah I’anatu al-Tholibin menjelaskan bahwa yang diperintahkan untuk memandikan jenazah seorang muslim adalah kita (umat islam seluruhnya). Oleh karenanya apabila ada seorang jenazah telah dimandikan malaikat, hal itu tidak dapat menggugurkan kewajiban seluruh muslim. Dengan kata lain, apa yang sudah dilakukan oleh malaikat itu belum dianggap cukup sebagai sebuah bentuk pelaksanaan kewajiban sehingga jenazah tersebut wajib dimandikan lagi.

Alasan mengapa jenazah itu wajib dimandikan lagi adalah karena malaikat -menurut para ulama- tidak masuk dalam kategori mukallaf (pihak-pihak yang terkena taklif). Sedangkan sebuah kewajiban baru dianggap sudah dilaksanakan Ketika kewajiban itu dilaksanakan oleh pihak-pihak yang dikenai kewajiban tersebut yakni mukallaf. (Abdul Wahhab Kholaf, Ushul Fiqh Wahhab Kholaf). Mudahnya, jika yang dikenai kewajiban adalah manusia maka manusia-lah yang harus menunaikannya.

BACA JUGA  Begini Hukum Wanita I'tikaf di Masjid pada Malam Lailatul Qadar

Beda halnya jika yang memandikan jenazah tadi adalah jin, maka ada dua pendapat; menurut Imam ar-Romli hal itu sudah dianggap cukup dan dapat menggugurkan kewajiban muslim seluruhnya sehingga jenazah tersebut tidak usah (tidak wajib) dimandikan lagi. Sementara menurut Ibnu Hajar sebaliknya, hal itu tidak dianggap cukup dan tidak dapat menggugurkan kewajiban seluruh muslim sehingga jenazah tadi wajib dimandikan lagi. (Muhammad Khotib as-Syarbini, Mūghnī al-Muhtāj Ilā Ma’rifat Ma’ānī Alfādzi al-Minhāj, Juz 2 Hal 8)

Perbedaan ini muncul dari satu pertanyaan dasar; “apakah jin termasuk mukallaf atau tidak?”. Menurut pendapat pertama, jin termasuk mukallaf. Menurut pendapat kedua, jin tidak termasuk mukallaf.

Pada intinya, jenazah seorang muslim tidak wajib dimandikan lagi jika sudah dimandikan seorang mukallaf dan sebaliknya, jenazah seorang muslim wajib dimandikan lagi bila tidak dimandikan oleh pihak-pihak yang berkewajiban (mukallaf).

Achmad Fawaid, Mahasantri Ma’had Aly Situbondo

 

Harakatuna
Harakatuna
Harakatuna.com merupakan media dakwah berbasis keislaman dan kebangsaan yang fokus pada penguatan pilar-pilar kebangsaan dan keislaman dengan ciri khas keindonesiaan. Transfer Donasi ke Rekening : BRI 033901002158309 a.n PT Harakatuna Bhakti Ummat

Mengenal Harakatuna

Artikel Terkait

Artikel Terbaru