26.1 C
Jakarta

Hikmah Ramadhan: Orang yang Berpuasa Mendapatkan Dua Kebahagiaan

Artikel Trending

KhazanahOpiniHikmah Ramadhan: Orang yang Berpuasa Mendapatkan Dua Kebahagiaan
Dengarkan artikel ini
image_pdfDownload PDF

Orang yang berpuasa tidak melulu menahan lapar dan dahaga di siang hari. Akan tetapi orang yang berpuasa dapat menciptakan kebahagian yang tidak akan dirasakan oleh orang yang tidak menjalankannya. Bukan hanya di dunia, orang yang berpuasa juga akan mendapatkan kebahagiaan di akhirat kelak. Hal ini seperti diriwayatkan oleh Imam Bukhori dan Imam Muslim bahwa Rasulullah SAW Bersabda:

لِلصَّائِمِ فَرْحَتَانِ : فَرْحَةٌ عِنْدَ فِطْرِهِ، وَفَرْحَةٌ عِنْدَ لِقَاءِ رَبِّهِ

“Bagi orang berpuasa ada dua kebahagiaan: yaitu kebahagiaan ketika berbuka, dan ketika berjumpa Rabbnya bahagia karena puasanya.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Dalam hadis tersebut dijelaskan bahwa kebahagian pertama adalah ketika berbuka puasa. Ketika seorang berbuka, ada perasaan lega karena ia kuat menahan hal yang dilarang saat puasa hingga waktu Magrib tiba. Di samping itu, ada rasa syukur yang tak terhingga atas setiap karunia sajian untuk ketika berbuka puasa. Belasan jam lamanya menahan makan dan minum, momentum buka puasa menjadi kebahagiaan tersendiri saat boleh kembali memenuhi kebutuhan perut dan sekitarnya.

Di saat inilah muncul sebuah rasa bahagia pada hati seseorang yang berpuasa. Kebahagiaan tersebut hadir karena ia mampu menuntaskan perintah Allah SWT, yaitu menahan lapar, dahaga, serta hal lain yang dapat membatalkannya.

Kemudian kebahagiaan kedua adalah kebahagian secara ruhaniah. Yaitu ketika seorang hamba mampu berjumpa dengan Sang Penciptanya sebab puasa. Kebahagiaan ini tentu hanya akan dirasakan oleh mereka yang berpuasa secara total. Dalam arti, tidak hanya menahan diri dari perihal yang bisa membatalkan puasa secara fikih semata, melainkan juga menahan lisan dari perkataan dan perbuatan yang tidak baik, juga dari hati yang lalai terhadap Allah SWT.

BACA JUGA  Memaknai Toleransi Beragama dan Menyudahi Radikalisme

Kebahagiaan kedua ini disebut dengan kebahagiaan yang hakiki. Hal itu dikatakan karena seseorang bisa menghadap dan berjumpa dengan Tuhan tanpa ketakutan azab-Nya yang berat. Justru orang yang berpuasa dengan totalitas tinggi akan menjadi hamba yang saat bertemu dengan Allah, ia dalam keadaan bahagia. Karena orang tersebut menghadap Allah dengan membawa iman, Islam, ketaatan, dan hati yang selamat.

Perlu diketahui, bahwa ibadah puasa itu berbeda dengan ibadah-ibadah lainnya. Karena pahala puasa hanya bisa diketahui oleh Allah SWT. Seperti disebutkan dalam hadis kudsi yang artinya “Setiap amalan manusia adalah untuknya kecuali puasa, sebab ia hanyalah untukku dan Aku yang akan memberikan ganjaran padanya secara langsung”.

Dari sini, dapat disimpulkan bahwa seorang berpuasa akan mendapatkan dua kebahagiaan. Pertama kebahagiaan di dunia, yaitu ketika berbuka puasa. Lalu yang kedua adalah kebahagiaan di akhirat, yaitu ketika bertemu dengan Allah SWT dengan membawa pahala puasa. Semoga kita semua mendapatkan dua kebahagiaan tersebut, baik di dunia maupun di akhirat. Amin.

Ridwan Bahrudin
Ridwan Bahrudin
Alumni Universitas Al al-Bayt Yordania dan UIN Jakarta.

Mengenal Harakatuna

Artikel Terkait

Artikel Terbaru