Harakatuna.com. Lamongan – Sigap, sejak pertama kali kegiatan bermula, pada (25/3) lalu, Dinas Pengembangan Masyarakat Desa (DPMD) program Desa Cegah Radikalisme (DCR) kini telah menyasar beberapa desa untuk pembinaan.
Gagasan DCR ini tercatat oleh Badan Nasional Pencegahan Terorisme (BNPT). Gerakan mereka sebagai cikal bakal gerakan massal penolakan ideologi radikalisme yang melibatkan warga sipil. Lamongan ini memiliki semangat dan kesadaran yang tinggi untuk pencegahan radikalisme.
Kepala Dinas Pengembangan Masyarakat Desa (DPMD) Lamongan, Khusnul Yaqin sangat antusial. Pihaknya mengatakan, program DCR sudah dalam proses pemilihan desa sebagai target awal pengembangan DCR di Lamongan. Terutama untuk mengatasi persebaran radikalisme yang semakin marak.
“Di tahun pertama ini kami telah mengincar beberapa desa untuk program DCR. Tentunya dengan spesifikasi yang telah kami tentukan bersama,” kata Khusnul, Jum’at (16/4).
“Untuk desanya belum bisa kami bocorkan, namun nanti akan dilakukan merata dengan ketentuan Lamongan bagian utara satu desa dan seterusnya, besar kemungkinan tiap kecamatan satu desa,” jelas Khusnul.
Ide DCR ini, terang Khusnul, akan berdampak pada kehidupan warga Lamongan secara keseluruhan, perubahan seperti kesadaran warganya hingga pelajaran saling menghargai akan dihadirkan. Meski program DCR tidak mendapat suntikan dana dari Pemerintah Daerah, Khusnul tetap optimis wacana DCR bisa berjalan maksimal.
“Maksimal bisa seperti Desa Balun di Kecamatan Turi, tapi kalau tidak ya minimal bisa menghargai dan sadar bahaya radikalisme itu sudah bagus,” terangnya