34.8 C
Jakarta
Array

Obat Segala Macam Penyakit

Artikel Trending

Obat Segala Macam Penyakit
Dengarkan artikel ini
image_pdfDownload PDF

Berdasararkan pengamatan dan penelitian orang jaman dulu, atau orang jawa menyebutnya dengan ilmu titen, menyatakan bahwasanya jenis penyakit itu selalu bertambah dan berkembang sesuai dengan bertambahnya dan majunya zaman, kata mereka penyakit jaman sekarang itu aneh-aneh, mulai dari Namanya dan juga penyebabnya, padahal kata mereka penyakitnya orang dahulu itu sederhana-sederhana, paling yang cuma pegel linu, encok, dan cara mengobatinya juga sederhana.

Menurut perkataan mereka, orang jaman dahulu atau penulis menyebutnya orang yang lahir pada masa kolonialisme yang sampai sekarang masih hidup, bahwasanya daya tahan tubuh orang jaman sekarang itu lemah-lemah, sangat jauh berbeda dengan daya tahan orang terdahulu, padahal jika dilihat dari soal makan dan gizi, orang jaman sekarang jauh lebih mendapatkan suplai makanan dan gizi yang memadai dari pada orang jaman dahulu.

Jangankan mendapatkan gizi, untuk mendapatkan makan saja orang terdahulu sangatlah susah, mereka biasanya mengkonsumsi Gaplek yang harganya jauh lebih terjangkau dari pada beras, sedangkan untuk memberikan gizi pada bayi, mereka menggunakan air Tajen (air dari masakan nasi) sebagai ganti dari susu. Walaupun makanan dan gizi orang terdahulu bisa dikatakan kurang akan tetapi daya tahan tubuh mereka sangat stabil dan kuat-kuat bila dibandingkan orang jaman sekarang.

Menurut hemat penulis, kenapa daya tahan tubuh mereka lebih kuat karena zaman dahulu mereka biasa bersusah payah karena tiadanya teknologi yang membuatnya mereka untuk menikmati hidup yang praktis, sebagai contoh karena belum ada kendaraan, untuk bepergian orang jaman dahulu rela berjalan jauh, dan ini membuat daya tahan tubuh mereka lebih kuat. Sedangkan orang jaman sekarang selalu mengandalkan kendaraan walaupun untuk bepergian dalam jarak yang dekat,

Memang sudah menjadi kodrat manusia bergerak menuju suatu hal yang praktis, kepraktisan dalam hidup inilah yang menurut hemat penulis menjadi salah satu yang menyebabkan perbedaan daya tahan tubuh orang jaman dahulu dan sekarang berbeda. Memang sekarang dunia semakin maju dan canggih, dunia kedokteran berkembang pesatnya, akan tetapi jenis penyakit juga ikut berkembang juga. Mungkin itulah yang menjadi hukum alam.

Bukan maksud penulis disini untuk membandingkan antara zaman dahulu dan sekarang, dengan mengatakan orang zaman dahulu daya tahannya lebih kuat dibanding orang jaman sekarang, akan tetapi penulis berusaha menyelidiki kenapa hal ini bisa terjadi..? ternyata hal yang menyebabkan ini adalah kepraktisan dalam hidup, orang jaman dahulu memang susah payah dalam tenaga dan praktis dalam pikiran, dan semoga orang jaman sekarang yang sudah praktis dalam tenaga semoga tidak praktis dalam cara berpikirnya.

Dengan praktisnya hidup dijaman sekarang baik dalam tenaga ataupun pikiran, sehingga menyebabkan orang menjadi mudah sakit, baik sakit fisiknya maupun penyakit psikisnya. Seperti orang dahulu berkata bahwasanya penyakitnya orang jaman sekarang aneh-aneh, namanya juga aneh. Kebanyakan nama penyakitnya menggunakan nama latin atau barat yang orang Indonesia, khususnya orang Jawa kesulitan untuk melafalkanya.

Secara fisik, banyak timbul penyakit yang sampai sekarang belum ditemukan obatnya, seperti HIV dan hal ini menyebabkan orang yang mengalaminya sangat stress. Tidak hanya HIV saja banyak penyakit yang sulit disembuhkan, bahkan para dokter juga sulit untuk mendiagnosa dan menyembuhkan penyakitnya, sedangkan secara psikis, orang jaman sekarang banyak yang mengalami stress dan berujung pada tindakan bunuh diri, kita lihat saja negara maju seperti Amerika dan Korea, banyak warganya yang bunuh diri. Mereka melakukan tindakan nekat ini karena merasa menanggung beban hidup yang sangat berat, tekanan hidup di zaman sekarang banyak yang membuat orang menjadi stress jika tidak kuat imannya. Yang jadi pertanyaan sekarang apakah benar ada penyakit baik fisik atau psikis yang tidak bisa disembuhkan…? 

Untuk menjawab pertanyaan ini, penulis coba sadurkan pendapat salah satu sarjana kenamaan asal Indonesia melalui buku karyanya, Futuhatul Madaniyah Fis Su’bil Imaniyah, yaitu Muhammad Nawawi Albantani, sebenarnya buku ini menerangkan cabang-cabang keimanan yang wajib dimiliki oleh setiap muslim, cabang iman yang dibahas beliau dalam bukunya ini berjumlah delapan puluh delapan, nah cabang keimanan yang ke sembilan yaitu mengagungkan Nabi Muhammad SAW, dan salah satu cara mengagungkanya adalah dengan mengikuti gaya hidupnya (Sunnah Nabi), baik dalam perbuatan maupun ucapannya.

Muhammad Nawawi menceritakan bahwasanya pada zaman dahulu hidup seorang lelaki yang mengidap penyakit Judham (kusta), orang ini telah berobat kemana saja, dan semua dokter telah mendiagnosa bahwasanya tidak ada obat yang bisa menyembuhkan penyakitnya, dengan perasaan kecewa lelaki tersebut berjalan menuju rumahnya, ditengah perjalanan ia bertemu dengan seorang lelaki bernama Sa’ad Su’udi yang mempunyai iman kuat terhadap hadist Nabi, kemudian ia bertanya, kenapa engkau tidak mengobati penyakitmu..? semua dokter telah mendiagnosa bahwasanya tiada obat satupun yang bisa menyembuhkan penyakitku ini. Dengan suara lantang Sa’ad Su’udi menjawab semua dokter itu bohong, bahwasanya Nabi yang selalu benar ucapannya telah bersabda bahwasanya Hubbautus Sauda merupakan penyembuh dari segala macam penyakit. 

Kemudian Sa’ad Su’udi memberikan lelaki terebut Hubbautus Sauda dan madu, campurkalah kedua barang ini, dan oleskan kesemua tubuhmu. Setelah lelaki itu mengoleskannya kesemua tubuhnya, beberapa saat kemudian kulitnya yang terkena kusta mengelupas dan digantikan dengan kulit yang baru. Melihat kejadian ini semua dokter yang telah mendiagnosis lelaki tersebut menjadi terheran-heran.

Dari sini dapat diambil sebuah kesimpulan bahwasanya obat dari segala macam penyakit, baik penyakit fisik ataupun penyakit psikis yaitu satu, mengikuti gaya hidup Nabi, beriman kepadanya dengan melaksanakan perintahnya dan menjauhi laranganya. 

[zombify_post]

Ahmad Khalwani, M.Hum
Ahmad Khalwani, M.Hum
Penikmat Kajian Keislaman

Mengenal Harakatuna

Artikel Terkait

Artikel Terbaru