26.5 C
Jakarta

Tafsir Surat An-Nahl Ayat 125: Metode Dakwah yang Ideal di Tengah Masyarakat Plural

Artikel Trending

Asas-asas IslamTafsirTafsir Surat An-Nahl Ayat 125: Metode Dakwah yang Ideal di Tengah Masyarakat...
Dengarkan artikel ini
image_pdfDownload PDF

Sebagai orang Islam patut kita menyebarkan Islam kepada khalayak umum dengan cara yang baik dan metode dakwah sopan santun dalam mengajak untuk memeluk agama Allah. Karena ketika dalam mengajak dengan paksaan atau dengan cara yang keras malah hal itu bisa merusak citra islam, padahal Nabi Muhammad diutus itu menyempurnakan akhlak ummatnya. Dari situ bisa dikatakan agama Islam ini dibangun dengan akhlak yang baik dan terpuji dalam menjalani kehidupan lebih lebih dalam media berdakwah.

Ketika melihat fenomena pada dewasa ini, banyak sekali para pendakwah yang bermunculan dengan metode dakwah yang berbeda-beda. Adanya kalanya dengan metode santun dan penuh hikmah. Adakalanya juga dengan metode yang sangat keras dan menggebu-gebu dalam dakwahnya. Padahal ketika mengunakan metode yang sangat keras dan menggebu-gebu justru akan sulit apa yang disampaikannya masuk ke dalam hati para pendengarnya. Maka dari itu islam mengajarkan bagaimana metode dakwah yang baik, yang sesuai dengan tentutan al-Qur’an.

Dalam Islam setidaknya ada cara mengajak (Berdakwah) yang paling ideal ketika kita membaca surat An-Nahl Ayat 125 disana disebutkan bahwa dakwah yang paling ideal menurut islam.

 ادْعُ إِلَىٰ سَبِيلِ رَبِّكَ بِالْحِكْمَةِ وَالْمَوْعِظَةِ الْحَسَنَةِ وَجَادِلْهُمْ بِالَّتِي هِيَ أَحْسَنُ ۚ إِنَّ رَبَّكَ هُوَ أَعْلَمُ بِمَنْ ضَلَّ عَنْ سَبِيلِهِ ۖ وَهُوَ أَعْلَمُ بِالْمُهْتَدِينَ

“Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk”QS. an-Nahl [16]:125.

BACA JUGA  Tafsir Ayat Perang: Melihat Konteks Qs. al-Taubah [9]: 29 dalam Tafsir Buya Hamka

Dari  ayat di atas bisa diklasifikasikan metode dakwah ada 3 yaitu Cara Al-Hikmah, Mauidhoh Hasanah dan Mujadalah

Adapun yang Pertama dengan cara berdakwah mengedepakan sikap kebijkasanaan dalam mengajak umat menuju jalan Allah Swt yang didasari dengan keilmuwan yang ada, sehingga di dalam menjalankan ajaran-ajaran Islam selanjutnya mereka tidak lagi merasa terpaksa atau keberatan . Didalam Tafsir Ibnu Jauzi disana yang di maksud Al-Hikmah yaitu ada tiga pendapat yang pertama mengajak dengan berdasarkan al-Qur’an yang kedua berdasarkan pemahaman Fiqih sedangkan yang terakhir dengan risalah kenabian.

Yang kedua dengan cara Mauidhoh Hasanah yaitu Berdakwah dengan cara menyampaikan nasehat-nasehat menyampaikan ajaran islam dengan cara sopan santun lemah lembut dan santun sehingga yang disampaikan bisa menyentuh hati mereka. Sedangkan yang terakhir dengan cara Mujadalah yaitu dengan cara berdialog, bertukar pikiran, beragumen dengan kata kata yang baik yang didasari ilmu serta mengemuakan dalil aqli (logika) dan naqli (nash Quran dan hadits), dengan tidak memberikan tekanan-tekanan dan tidak pula dengan menjelekkan yang menjadi mitra dakwah.

Ketika 3 Konsep dakwah itu dilakukan dengan baik, maka agar menimbulkan efeknya begitu luar biasa dan menjadikan agama islam menjadi agama yang sopan santun dalam mengajak umat jalan yang lurus tanpa ada paksaan sama sekali dalam beragama. “Dakwah itu mengajak bukan mengejek, merangkul bukan memukul, menyayangi bukan menyaingi, mendidik bukan membidik, membina bukan menghina, mencari solusi bukan mencari simpati, membela bukan mencela,” kata kiai Miftah pada Acara Musyawarah Nasional X MUI Pusat di Jakarta, Kamis (26/11).

Muhammad Sirojudin

 

Harakatuna
Harakatuna
Harakatuna.com merupakan media dakwah berbasis keislaman dan kebangsaan yang fokus pada penguatan pilar-pilar kebangsaan dan keislaman dengan ciri khas keindonesiaan. Transfer Donasi ke Rekening : BRI 033901002158309 a.n PT Harakatuna Bhakti Ummat

Mengenal Harakatuna

Artikel Terkait

Artikel Terbaru