Harakatuna.com. Tepi Barat – Pasukan keamanan Maroko menangkap 25 orang bulan ini karena dicurigai mendukung kelompok Islamic State of Iraq and Syria (ISIS) dan merencanakan serangan “teroris” di kerajaan itu.
Penangkapan itu terjadi di beberapa kota pada awal bulan ini, Desember. Langkah ini penting aparat lakukan sebagai bagian dari upaya berkelanjutan menyelematkan warganya. Selain itu, aksi ini juga untuk memerangi bahaya teroris yang ditengarai telah manyusun rencana aksi serangan. Menurut sejumlah sumber, beberapa tersangka telah dirujuk ke pengadilan.
Laporan pada hari Sabtu (18/12/2021) mengatakan bahwa selama operasi, pihak berwenang menyita sejumlah senjata, termasuk senjata api dan amunisi, serta dokumen tentang pembuatan bom dan materi “memuliakan kelompok Daesh.”
Mereka mengatakan, penyelidikan mengungkapkan para tersangka berencana untuk melakukan serangan teroris “khusus” di dalam Maroko.
Polisi kontra-terorisme mengatakan, bahwa mereka telah menggagalkan dugaan plot bom Daesh dan menangkap seorang yang diduga pendukung kelompok tersebut, bekerja sama dengan dinas intelijen Amerika Serikat.
Sumber keamanan mengatakan kepada AFP bahwa operasi itu “tidak ada hubungannya” dengan penangkapan awal bulan ini.
Pada 6 Oktober, polisi kontra-terorisme mengumumkan pembongkaran “sel teror” di utara kota Tangiers dan penangkapan lima tersangka yang dituduh merencanakan serangan bom.
Sejak 2002, polisi Maroko mengaku telah membongkar 2.000 “sel teror” dan menangkap 3.500 orang dalam kasus-kasus yang terkait dengan teror.