28.4 C
Jakarta

Suka Bermain, Perhatikan 4 Hukum Bermain Dalam Islam

Artikel Trending

Asas-asas IslamSyariahSuka Bermain, Perhatikan 4 Hukum Bermain Dalam Islam
image_pdfDownload PDF

Harakatuna.com – Bermain adalah hal yang biasa dilakukan oleh setiap manusia, terlebih anak yang masih kecil. Namun demikian, sekarang ini banyak pula orang dewasa yang kecanduan bermain, seperti bermain game online. Dalam Islam bermain itu memiliki 4 hukum, maka sebagai orang yang beriman harus paham mana yang bermain yang dilarang dan yang diperbolehkan.

Dalam kitab Mausu’ah Fiqhiyyah Kuwaitiyyah dijelaskan bahwa hukum bermain itu ada 4 yaitu mubah, dianjurkan, makruh, dan haram.

اللَّعبُ مِنْهُ مَا هُوَ مُبَاحٌ وَمِنْهُ مَا هُوَ مُسْتَحَبٌّ وَمِنْهُ مَا هُوَ مَكْرُوهٌ وَمِنْهُ مَا هُوَ مُحَرَّم

Artinya: “Permainan itu ada yang mubah, ada yang dianjurkan, makruh, dan haram”. 

فَمِنَ اللَّعِبِ الْمُبَاحِ الْمُسَابَقَةُ الْمَشْرُوعَةُ عَلَى الأْقْدَامِ وَالسُّفُنِ وَنَحْوِ ذَلك وَإِبَاحَةُ اللَّعِبِ إِنَّمَا يَكُونُ بِشَرْطِ أَنْ لاَ يَكُونَ فِيهِ دَنَاءَةٌ يَتَرَفَّعُ عَنْهَا ذَوُو الْمَرُوءَاتِ، وَبِشَرْطِ أَنْ لاَ يَتَضَمَّنَ ضَرَرًا فَإِنْ تَضَمَّنَ ضَرَرًا لإِنْسَانٍ أَوْ حَيَوَانٍ كَالتَّحْرِيشِ بَيْنَ الدُّيُوكِ وَالْكِلاَبِ وَنِطَاحِ الْكِبَاشِ وَالتَّفَرُّجِ عَلَى هَذِهِ الأْشْيَاءِ فَهَذَا حَرَامٌ، وَبِشَرْطِ أَنْ لاَ يَشْغَل عَنْ صَلاَةٍ أَوْ فَرْضٍ آخَرَ أَوْ عَنْ مُهِمَّاتٍ وَاجِبَةٍ فَإِنْ شَغَلَهُ عَنْ هَذِهِ الأْمُورِ وَأَمْثَالِهَا حَرُمَ، وَبِشَرْطِ أَنْ لاَ يُخْرِجَهُ إِلَى الْحَلِفِ الْكَاذِبِ وَنَحْوِهِ مِنَ الْمُحَرَّمَاتِ 

Artinya: “Permainan yang mubah itu seperti lomba lari, lomba perahu dan lain sebagainya. Syaratnya adalah, tidak merendahkan dan menghina kehormatan diri, tidak menyebabkan kerugian, kesengsaraan untuk diri sendiri, orang lain, binatang yang digunakan untuk bermain, seperti mengadu antara ayam dan anjing, mengadu ayam, tidak melupakan waktu shalat wajib maupun kewajiban lainnya, tidak sembarangan mengucapkan sumpah atau janji palsu, dan segala perbuatan yang haram”.

BACA JUGA  Karena Kesibukan, Bolehkah Shalat Tarawih Sendirian di Rumah?

وَمِنَ اللَّعِبِ الْمُسْتَحَبِّ الْمُنَاضَلَةُ عَلَى السِّهَامِ وَالرِّمَاحِ وَالْمَزَارِيقِ وَكُل نَافِعٍ فِي الْحَرب

Artinya: “Sedangkan permainan yang dianjurkan adalah: memanah pada sasaran, dan setiap perkara yang manfaat bagi perang. Bila ditarik dalam konteks kekinian, khususnya dalam negara yang notabene damai, maka diperbolehkan bermain game yang bermanfaat seperti memiliki unsur pendidikan”.

وَمِنَ اللَّعِبِ الْمَكْرُوهِ اللَّعِبُ بِالطَّيْرِ وَالْحَمَامِ لأِنَّهُ لاَ يَلِيقُ بِأَصْحَابِ الْمَرُوءَاتِ وَالإْدْمَانُ عَلَيْهِ قَدْ يُؤَدِّي إِلَى إِهْمَال الْمَصَالِحِ وَيَشْغَل عَنِ الْعِبَادَاتِ وَالطَّاعَاتِ

Artinya: “Kemudian permainan yang makruh adalah bermain burung merpati (adu merpati) yang tidak memiliki kepantasan bagi kehormatan diri. Bahkan cenderung membuang nilai kemaslahatan dan jauh dari unsur ibadah”.

وَمِنَ اللَّعِبِ الْمُحَرَّمِ عِنْدَ الْفُقَهَاءِ: كُل لُعْبَةٍ فِيهَا قِمَارٌ لأِنَّهَا مِنَ الْمَيْسِرِ الَّذِي أَمَرَ اللَّهُ بِاجْتِنَابِهِ

Artinya: “Adapun permainan yang diharamkan adalah setiap permainan yang mengandung unsur judi yang dilarang oleh Allah”.

Dari keterangan ini menjadi jelas, jika seseorang ingin bermain maka bermainlah dengan permainan yang diperbolehkan dalam Islam. Wallahu A’lam Bishowab.

Ahmad Khalwani, M.Hum
Ahmad Khalwani, M.Hum
Penikmat Kajian Keislaman

Mengenal Harakatuna

Artikel Terkait

Artikel Terbaru