30.9 C
Jakarta

Bakesbangpol Bojonegoro Tangkal Radikalisme, Ajak Pemuda Jadi Agen Perdamaian

Artikel Trending

AkhbarDaerahBakesbangpol Bojonegoro Tangkal Radikalisme, Ajak Pemuda Jadi Agen Perdamaian
image_pdfDownload PDF

Harakatuna.com. Bojonegoro – Radar Bojonegoro – Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Bakesbangpol) Kabupaten Bojonegoro menggelar acara serasehan menangkal radikalisme dan terorisme. Sarasehan yang edukatif berlangsung di Pendapa Malawapati Pemkab Bojonegoro Rabu (26/7). Bakesbangpol ajak pemuda jadi agen perdamaian.

Sarasehan dengan tema Menangkal Radikalisme, Merajut Persatuan, Merawat Kebhinekaam untuk Indonesia ini dihadiri sebanyak 150 peserta. Terdiri utusan organisasi kemasyarakatan (ormas), pengurus pondok pesantren (ponpes), badan eksekutif mahasiswa (BEM) dan resimen mahasiswa (menwa), pengurus agama Islam Kementerian Agama, dan perwakilan siswa SMA dan madrasah aliyah (MA).

Acara dihadiri Bupati Bojonegoro Anna Muawanah beserta jajaran forum koordinasi pimpinan daerah (Forkopimda). Juga, menghadirkan dua narasumber, yakni Direktur Eksekutif Jaringan Moderat Indonesia (JMI) Islah Bahrawi dan Direktur Kuliah Perkajian Online Bojonegoro Lukman Hakim.

Kepala Bakesbangpol Bojonegoro Mahmudi mengatakan, serasehan ini untuk membentengi generasi muda dari pengaruh radikalisme. Selanjutnya, menanamkan jiwa toleransi dan perdamaian sejak dini di lingkungan keluarga, sekolah, dan kampus.

Juga, menumbuhkan kepedulian, kepekaan, dan pencegahan dari pengaruh radikalisme dan ancaman terorisme di lingkungan sekitar. Dalam menangkal propaganda radikalisme dan terorisme membutuhkan kalangan generasi muda cerdas teknologi, kreatif, dan inovatif., ujarnya.

BACA JUGA  Ansor Tolak Pengajian Ustaz Riza Basalamah di Surabaya

Berdasar Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), menurut Mahmudi, radikalisme akan meningkat saat tahun politik, tepatnya pada 2023 dan 2024. Kondisi tersebut harus diwaspadai bersama.

Juga, mengajak seluruh pemuda menjadi agen perdamaian menunjukan pesan-pesan damai menangkal propaganda radikalisme dan terorisme kian masif di dunia maya.

Bupati Anna Muawanah mengatakan, berbicara radikalisme ini sudah hampir dua dekade. Di era 2.000-an, mulai keterbukaan media, komunikasi, dan teknologi. Disitulah dunia mulai tanpa batas. Sekarang radikalisme bisa menghantui setiap hari. Seperti, menerima berita tidak terfilterkan sumbernya. Itu merupakan bibit-bibit dari radikalisme, jelasnya.

Bu Anna berharap, ke depan ada salah satu mekanisme atau manajemen pengendalian media sosial. Dan, pemerintah mampu melakukannya dan membuat satu sentral komunikasi internal agar semua bisa terkontrol baik. Mari sama-sama melawan radikalisme, baik secara fisik atau digitalisasi, ujarnya.

Ahmad Fairozi
Ahmad Fairozihttps://www.penasantri.id/
Mahasiswa UNUSIA Jakarta, Alumni PP. Annuqayah daerah Lubangsa

Mengenal Harakatuna

Artikel Terkait

Artikel Terbaru