30.1 C
Jakarta

Serial Pengakuan Mantan HT (LIII-IX): Ed Husain, Mantan HT Membongkar Kebusukan Sistem Khilafah Islamiyyah

Artikel Trending

KhazanahInspiratifSerial Pengakuan Mantan HT (LIII-IX): Ed Husain, Mantan HT Membongkar Kebusukan Sistem...
Dengarkan artikel ini
image_pdfDownload PDF

Harakatuna.com. Ideologi Hizbut Tahrir (HT) telah tersebar di pelbagai negara. Banyak yang terpapar ideologi menyesatkan ini. Salah satunya, Ed Husain. Dia pernah menjadi aktivis militan pejuang Khilafah HT di London Inggris.

Husain dibesarkan di tengah-tengah lingkungan keluarga yang sangat terbuka, moderat, dan memahami agama Islam sebagai kultur yang kental akan tradisi sufi seperti maulid Nabi, majlis dzikir, semaan Al-Qur’an, dan beberapa kegiatan tarekat lainnya. Ayahnya termasuk pengikut tarekat dan di rumahnya sering digelar kegiatan-kegiatan tarekat.

Husain terpapar ideologi HT lewat temannya sehingga ia mulai aktif di pelbagai kegiatan kampus dan masjid. Kemudian, ia mulai menempelkan kata-kata Hasan Al-Banna di dinding kamarnya: “Allah adalah Tuhan kami, Muhammad adalah pemimpin kami, Al-Qur’an adalah konstitusi kami, dan jihad adalah jalan kami, dan syahid adalah keinginan kami.”

Sang ayah tetiba membaca kalimat Hasan Al-Banna yang ditempel di dinding. Air matanya bercucuran seraya menjelaskan: “Anakku, Nabi Muhammad bukanlah pemimpin kita. Dia adalah guru junjungan kita. Santapan rohani kita. Al-Qur’an bukanlah dokumen politik. Islam bukan sebuah konstitusi, melainkan sumber kedamaian bagi hati yang beriman.”

Keterlibatan Husain dengan HT sering membuat dirinya congkak. Merasa hanya dia seorang yang berada dalam kebenaran, sementara yang tidak. Akibatnya, dia sering mengkafirkan dan mengthaghutkan orang lain. Termasuk yang dikafirkan adalah keluarga dan orangtuanya sendiri.

BACA JUGA  Serial Pengakuan Eks Napiter (C-LI-XXXVIII): Eks Napiter Poso Mie Kembali ke Pangkuan NKRI

Memang di dalam HT didoktrin bagaimana pengikutnya membenci bahkan memusuhi non-muslim dan muslim yang munafik, yaitu muslim yang muslim yang bersikap lembut kepada non-muslim sekaligus mentaati sistem pemerintahan yang thaghut, yaitu sistem demokrasi. HT mengklaim bahwa demokrasi adalah buatan manusia sementara Al-Qur’an adalah kitab yang dikarang oleh Allah. Di mana Al-Qur’an ini diturunkan untuk dijadikan sebagai konstitusi dan undang-undang.

Di tengah pengembaraan ideologinya Husain dipertemukan dengan seorang HT yang berkelahi dengan sekelompok orang berkulit hitam. Orang HT mengeluarkan belati dan menusuknya hingga meninggal dunia. Peristiwa ini yang mengantarkan Husain refleksi atas ideologi HT yang dia anut. Inilah menjadi awal kebimbangan Husain.

Akhirnya, Husain mendapatkan hidayah sehingga menyadari bahwa dia hanyalah korban brainwash HT dalam mewujudkan negara Islam dengan sistem Khilafah. Kesadaran ini muncul setelah membaca teori-teori politik Hegel, Marx, hingga Roesseu. Ternyata, beberapa politik HT yang dibukukan oleh pendirinya Taqiyuddin an-Nabhani copy-paste dari pemikiran teori-teori politik barat, seperti ungkapan Hegel yang populer, “Negara adalah langkah Tuhan di dunia.”

Nah, Husain berkesimpulan bahwa tidak ada Khilafah dan menjadikan Islam sebagai negara. Karena, Islam tidak mewariskan hal-hal yang bersifat politik dengan segala konsep dan semangatnya.[] Shallallah ala Muhammad.

*Tulisan ini disadur dari cerita Ed Husain yang dimuat dalam tulisan resensi Qowim Musthofa

Dr. (c) Khalilullah, S.Ag., M.Ag.
Dr. (c) Khalilullah, S.Ag., M.Ag.
Penulis kadang menjadi pengarang buku-buku keislaman, kadang menjadi pembicara di beberapa seminar nasional

Mengenal Harakatuna

Artikel Terkait

Artikel Terbaru