28 C
Jakarta

Skema Pentahelix BNPT Bisa Persempit Ruang Gerak Kelompok Radikal Terorisme

Artikel Trending

AkhbarNasionalSkema Pentahelix BNPT Bisa Persempit Ruang Gerak Kelompok Radikal Terorisme
Dengarkan artikel ini
image_pdfDownload PDF

Harakatuna.com. Jakarta – Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) menerapkan skema pentahelix pada 2022. Skema ini digunakan untuk mencegah dan menanggulangi aksi terorisme serta radikalisme.

Konsep pentahelix menggunakan seluruh potensi dalam membentuk kekuatan nasional melawan ideologi radikalisme dan terorisme. Melibatkan lima unsur, yakni pemerintah, akademisi, dunia usaha, masyarakat dan media.

“Konsep (pentahelix) ini saya optimistis berjalan dan berhasil. Gagasannya sudah cukup dan sudah seharusnya,” kata anggota kelompok ahli BNPT, Hamdi Muluk dalam keterangan, Kamis (24/2).

Hamdi menilai konsep pentahelix memiliki banyak kelebihan, di antaranya berperan menghubungkan kelima komponen penting di masyarakat. Hal tersebut diharapkan mampu mempersempit ruang gerak kelompok radikal terorisme.

“Jadi memang bagusnya lima komponen pentahelix itu nyambung dan bisa bersinergi satu sama lain sehingga ruang gerak dari kelompok radikal terorisme akan semakin sempit,” tuturnya.

Guru Besar Psikologi Politik UI ini mengamati pola pergerakan kelompok radikal terorisme secara masif dapat masuk ke dalam berbagai sektor vital, seperti pemerintahan maupun lembaga pendidikan.

BACA JUGA  Kepala BNPT Sebut Ideologi Kekerasan Bertentangan dengan Peradaban Manusia

“Mereka (teroris) ini militan, ekstrem dan totalitas selama 24 jam dalam seluruh aktivitasnya. Mereka menyusup dan berstrategi masuk ke berbagai lini, termasuk ke lembaga negara, organisasi masyarakat, lembaga pendidikan, dan sebagainya,” jelasnya.

Fakta bahwa kelompok radikal menyusup hingga ke lingkungan pendidikan, menurut dia, juga bukan hal baru dalam studi bidang terorisme. Dia mengatakan hal tersebut berkaitan dengan energi dari kelompok radikal yang besar mewujudkan misi jangka panjangnya.

Meskipun berdasarkan data jumlah kelompok radikal ini masih minoritas, lanjutnya, namun hal itu tetap penting untuk mewaspadai kelompok tersebut.

“Meskipun mereka cuma kelompok sempalan, tapi kalau dibiarkan tentunya bisa membesar dan menjadi masalah serius dapat membahayakan keberlangsungan bangsa. Harus terus diwaspadai, jangan sampai dibiarkan,” tandasnya.

Harakatuna
Harakatuna
Harakatuna.com merupakan media dakwah berbasis keislaman dan kebangsaan yang fokus pada penguatan pilar-pilar kebangsaan dan keislaman dengan ciri khas keindonesiaan. Transfer Donasi ke Rekening : BRI 033901002158309 a.n PT Harakatuna Bhakti Ummat

Mengenal Harakatuna

Artikel Terkait

Artikel Terbaru