31.7 C
Jakarta

Menafsir Narasi Zulkifli M Ali, Ustaz Promotor Kiamat

Artikel Trending

Milenial IslamMenafsir Narasi Zulkifli M Ali, Ustaz Promotor Kiamat
Dengarkan artikel ini
image_pdfDownload PDF

Siapa yang tidak kenal Zulkifli Muhammad Ali, seorang ustaz panggung yang tanggal 15 Ramadhan kemarin pernah meramal akan jatuhnya meteor—dukhan? Dai yang dijuluki ‘Pakar Kiamat’—gelar yang sangat dipaksakan—ini selalu menyuguhkan umat sesuatu yang seakan-akan segar, padahal narasi yang ditawarkannya sama: meramal kiamat. Oleh karena tidak ada narasi yang dibangun tanpa tujuan, menyelisik narasi Zulkifli M Ali menjadi sesuatu yang sangat krusial dilakukan.

Umumnya, secara virtual, ceramah Zulkifli M Ali diunggah ke akun YouTube miliknya: UZMA Media TV Channel, dengan jumlah subscriber lebih dari setengah juta. Ia juga membuka infaq fi sabilillah atas nama rekening pribadinya. Kontennya hadir setiap hari. Dajjal, dukhan, perang akhir zaman atau armagedon, serta isu-isu aktual ia ulas dan ditonton puluhan ribu kali. Menariknya, rata-rata ulasannya merupakan spekulasi yang di-framing sedemikian rupa, merasuk ke dalam emosi umat.

Dua bulan lalu, ia membuat konten, “Penyesatan Massal di Akhir Zaman,” dan empat hari yang lalu mengulas “Yang Terkuat Menghadapi Fitnah Akhir Zaman.” Terbaru, tiga hari yang lalu dirinya mengulas, “Tahun 1442 H Akan Menjadi Tahun yang Sangat Berat”. Semua yang Zulkifli M Ali tawarkan diuraikan dengan narasi menggebu-gebu. Sebagai promotor kiamat, kita tahu, boleh jadi yang demikian merupakan syarat mutlak. Kenapa kiamat digunakan untuk menakuti, itulah yang sangat mengherankan.

Saya akan mengulas tentang Zulkifli M Ali dalam kajian yang serial. Seperti kita sepakati bersama, salah satu semakin agresifnya narasi khilafah ialah meneguhnya  keyakinan bahwa hari ini adalah akhir zaman dan, khilafah pasti tegak seberapa pun dilawan. Akhirnya, orang berbondong-bondong untuk mengikuti dakwah khilafah. Dan akarnya, jelas sekali, adalah narasi promotor kiamat seperti Zulkifli M Ali. Kita mesti dudukkan perkaranya, ikhwal dakwah yang ia berada di dalamnya.

Zulkifli M Ali dan Dakwah Kiamat

Ada, setidaknya, tiga jenis kepentingan yang melatarbelakangi suatu dakwah. Pertama, agama. Agama memerintahkan dakwah, sebagai pengamalan tawāshaw bi al-haqq atau sebagai amar makruf nahi mungkar. Caranya harus dengan cara yang baik, maka dakwah agama yang dilakukan secara keras merupakan pertentangan, sejatinya, terhadap ajaran itu sendiri. Kedua, sosial. Cita memperbaiki tatanan sosial merupakan keniscayaan berbangsa. Karenanya, kenakalan remaja dan sejenisnya menjadi area dakwah mereka.

Ketiga, ekonomi. Yang terakhir ini bukanlah bermaksud memperbaiki perekonomian masyarakat, melainkan berdakwah karena motif finanasial belaka. Ibarat pedagang, dai itu harus punya barang dagangan, dan dagangan Zulkifli M Ali adalah topik hari kiamat. Berbekal ilmu cocoklogi: asal cocok dengan fenomena, asal cocok dengan hadis, bahkan asal cocok dengan ayat Al-Qur’an menjadi alat yang untuk meraih keuntungan profit. Ini sudah menjadi rahasia umum bagi seorang pedagang.

Zulkifli M Ali mengetahui persis bahwa pangsa pasar umat adalah isu-isu akhir zaman dan huru-hara yang mengitarinya. Ia sangat pintar mengemas narasi kiamat sebagai sesuatu yang menegangkan tetapi bukan untuk ditakutkan, melainkan menyiapkan diri. Ia berusaha berbeda dari dai lain yang mengingatkan tentang kiamat. Ia melangkah terlampau jauh hingga ke sesuatu yang sangat detail; kapan kiamat akan terjadi, dan betapa hebohnya dunia ketika itu.

BACA JUGA  One Ummah: Doktrin Neo-HTI yang Menyalahi Al-Qur’an

Maka tidak mengherankan ketika dalam ceramahnya ia seringkali mengatakan, “tahun ini…,” “fenomena ini namanya… yang merupakan pintu awal dari…,” atau kata-kata “dengan melihat tanda, maka tak lama lagi akan terjadi…,” juga sejenisnya. Pada saat yang sama, umat Islam penasaran tentang kiamat karena rasa takut terhadapnya. Ustaz yang jualan kiamat dan umat awam yang khawatir tentang kiamat bertemu, maka lahirlah pengajian-pengajian Zulkifli M Ali.

Padahal, pengetahuan kita akan kiamat sangat terbatas. Itu yang Al-Qur’an katakan kepada kita. Ketakutan kita terhadapnya bukan lantas menjadi penggiring rasa kepo dengan rincian waktu akan terjadinya kiamat, melainkan keberhati-hatian kita dalam menjalani kehidupan. Zulkifli M Ali dengan demikian telah memanipulasi kiamat, menjadikannya ladang dakwah untuk mengais keuntungan. Ia bahkan bangga dianggap pakar kiamat. Sungguh sangat memalukan.

Gagal yang Diulang-ulang

Bukti atas manipulasi isu kiamat oleh Zulkifli M Ali, salah satunya, ialah manuvernya ketika isu yang dijualnya salah ramalan. Misalnya, isu dukhan di bulan Ramadhan kemarin. Sehari sebelum tanggal 15, ia mengumumkan bahwa syarat-syarat keluarnya dukhan belum lengkap, maka dukhan tidak akan keluar. Padahal, berbulan-bulan sebelumnya ia ngotot sekali gembar-gembor bahwa pasti di tanggal tersebut dukhan akan keluar. Ia pun dapat banyak panggung. Banyak jadwal ceramah.

Salah kaprah kita tentang kiamat ia manfaatkan secara profit-oriented. Meski gagal berulang-ulang meramal keluarnya dajjal, meramal ini dan itu, ia tetap laku. Itu yang sangat mengherankan. Ia tidak pernah kehabisan tema-tema aktual. Ada pemimpin yang dikritik rakyat, ia berceramah bahwa inilah tanda akhir zaman: Allah kirimkan pemimpin yang zalim. Isu khilafah ala HTI pun ia pelintir, kita tidak mungkin menepis khilafah, karena sudah dinubuatkan bahwa di akhir zaman, khilafah akan tegak.

Dengan melihat itu semua, untuk memahami sepak terjang Zulkifli M Ali, tafsir yang bisa disuguhkan tentang proyek kiamatnya ada dua. Pertama, kepentingan profit, tidak lebih. Dalam hal ini, selaiknya ia tidak menjadikan perkara ghaib seperti kiamat sebagai jualan murah, apalagi terjerumus ke narasi yang seolah mendahului Allah Swt. Atau kalau tetap ingin berwacana palsu tentang kiamat, harusnya ia tidak memakai gelar ustaz, melainkan dukun paranormal—sehingga bebas sok tahu tentang fenomena ghaib.

Kedua, ia menjadi promotor kiamat karena membantu kemasifan narasi khilafah. Ia berusaha menanamkan di mindset umat bahwa kita tidak akan pernah bisa membendung arus khilafahisme lantaran kita tengah berada di zaman akhir, di mana nubuat Rasulullah akan segera terealisasi. Yang terakhir ini sangat berbahaya. Ia, dengan begitu, tidak ubahnya antek-antek HTI, seberapa pun ia menepis bahwa ia berada sebaris dengan mereka. Ini artinya, kita mesti segera bangkit untuk menenggelamkan dakwah manipulatif mereka semua. Bersambung.

Wallahu A’lam bi ash-Shawab…

Ahmad Khoiri
Ahmad Khoiri
Analis, Penulis

Mengenal Harakatuna

Artikel Terkait

Artikel Terbaru