27.2 C
Jakarta

Islam Untuk Indonesia Damai

Artikel Trending

KhazanahIslam Untuk Indonesia Damai
Dengarkan artikel ini
image_pdfDownload PDF

Imparsial mencatat bahwa selama 2019 terdapat 31 kasus intoleransi atau pelanggaran kebebasan beragama dan berkeyakinan di Indonesia. Sejumlah 28 kasus di antaranya dilakukan oleh warga setempat yang dimobilisasi oleh organisasi atau kelompok agama tertentu. Padahal, Islam salah satu agama yang menghendaki toleransi masih memicu konflik intoleran.

Jenisnya beragam, mulai dari pelarangan pendirian tempat ibadah, larangan perayaan kebudayaan etnis, perusakan tempat ibadah hingga penolakan untuk bertetangga terhadap yang tidak seagama. (GATRA, 17/11/2019)

Krisis Damai di Indonesia

Intoleransi merupakan step awal yang jika dibiarkan bisa meningkat menjadi tindakan kekerasan dan berujung pada konflik antar kelompok masyarakat maupun antar komunitas umat beragama sebagaimana masih kerap terjadi di Indonesia. Celakanya, sebagian besar praktik intoleransi maupun kekerasan (atas nama agama) justru dilakukan oleh orang atau kelompok Muslim, baik terhadap orang atau kelompok Muslim lain yang berbeda maupun terhadap orang atau kelompok non-Muslim. Lantas di mana peran Islam yang selalu diklaim sebagai agama damai itu berada?

Islam muncul untuk menjadi “penyelamat” dunia sebagai Rahmatan Lil ‘Alamin (Q.S. al-Anbiya: 107). Oleh karenanya setiap ajaran Islam memiliki nilai kebenaran yang tidak diragukan lagi oleh pengikutnya. Ia berusaha menciptakan perdamaian di bumi sehingga umat manusia dan seluruh makhluk Allah dapat hidup sejahtera. Islam dengan pengertian epistimologi memiliki makna penyerahan diri, pasrah, patuh dan tunduk kepada kehendak Allah. Ia adalah agama yang membawa kemaslahatan bagi pemeluknya baik di dunia maupun di akherat.

Firman Allah Swt dalam Q.S Ali Imran ayat 85: “Barang siapa mencari agama selain dari agama Islam (ajaran damai dan penyerahan diri hanya kepada Tuhan), maka sekali-kali tidaklah akan diterima (agama itu) dari padanya dan dia di akhirat termasuk orang-orang yang rugi.”

Islam dan Simbol Perdamaian

Dalam ajaran Islam perdamaian merupakan kunci pokok menjalin hubungan antar umat manusia. Sedangkan perang dan pertikaian adalah sumber malapetaka yang berdampak pada kerusakan sosial. Agama ini sangat memperhatikan keselamatan dan perdamaian, juga menyeru kepada umat manusia agar selalu hidup rukun dan damai dengan tidak mengikuti hawa nafsu dan godaan setan.  (QS. al-Baqarah [2]: 208)

Islam sebagai agama damai sesungguhnya tidak membenarkan adanya praktek kekerasan. Cara-cara radikal untuk mencapai tujuan politis atau mempertahankan apa yang dianggap sakral bukanlah cara-cara yang Islami. Di dalam tradisi peradaban Islam sendiri juga tidak dikenal adanya label radikalisme.

Perdamaian merupakan hal yang pokok dalam kehidupan manusia, karena dengan kedamaian akan tercipta kehidupan yang sehat, nyaman dan harmonis dalam setiap interaksi antar sesama. Dalam suasana aman dan damai, manusia akan hidup dengan penuh ketenangan dan kegembiraan juga bisa melaksanakan kewajiban dalam bingkai perdamaian. Oleh karena itu, kedamaian merupakan hak mutlak setiap individu. Bahkan kehadiran damai dalam kehidupan setiap mahluk merupakan tuntutan, karena di balik ungkapan damai itu menyimpan keramahan, kelembutan, persaudaraan dan keadilan.

BACA JUGA  Bimtek PPIH 2024: Upaya Kementerian Agama Melahirkan Uwais Al-Qarni di Zaman Modern

Dari paradigma itu, Islam diturunkan oleh Allah Swt ke muka bumi dengan perantaraan seorang Nabi yang diutus kepada seluruh manusia untuk menjadi rahmat bagi seluruh alam, dan bukan hanya untuk pengikut Muhammad semata. Islam pada intinya bertujuan menciptakan perdamaian dan keadilan bagi seluruh manusia, sesuai dengan nama agama ini: yaitu al-Islām.

Karena itu, Islam diturunkan tidak untuk memelihara permusuhan atau menyebarkan dendam di antara umat manusia. Konsepsi dan fakta-fakta sejarah Islam menunjukan, bagaimana sikap tasāmuh (toleran) dan kasih sayang kaum muslim terhadap pemeluk agama lain, baik yang tergolong ke dalam ahl al-Kitab maupun kaum musyrik, bahkan terhadap seluruh makhluk, Islam mendahulukan sikap kasih sayang, keharmonisan dan kedamaian.

Urgensi Menerbar Perdamaian

Di dalam Islam gagasan tentang perdamaian merupakan pemikiran yang sangat mendasar dan mendalam karena berkait erat dengan watak agama Islam. Bahkan merupakan pemikiran universal Islam mengenai alam, kehidupan, dan manusia. Yang dimaksud universal di sini adalah pemikiran Islam yang sama tujuannya dengan ajaran-ajaran Nabi-Nabi terdahulu dalam upaya menciptakan kemanusiaan dan keadilan di muka bumi.

Nilai-nilai perdamaian pada hakikatnya banyak termaktub dalam al-Qur’an dan juga secara jelas diindikasikan dalam berbagai riwayat Hadis Nabi. Tidak ada satu ayat pun dalam al-Qur’an, dan tidak ada satu Hadis pun yang mengobarkan semangat kebencian, permusuhan, pertentangan, atau segala bentuk perilaku negatif yang mengancam stabilitas dan kualitas kedamaian hidup. al-Qur’an menegaskan bahwa Rasulullah SAW diutus oleh Allah untuk menebarkan kasih sayang: “Dan tiadalah Kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam”. (Q.S. al-Anbiya: 107).

Di samping sumber dari al-Qur’an, hadits-hadits juga banyak mencantumkan tema perdamaian. Sebagai contoh, “Allah mencintai kelembutan, Allah memberikan keberkahan atas kelembutan, dan bukan atas kekerasan” (H.R. Muslim).

Dalam hadits tersebut, perdamaian digambarkan dengan kelembutan. Artinya, perdamaian akan tercipta jika setiap orang melakukan sesuatu dengan kelembutan. Misalnya di negara kita yang multikultural ini, perbedaan-perbedaan akan selalu ada, baik agama, kebudayaan, warna kulit dan lain sebagainya. Maka jika  kelembutan tidak kita terapkan dalam menerima perbedaan tersebut maka perdamaian tidak akan terwujud.

Oleh karena itu, jika ada umat Islam kerap bertindak arogan bahkan tak segan menggunakan cara-cara kekerasan, maka dapat dipastikan orang-orang tersebut tak memahami ajaran agamanya sendiri. Islam sebagai agama yang membawa misi perdamaian dengan tegas mengharamkan kepada umat manusia melakukan kedzaliman, kapan dan di mana saja. (QS. al-Furqaan:19).

Jika ajaran Islam sebagaimana terurai di atas yang kita amalkan maka Islam (dan umat Islam) akan berkontribusi banyak dalam menciptakan perdamaian. Tidak hanya di Tanah Air kita sendiri tapi juga bagi dunia internasional.

Oleh: Ahmad Nurcholish

Penulis, adalah Deputy Direktur ICRP dan Pengasuh Pondok Pesantren Fatihatul-Qur’an, Bogor.

Harakatuna
Harakatuna
Harakatuna.com merupakan media dakwah berbasis keislaman dan kebangsaan yang fokus pada penguatan pilar-pilar kebangsaan dan keislaman dengan ciri khas keindonesiaan. Transfer Donasi ke Rekening : BRI 033901002158309 a.n PT Harakatuna Bhakti Ummat

Mengenal Harakatuna

Artikel Terkait

Artikel Terbaru