31.5 C
Jakarta

Sterilisasi Waisak dari Ancaman Terorisme

Artikel Trending

EditorialSterilisasi Waisak dari Ancaman Terorisme
image_pdfDownload PDF

Harakatuna.com – Satu orang tewas dan 13 lainnya—termasuk polisi—terluka dalam dua ledakan bom di Distrik Jok Irong dan Sukhirin, Narathiwat, Thailand, Senin (20/5) kemarin. Menurut Mayjen Piyawat Chalermsi, kepala kepolisian setempat, ledakan bom pertama terjadi pukul 7.20 pagi, menargetkan aparat yang sedang berpatroli. Hasil investigasi menemukan, fragmen bom telah ditempatkan dalam tabung gas di pinggir jalan.

Setengah jam berikutnya, bom kedua meledak dan menewaskan seorang aparat. Masih dalam keterangan Piyawat, akibat ledakan tersebut, seorang polisi dari unit penjinak bom terluka parah setelah menginjak bom yang ditanam di pinggir jalan di Sukhirin. Namun begitu, hingga kini, belum ada kelompok yang mengeklaim bertanggung jawab atas serangan tersebut, baik anasir kelompok teror jihadis maupun lainnya.

Tiga hari sebelum insiden di Thailand tersebut, Jumat (17/5), seorang teroris menyerang Kantor Polisi Ulu Tiram, Malaysia, hingga menewaskan dua aparat polisi dan satu lainnya terluka. Kepala Polisi Johor, M. Kumar mengatakan, tersangka teroris sudah ditembak mati dan jasadnya dikirim ke departemen forensik. Sang teroris yang digerebek dan ditembak mati di rumahnya itu diketahui merupakan anggota Jama’ah Islamiyah (JI).

“Tersangka dan keluarga sudah ditahan. Saya juga telah menginstruksikan divisi cabang khusus untuk melacak dan mengidentifikasi anggota Jama’ah Islamiyah di negara bagian ini, yang diperkirakan berjumlah lebih dari 20 orang. Para petugas diserang dan ditembak. Penyelidikan lebih lanjut sedang dilakukan,” terang Kepala Polisi Inspektur Jenderal Tan Sri Razarudin Husain, sebagaimana dilansir The Star.

Dua insiden teror di Malaysia dan Thailand itu menarik ditelisik karena tiga alasan. Pertama, target serangan. Baik di Thailand maupun Malaysia, yang menjadi incaran aksi teror adalah aparat keamanan atau polisi. Ini dekat dengan doktrin ansharut thaghut dalam terorisme, yang harus diserang karena menjadi antek-antek rezim kafir. Teror di Thailand mirip dengan yang terjadi di Malaysia, maka pelakunya kemungkinan besar sama.

BACA JUGA  Mitigasi Radikalisme Setelah Perang Iran-Israel

Kedua, pola serangan. Masing-masing kelompok teror punya ciri khas dalam operasi mereka. Al-Qaeda dengan ISIS misalnya, atau Jama’ah Islamiyah dengan Jama’ah Ansharud Daulah. Masing-masing memiliki pola serangan yang khas. Melihat kesamaan pola serangan di Thailand dengan Malaysia, tidak sulit untuk berspekulasi bahwa pelakunya berasal dari kelompok yang sama—sekalipun di Thailand belum ada klaim tanggung jawab atas serangan.

Ketiga, momentum serangan. Ini yang mesti di-highlight. Hari ini adalah momentum Waisak, hari suci terpenting bagi penganut Buddhisme untuk memperingati kelahiran, kecerahan, dan wafatnya Buddha Gautama. Apa yang terjadi di Thailand dan Malaysia momentumnya sama, yakni menjelang Waisak. Apalagi, lokasi teror di kedua negara tersebut terjadi di distrik mayoritas umat Buddha.

Karena itu, Indonesia juga perlu ambil langkah strategis untuk mensterilisasi Waisak dari ancaman terorisme. Lokasi sterilisasi tersebut terutama ialah tempat ritual dan upacara. Candi Borobudur dalam hal ini harus dalam status aman dan steril. Bagaimana tidak, ribuan umat Buddha dari seluruh dunia berkumpul di sana untuk mengikuti liturgi dan upacara meliputi meditasi, pembacaan sutra, dan prosesi lilin.

Artinya, seiring dengan kemeriahan perayaan Waisak, urgen untuk mengantisipasi aksi teror dari kaum jihadis yang mungkin menargetkan perayaan tersebut. Dalam hal ini, pemerintah perlu segera melakukan dua hal. Pertama, pengamanan yang ketat. Pemerintah dan aparat keamanan perlu meningkatkan pengamanan di lokasi-lokasi utama perayaan Waisak, tidak hanya Candi Borobudur tetapi juga vihara-vihara besar di seluruh Indonesia.

Pemasangan CCTV, penempatan petugas keamanan, dan pemeriksaan ketat harus diterapkan agar tidak kecolongan dari para teroris. Kedua, operasi intelijen secara masif. Aktivitas intelijen harus ditingkatkan untuk mendeteksi potensi ancaman sejak dini. Kerja sama dengan komunitas setempat dan pemantauan rutin sangat krusial untuk membantu mengidentifikasi rencana aksi teror dan menggagalkannya.

Selamat Hari Raya Waisak bagi umat Buddha.

Harakatuna
Harakatuna
Harakatuna.com merupakan media dakwah berbasis keislaman dan kebangsaan yang fokus pada penguatan pilar-pilar kebangsaan dan keislaman dengan ciri khas keindonesiaan. Transfer Donasi ke Rekening : BRI 033901002158309 a.n PT Harakatuna Bhakti Ummat

Mengenal Harakatuna

Artikel Terkait

Artikel Terbaru