31.8 C
Jakarta

Serial Pengakuan Mantan Radikalis (XC-IX): Eks-Napiter Haris Amir Falah Menceritakan Awal Mula Terpapar Paham Radikalisme

Artikel Trending

KhazanahInspiratifSerial Pengakuan Mantan Radikalis (XC-IX): Eks-Napiter Haris Amir Falah Menceritakan Awal Mula...
Dengarkan artikel ini
image_pdfDownload PDF

Harakatuna.com. Radikalisme, apapun alasannya, termasuk paham yang berbahaya, baik kepada si pelaku maupun kepada orang lain. Paham ini mulanya kecil hanya berwujud dalam bentuk cara berpikir yang tertutup melihat perbedaan kemudian membesar merambah ke dalam aksi-aksi kekerasan berwajah terorisme.

Bahaya terorisme bukanlah sesuatu yang asing warga negara di pelosok dunia tahu. Warga Indonesia sendiri merasa resah dengan hadirnya paham ini. Hal ini dibuktikan dengan klaim kafir yang dialamatkan kepada orang yang tidak berdosa dan aksi-aksi terorisme yang terjadi di beberapa wilayah di Indonesia.

Warga Negara Indonesia banyak yang terpapar radikalisme. Satu di antara mereka adalah Haris Amir Falah. Haris terpapar radikalisme sejak 1983. Sejak tahun itu Haris sudah didoktrin untuk menjadi teroris. Haris diwajibkan menolak ideologi Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Bahkan, radikalisme yang mempengaruhi Haris membuatnya berkeyakinan bahwa NKRI itu kafir. Tidak hanya itu, semua warganya dikafirkan. Itu semua merupakan bentuk penolakan terhadap NKRI. Namun, ke depan penolakan itu semakin diperhalus dengan menyatakan Negara NKRI kafir tapi tidak mengkafirkan semua penduduknya. intinya menolak negaranya saja.

BACA JUGA  Serial Pengakuan Eks Napiter (C-LI-XXVIII): Eks Napiter Sugeng Sukses Kembangkan Usaha Water Boom, Pemancingan Hingga Kuliner

Dulu Haris pernah menjadi anggota organisasi teroris Jamaah Ansharut Tauhid (JAT). Haris masih ingat kala ia dulu berhijrah dengan melepaskan identitasnya sebagai Warga Negara Indonesia (WNI). Sungguh sangat berani sekali meninggalkan tanah air di mana ia lahir dan tumbuh!

Haris dulu berpandangan menolak NKRI karena negara ini dianggap tidak berhukum dengan hukum Allah dan itu menjadi kafir. Negara kafir haram ditempati oleh orang yang anti akan hal itu. Makanya, banyak warga Indonesia yang terpapar doktrin radikalisme memilih hijrah ke Suriah.

Beriring waktu Haris mendapatkan hidayah sehingga ia kembali ke pangkuan NKRI. Dari dulunya benci sekarang Haris menjadi cinta akan tanah kelahirannya sendiri. Sebagai bentuk menebus dosa sosial yang ia lakukan di masa dulu, Haris menulis buku berjudul “Hijrah dari Radikal ke Moderat”.[] Shallallah ala Muhammad.

*Tulisan ini disadur dari cerita Haris Amir Falah yang dimuat di media online Okezone.com

Dr. (c) Khalilullah, S.Ag., M.Ag.
Dr. (c) Khalilullah, S.Ag., M.Ag.
Penulis kadang menjadi pengarang buku-buku keislaman, kadang menjadi pembicara di beberapa seminar nasional

Mengenal Harakatuna

Artikel Terkait

Artikel Terbaru