26.3 C
Jakarta

Serial Pengakuan Mantan Napiter (C-XXI): Eks-Napiter Edi Santoso Cerita Puasa Pertama Kali Bersama Keluarga

Artikel Trending

KhazanahInspiratifSerial Pengakuan Mantan Napiter (C-XXI): Eks-Napiter Edi Santoso Cerita Puasa Pertama Kali...
Dengarkan artikel ini
image_pdfDownload PDF

Harakatuna.com. Radikalisme bukanlah paham yang baru-baru ini bangsa ini dengar. Sudah lama isu ini mengancam eksistensi negara di belahan dunia, tak terkecuali negara Indonesia. Munculnya radikalisme jelas menjadi ancaman serius bagi negara ini.

Banyak penduduk negara yang terpapar paham radikal itu. Salah satunya adalah Edi Santoso, pria asal kecamatan Panjang. Edi pernah tergabung jaringan teroris Mujahid Indonesia Barat (MIB) yang dibentuk pentolan teroris Abu Robban akhir 2012.

Edi kemudian Bergabung ke Kelompok Mujahid Indonesia Timur (MIT), pimpinan Santoso alias Abu Wardah pada 2013 silam. Selama di MIT, Edi pernah terlibat langsung kontak senjata dengan aparat keamanan yang ditugaskan untuk memberantas kelompok paham radikal di Poso.

Dari serangkaian aksi teror yang dilakukannya bersama kelompoknya, Edi juga terlibat aksi perampokan di sejumlah lokasi bank. Salah satu nya di sebuah Bank milik pemerintah, di wilayah Kabupaten Pringsewu, Lampung tahun 2013.

Ketika sudah bertobat dan meninggalkan paham radikal itu, Edi kembali pangkuan NKRI. Dia menjadi manusia yang jauh lebih bermanfaat bagi orang lain termasuk kepada keluarganya sendiri. Buktinya, dia bisa merasakan bulan ramadan bersama keluarga di Kecamatan Panjang setelah mendekam di Lapas Kelas III A Kayu Agung Sumatra Selatan selama 10 tahun, sebelum akhirnya bebas di Lapas Khusus Teroris, Sentul, Bogor, Jawa Barat pada 2021.

BACA JUGA  Serial Pengakuan Eks Napiter (C-LI-XXXV): Eks Napiter Mahmudi Kini Memilih Jalan Hidup Sebagai Pengusaha

Banyak kegiatan positif yang dilakukan Edi bersama sejumlah eks napiter lainnya di bulan Ramadan. Bahkan Edi bersama tiga orang mantan napiter lainnya membentuk paguyuban atau wadah untuk menjalin silaturahmi pada 2021 lalu.

Paguyuban itu diberi nama Mangku Bumi Putra Lampung, dengan bertujuan untuk mengajak para mantan napiter kembali patuh dan mencintai NKRI. Salah satu kegiatan tersebut yakni berbagi takjil dan bakti sosial dengan masyarakat sekitar. Mereka juga membuat usaha UMKM kuliner dan percetakan fotokopi.

Edi mengajak seluruh masyarakat khususnya generasi muda untuk tidak terjerumus dalam kelompok radikal yang mengatasnamakan jihad. Pada bulan ramadan yang penuh berkah dan rahmat kemarin, Edi mengajak warga Lampung untuk meningkatkan ukhuwah islamiyah, serta memperkuat habluminallah dan habluminannas.[] Shallallah ala Muhammad.

*Hampir keseluruhan tulisan ini disadur dari cerita manta napiter Edi Santoso yang dimuat di media online Lampost.co

Dr. (c) Khalilullah, S.Ag., M.Ag.
Dr. (c) Khalilullah, S.Ag., M.Ag.
Penulis kadang menjadi pengarang buku-buku keislaman, kadang menjadi pembicara di beberapa seminar nasional

Mengenal Harakatuna

Artikel Terkait

Artikel Terbaru