Dengarkan artikel ini
Harakatuna.com. Terorisme merupakan paham ekstrimis yang cukup membahayakan, baik kepada diri pelaku maupun kepada orang lain. Tak sedikit bangsa ini yang terpapar terorisme. Meski, dari mereka sudah beberapa yang bertobat dan kembali ke jalan yang benar.
Biasanya eks teroris yang bertobat dari dosa masa lalunya memilih hidup yang jauh lebih bermanfaat. Mereka menjadi manusia yang kehadirannya dirindukan oleh banyak orang. Salah seorang yang bertobat dari terorisme adalah Mukhtar alias Tengku Tar Bin Ibrahim. Mukhtar adalah warga Dusun Keude, Desa Blang Cruem, Kecamatan Muara Dua, Lhokseumawe.
Mukhtar pernah terlibat serangkaian teror pada 2009. Ia terlibat penembakan Ketua PMI Jerman dan pelemparan granat asap di kantor United Nations International Children’s Emergency Fund (UNICEF) Aceh pada tahun 2009. Termasuk terlibat penembakan rumah dua dosen di Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh.
Mukhtar juga dikenal sebagai Tengku Mukhtar alias Faruqy asal Aceh Utara, panglima tandhim Al Qaeda Wilayah Pasee. Tak hanya itu. Ia juga pernah bergabung bersama Gerakan Aceh Merdeka (GAM) Wilayah Pasee, kemudian ditangkap pada 16 Maret 2010 di Lhokseumawe.
Mukhtar saat ini tinggal di Dusun Keude, Desa Blang Cruem, Kecamatan Muara Dua, Lhokseumawe. Di dusun tersebut ia memilih menjadi petani dan mengelola tanah pertanian miliknya sendiri. Ia saat ini merintis pekerjaannya dengan memanam pepaya australia, semangka, dan tanaman porang.
Tanaman pepaya milik Mukhtar sudah mencapai 900 pohon dan sudah memberi penghasilan dengan panen setiap dua kali dalam seminggu dengan lahan seluas 8.000 meter persegi. Ini bentuk perjuangan Mukhtar dalam berjihad melawan kemiskinan. Dan, ia membuktikan bahwa ia benar-benar hijrah.[] Shallallah ala Muhammad.
*Tulisan ini keseluruhan disadur dari cerita eks teroris Mukhtar yang dimuat di media online Kompas.com
