33 C
Jakarta

Santri Berperan Membawa Semangat Sumpah Pemuda untuk Jaga NKRI

Artikel Trending

AkhbarDaerahSantri Berperan Membawa Semangat Sumpah Pemuda untuk Jaga NKRI
Dengarkan artikel ini
image_pdfDownload PDF

Harakatuna.com. Jombang – Sumpah pemuda yang terjadi pada 28 Oktober 1928 menjadi momentum perubahan bagi bangsa Indonesia. Saat itu, pemuda sebagai komponen utama bangsa Indonesia memainkan fungsinya secara maksimal, yaitu bersatu melawan penjajah yang telah sekian lama mengotori kehormatan dan martabat bangsa.

Untuk itulah pentingnya generasi muda untuk sadar akan tanggung jawab mereka sebagai anak bangsa dalam menjaga dan merawat persatuan serta kesatuan di Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) ini.

Pengasuh Pondok Pesantren Salafiah Seblak, Jombang, Dr. KH Abdul Halim Mahfudz, turut menuangkan pendapatnya terkait peran pemuda dalam konteks lingkungan pesantren. Yang mana ia menyebut, santri masa kini sebagai muda-mudi bangsa memiliki peran yang cukup besar guna memegang teguh persatuan dan kesatuan bangsa.

“Hari Sumpah Pemuda yang juga berdekatan dengan Hari Santri, sejatinya pesannya jelas, yakni para santri ataupun generasi muda bangsa kita ini harus memegang teguh mengenai kesatuan persatuan, memegang teguh mengenai ideologi negara,” ujar Dr. KH Abdul Halim Mahfudz, di Jombang, Rabu (26/10/2022).

Pria yang akrab disapa Gus Iim melanjutkan, bukan tanpa sebab bahwasanya pemuda harus mampu memgang teguh persatuan, namun ia memahami pemuda saat ini hidup di era informasi dan komunikasi yang cepat dan deras. Tentunya hal ini menjadi tantangan tersendiri bagi para pemuda bangsa ini jika tidak memiliki bekal komitmen kebangsaan yang cukup.

“Pemuda di era sekarang itu hidup dalam era yang berat, informasi itu bisa jadi tabrakan satu dengan yang lain. Kalau pemuda itu sendiri tidak memiliki bekal, tidak memiliki pengalaman dalam menghadapi informasi semasan itu, tentunya dia bisa bingung,” kata kakak kandung kandung dari pengasuh Pondok Pesantren Tebuireng Jombang, KH Abdul Hakim Mahfudz (Gus Ikin) ini.

Gus Iim menjelaskan, sebagaimana dalam Qanun Asasi KH. Hasyim Asy’ari yang diutamakan merupakan persatuan. Hal inilah yang menurut Gus Iim perlu menjadi pondasi atau pegangan bagi kaum pemuda khususnya santri dalam perannya menjaga dan merawat nilai-nilai kebangsaan Indonesia.

BACA JUGA  Tangkal Intoleran dengan Desa Pancasila di Indonesia

“Jadi anak muda ya harus tetap berpegang pada itu. Termasuk diantaranya kalau Qanun Asasi itu persatuan. Pancasila juga semangat persatuan. Sama dengan Islam juga menganggap bahwa persatuan antar sesama itu juga sangat penting,” jelas Mudir (Direktur) bidang Kerjasama Pondok Pesantren Tebuireng, Jombang ini.

Untuk itu, dalam kesempatan yang sama. Gus Iim menyebut promosi akan nilai toleransi menjadi hal penting untuk dikampanyekan kepada para pemuda. Sebab, Indonesia ini adalah negeri yang punya ideologi yang hasil rumusan para leluhur bangsa yaitu Pancasila, dan kesepakatan bersama yang telah dibuat para founding fathers atau para pendiri bangsa ini mengenai pentingnya menjaga keutuhan dan persatuan bangsa dengan merawat toleransi.

“Khawatirnya sangat disayangkan anak muda ini kalau sampai terjebak oleh iming-iming, apakah iming-iming ideologi, iming-iming ekonomi, bahkan iming-iming politik dan segala macam. Jadi penanaman nilai-nilai toleransi untuk menjaga persatuan antar anak atau seluruh warga bangsa ini perlu dilakukan dan ditanamkan kepada para generasi muda ini, ” ucap kyai yang pernah menjadi Sekretaris Jenderal (Sekjen PSSI) di era kepemimpinan Djohar Arifin Husein ini.

Untuk itu, alumni Fakultas Adab, IAIN Sunan Ampel Surabaya ini kembali menegaskan bagaimana pemuda khusunya santri harus dapat menunjukkan upaya kongkritnya dalam melawan radikalisme, yang dapat merusak persatuan bangsa .

“Jadi generasi muda juga harus cerdas dan cermat untuk mewaspadai apa apa yang dikemas itu yang seolah-olah itu benar. Padahal itu adalah kemas bungkusan yang dibuat buat untuk mengelabuhi generasi muda saja,” kata cicit dari pendiri Nahlatul Ulama (NU), alm. KH. Hasyim Asy’ari

Ahmad Fairozi
Ahmad Fairozihttps://www.penasantri.id/
Mahasiswa UNUSIA Jakarta, Alumni PP. Annuqayah daerah Lubangsa

Mengenal Harakatuna

Artikel Terkait

Artikel Terbaru