32.9 C
Jakarta

Rizieq Shihab Imam Apa Preman?

Artikel Trending

Milenial IslamRizieq Shihab Imam Apa Preman?
Dengarkan artikel ini
image_pdfDownload PDF

Judul di atas, saya temukan di akun Twitter @PamanSukrimin kemudian saya pungut. Menarik, di bawah judul tersebut, tertulis: “menolak untuk mengikuti sidang virtual terkait sederet kasus yang menjeratnya. Dia memberontak saat hendak dibawa oleh para jaksa dari ruang tahanannya di rutan Bareskrim Polri ke ruang persidangan yang digelar di Bereskrim Polri.”

Twit @PamanSukrimin beralasan. Dalam dua kali persidangan, Rizieq Shihab menolak untuk bersikap dan beritikad baik. Bahkan dia memberontak sehingga ruang sidang berwarna kekisruhan.

Pengadilan Negeri Jakarta Timur Takluk Pada Rizieq?

Kini, Rizieq Shihab kembali jalani sidang eksepsi di PN Jaktim. Setelah memberontak dan beraksi tak tertib yang praktik itu jauh dari akhlak seorang imam. Kemudian, pengadilan Negeri Jakarta Timur mengizinkan terdakwah tiga perkara, Rizieq Shihab untuk hadir dalam sidang secara fisik.

Bagi banyak orang, Pengadilan Negeri Jakarta Timur seperti takluk pada Rizieq Shihab. Mengapa? Sebab amatan yang muncul, bukan jaksa atau hakim yang menyuruh terdakwah. Melainkan Rizieq Shihab yang menyuruh jaksa dan hakim, yang kemudian mereka mau, alias nurut dan takluk saja.

Memang, aksi-aksi heroik Rizieq Shihab sudah terlatih dan bikin berkaca umat Islam. Dan jika tidak diantisipasi dengan baik, maka mereka akan mengatakan: “Imam saya didiskriminasi. Umat Islam dilecehkan!”. Padahal, selama dua kali sidang dia enggan dihadirkan secara online. Tapi, bukankah itu jelas amat sangat, bahwa Rizieq Shihab memang mempersiapkan segalanya. Dan perizinan itu berpotensi berbahaya.

Rizieq Shihab bukan orang baru dalam kasus-kasus besar pembangkang negeri. Ia begitu lincah dan taktis bagaimana bermain di alam sana. Ia juga “basah” bagaimana para hakim dan opini khalayak publik takluk dan teralihkan padanya. Khususnya umat muslim. Kemudian, mereka terpolarisasi dan akhirnya berkontestasi.  Apakah hari ini PN Jakarta akan takluk pada Muhammad Rizieq, sebab alasan dan aksi kepura-puraannya?

Rizieq Shihab Berakasi Nakal Demi Peruntungan?

Iya, Muhammad Rizieq dalam babak pertama menang dalam aksinya. Masih ingat kasus chat mesum itu, yang kemudian kasusnya hilang entah kemana? Nah, kali ini aksi Muhammad Rizieq ini tak lebih dari sekadar itu. Ia ingin mendongkel segala kasus yang ia perbuat dan menimpa padanya.

BACA JUGA  Menangani Radikal-Terorisme: Spirit Nasionalisme yang Tak Banyak Diminati

Rizieq meminta itu demi terlihat seperti singa podium untuk membela diri. Untuk mendapatkan “amunisi canggih” demi bisa menjawab dan membantah putusan jerat ketiga kasusnya: kerumunan dan pelanggaran protokol kesehatan di Petamburan (nomor perkara: 221/Pid,B/2021/PN.Jkt.Tim); kasus dugaan terkait tes swab di RS Ummi Bogor (nomor perkara: 225/Pid.B/2021/PN.Jkt.Tim); serta kasus dugaan pelanggaran protokol kesehatan di Megamendung (nomor perkara: 226/Pid.B/2021/PN.Jkt.Tim).

Rizieq  dan kuasa hukumnya melakukan walk out karena enggan sidang secara online pada sidang perdanyanya, 16/3/2021. Kemudian, sidang kedua pembacaan dakwaan pada 19 Maret 2021, dia juga keluar dan melakukan aksi diam seribu bahasa.

Mengutip dari CNN, sejak pertama hadirkan, Rizieq langsung memboikot dan menolak kerja sama dengan cara tak menjawab pertanyaan hakim yang terajukan kepadanya. Sementara itu, dia justru melakukan aksi sujud dari pojok ruangan sidang Bereskrim. Aksi itu terlakukannya saat hakim meminta tanggapan Rizieq terkait dakwaan yang bacakan jaksa (CNN, 26/3/2021).

Tak berhenti di sana, dia dan kuasa hukumnya, melayangkan surat permohonan untuk hadir secara offline. Dan kemudian, PN Jakarta menyetujui itu. Akhirnya, tibalah hari ini, di mana aksi-aksi “nakal” Rizieq membuahkan hasil: pembacaan eksepsi terlaksanakan Jumat ini dengan nyata.

Rizieq Shihab membuat susah banyak orang. Dia memakai segala aksi dan cara untuk mendapatkan apa yang menjadi tujuannya: lolos dari jerat hukum.

Tetapi, lihatlah, jika putusan hakim tidak sesuai dengan tujuannya, atau dia tidak lolos dari jerat hukum, maka keyword baru akan muncul dari rongkang Rijikers. Bersiaplah, bahwa rezim dan pihak terkait dicap sebagai penghianat muslim. Pembenci umat Islam, serta mendiskriminasi ulama. Sampai di sini, saya tidak setuju bahwa aksi Rizieq Shihab tersamakan seperti preman. Saya setuju bahwa dia adalah seorang imam yang lebih canggih dari seorang preman.

Agus Wedi
Agus Wedi
Peminat Kajian Sosial dan Keislaman

Mengenal Harakatuna

Artikel Terkait

Artikel Terbaru