26.1 C
Jakarta

Abu Bakar Ba’asyir dan Safari Politik Islam Menuju 2024

Artikel Trending

Milenial IslamAbu Bakar Ba’asyir dan Safari Politik Islam Menuju 2024
Dengarkan artikel ini
image_pdfDownload PDF

Abu Bakar Ba’asyir (ABB) bebas dari dekaman. Setelah menjalani tahanan selama 15 tahun penjara akibat terbukti menudukung kelompok terorisme di Aceh, kini ia bebas murni. Abu Bakar Ba’asyir telah menjalani vonis 15 tahun dikurangi 55 bulan remisi. Kini ia rebahan di kediamannya, Pondok Pesantren Al-Mukmin Ngruki, Sukoharjo.

Semenjak Abu Bakar Ba’asyir angkat kaki dari lapas, bisik-bisik “itu” terdengar lagi. Kepulangan Ba’asyir semacam magnit, dan karena itu beberapa tokoh agama, tokoh masyarakat dan politisi, serta simpatisannya ingin bertemu kepadanya.

Kini, bukan para tokoh agama, masyarakat, politisi dan simpatisannya yang bertandang. Tetapi Ba’asyir sendirilah yang bertandang. Beberap hari lalu, tepatnya 11 Februari 2021, Ba’asyir bertandang atau silaturrahim ke Pondok Modern Darussalam Gontor dan Tebu Ireng, Jombang.

Ada senyum merekah di sana. Lawatan silaturrahim berdalih menjalin ikhwah Islamiyyah dan ukhwah imaniah diterima rapi. Mengutip Suara Islam.id, silaturrahim Ba’asyir diharapkan menjadi jalan penghubung dan pemersatu umat Islam di Indonesia (Suara Islam.id/ 13/02/2021).

Tetapi, bagi pengamat, silaturrahim Ba’asyir bentuk pencarian “suaka” identitas kembali. Setelah lama mendekam di lapas, dan beberapa simpatisan Ba’asyir meninggalkan dirinya, karena konflik internal dan juga karena terlihat Ba’asyir terlihat memiliki rekam “perilaku baik”.

Abu Bakar Ba’asyir ditinggal pengikutnya. Bermula saat Ba’asyir meninggalkan Jamaah Islamiyah (JI) dan bergabung ke Majelis Mujahidin Indonesia (MMI). Kemudian Abu Bakar Ba’asyir mengkritisi MMI dengan sebutan “system Yahudi” sehingga membuat MMI di seluruh cabang di Indonesia kecewa (DW/ 08/01/2021).

Kemudian, Ba’asyir meninggalkan MMI dan mendirikan Jamaah Ansharut Tauhid (JAT). Dan pada 2014, saat Abu Bakar Ba’asyir menjalani dekaman penjara, ia justru meninggalkan JAT dan berdaulat kepada ISIS.

Perpindahan Ba’asyir ke JAD dan ISIS membuat pemimpin Al Qaeda geram. Pasalnya, aktivitas yang diharapkan selama ini adalah mengembangkan Jamaah Islamiyah dan jaringannya yang tetap loyal, sementara ISIS merupakan musuh utama Al Qaeda. Mengutip DW, tak heran jika Al Qaeda menarik seluruh dukungan terhadap Ba’asyir ini. Karena itulah, banyak pengikut Ba’asyir, seperti JI, MMI, JAT, JAS, berpaling kepadanya.

Abu Bakar Ba’asyir dan Politik Islamnya

Abu Bakar Ba’asyir bukan politisi. Tapi bisa dibilang ia seperti politisi. Kecanggihan, ide, nama besar di pundaknya, membuat banyak orang menerima dirinya. Meski ia terlibat kasus maha berat di tanah air, sampai kini masih banyak orang simpati terhadapnya.

BACA JUGA  Cara Berislam dengan Damai

Dengan kelana silaturrahim, ke beberapa tokoh dan pondok besar tanah air, banyak orang mengatakan itu adalah safari politik islamnya. Hanya safari silaturrahim mungkin yang bisa Ba’asyir kerjakan saat ini. Demi menumpas dan mengupas kesan “buruk” di punggung namanya. Demi mengembalikan karier politik islamnya yang dinyatakan berakhir.

Kelana silaturrahim teroris pasti berakibat. Meski banyak pengamat macam Chaidar dan Sidney, mengatakan Ba’asyir dipastikan tidak akan memiliki dampak yang berarti terhadap gerakan terorisme kembali di tanah air. Tapi siapa sangka, kini Ba’asyir mengubah langkah.

Langkah Ba’asyir adalah dengan jalan konsolidasi. Langkah Ba’asyir itu dengan silaturrahim. Beberapa tim Ba’asyir bisa jadi mempersiapkan semuanya. Karena para tokoh sesepuh teroris berpengaruh “tiada”, maka jalan satu-satunya adalah Abu Bakar Ba’asyir.

Meski Ba’asyir sekarang dianggap “tokoh/pemimpin yang melayang-layang” (floating leader), dan karena itu ditinggal pendukungnya.  Tapi angin berhembus bisa datang dari segala arah. Seperti tokoh/pemimpin politik, Ba’asyir akan mengikuti arah mata angin dan apa yang telah menjadi keyakinannya: mendirikan negara Islam. Ideologi Ba’asyir yang bermukim tak pernah mati.

Abu Bakar Ba’asyir Mencari Momentum

Safari silaturrahim Ba’asyir adalah safari politik Islam menuju 2024. Mengapa 2024? Bagi para organisasi teroris seluruh dunia, 2024 adalah angka lahir atau kembalinya poros kejayaan Islam, dalam hal ini tegaknya Khilafah Islamiyah. Bahkan tak aling-aling, mereka memakai hadis-hadis untuk memperkuat misi dan doktrinnya, di mana setiap 100 tahun sekali akan muncul seorang mujadid (pembaharu Islam) yang sekaligus menjadi tonggak kegemilangan agama Islam dan umat Islam.

Barangkali, dilihat dari gelagatnya, ada kekuatan besar yang akan menyatukan para teroris pada 2024. Kekuatan besar itu lebih pada kekuatan ideologis dari sekadar politis. Ada misi-visi terselubung dari pasifnya oknum teroris saat ini untuk menyongsong era baru kebangkitan umat Islam di tahun 2024. Hari Abu Bakar Ba’asyir memulai melakukan konsolidasi ideologis. Tahun 2021 ini. Kita bisa apa?

Agus Wedi
Agus Wedi
Peminat Kajian Sosial dan Keislaman

Mengenal Harakatuna

Artikel Terkait

Artikel Terbaru