30 C
Jakarta

Pancasila, Islam dan Kemanusiaan

Artikel Trending

EditorialPancasila, Islam dan Kemanusiaan
Dengarkan artikel ini
image_pdfDownload PDF

Presiden Soekarno, tegas dalam pidatonya tepatnya pada momentum “hari lahirnya Pancasila” menawarkan suatu kompromi dengan merujuk, secara bersama-sama. Pada unsur-unsur kecenderungan ideologis manusia. Dan memperkenalkan ide Pancasila, yaitu: ketuhanan, kemanusiaan, nasionalisme, demokrasi, dan keadilan sosial.

Kita pun harus memahami, bahwa Pancasila tidak hanya sekedar dasar dan ideologi negara bangsa. Akan tetapi, sila-sila tersebut menumbuhkan sumber hukum pengetahuan sosial kemasyarakatan. Di mana fondasi Pancasila mampu mempromosikan pluralitas agama sebagai bagian dari eksistensi dan esensi misi kemanusiaan.

Dalam tinjauan historis, Pancasila mempertemukan negara dengan misi dari semua agama. Pertemuan misi inilah yang mengakomodir tujuan-tujuan tegaknya ideologi Pancasila dalam sendi-sendi kehidupan berbangsa dan bernegara. Kesamaan ini setidaknya mendudukkan kita dalam satu bingkai keagamaan dan kemanusiaan yang rahmatan lil ‘alamin.

Pluralitas agama sebagai simbol dari satu-kesatuan konsep tentang negara Pancasila, esensi pluralitas membutuhkan mesin penebar kedamaian, kebaikan, kesejukan, keamanan, ketertiban, dan kemanusiaan. Baik itu, kita hidup dalam hubungan sosial maupun keagamaan.

Karena itu, setiap agama perlu kita dorong dalam rangka mencapai titik kesempurnaan untuk merawat dan mempererat persatuan, dan kebersamaan. Terutama kaitannya dengan persaudaraan dengan siapa pun tanpa harus memandang agama dan sukunya apa?

Menurut Yusuf al-Qardawi dalam kitab (Kaifa Nata’amal Ma’a al-Qur’an al-‘Adzim: 1999). Konsep persaudaraan ini dapat melalui tiga hal. Pertama, persaudaraan sesama manusia (ukhwah basyariyah). Kedua, persaudaraaan sesama muslim (ukhwah Islamiyah). Ketiga, persaudaraan sebangsa (ukhwah wathaniyah).

Pada hemat penulis, Yusuf al-Qardawi telah menampilkan substansi dan esensi dari tujuan kita beragama, sebab agama itu sejatinya memperluas hubungan kita dengan masyarakat hingga tokoh lintas agama. Dan hal itu yang membuat agama esensinya meneguhkan prinsip-prinsip yang menjunjung tinggi harkat dan martabat kemanusiaan.

Potret Tindakan Terorisme

Terorisme adalah kejahatan kemanusiaan yang masif menghantui psikologi umat beragama secara keseluruhan. Baik itu, keamanan, ketertiban, dan ketentraman di negara Pancasila akibat kelompok teroris yang menjadi penindas negara dan masyarakat, sehingga jihad atau misi yang dikembangkan merusak harmonisasi sosial.

Dinamika terorisme di Indonesia selalu mengalami perubahan pola yang dinamis baik dalam bentuk modus, pola propaganda, rekrutmen maupun jaringannya. Integritas dan kualitas sumber daya manusia yang gampang terprovokasi seolah-olah menghambat cita-cita Jokowi-Ma’ruf Amin dalam menciptakan SDM yang unggul.

BACA JUGA  Mitigasi Radikalisme Setelah Perang Iran-Israel

Masyarakat yang terpapar kelompok terorisme tidak lagi memikirkan tentang hal dominan kenegaraan, bahaya laten terorisme kini kerap kali menggunakan pola gerakan jihad atas nama agama. Agama yang esensinya membawa pesan perdamaian semata-mata dimaknai sebuah perang dan melegalkan pembunuhan.

Padahal, semua agama melarang umatnya untuk berbuat jihad dengan jalan kekerasan, terutama Islam yang memiliki prinsip tentang apa yang harus kita lakukan dalam membawa misi kedamaian dan keselamatan bagi seluruh alam semesta. Sehingga, pola pikir masyarakat kita harus dirubah melalui pelbagai macam pendekatan pilar-pilar kebangsaan.

Selama ini, pola gerakan aksi terorisme yang muncul di Indonesia selalu memojokkan agama tertentu. Yaitu, agama Islam. Bahkan, Islam dicap kali sebagai agama yang memproduksi teroris, sehingga jihad yang dimaknai sebagai sebuah misi agama cenderung dikaitkan dengan paham-paham ekstrem (kekerasan).

Dampak memudarnya paham terorisme, arogansi agama membuat kita militan menyerukan aksi jihad, jihad dengan label keagamaan tertentu ini dapat kita pastikan karena ada motif politik atau karena kemuakan terhadap salah satu sistem di pemerintahan yang tidak terlaksana secara optimal.

Islam adalah Agama Kemanusiaan

Pun dalam dasar-dasar keislaman kita teramat gamblang menekankan perdamaian, toleransi, hak asasi manusia, demokrasi, menolak aksi-aksi kekerasan, dan cinta kemanusiaan. Idealnya, Islam sebagai agama yang mempersatukan persaudaraan justru kemanusiaan sangat lebih kompleks dari pada persaudaraan.

Oleh karena itu, semua agama memiliki konsep persaudaraan tersendiri, khususnya agama Islam sebagaimana substansinya meletakkan persaudaraan sesama manusia dalam konsep utama, misi kemanusiaan tersebut tampaknya menjadi obat penyembuh bagi umat Islam yang terpapar radikalisme dan terorisme.

Pada akhirnya, persaudaraan itu hubungan baik itu dengan umat Islam maupun non-muslim, sedangkan kemanusiaan itu adalah wujud rasa kepedulian kita terhadap harkat dan martabat manusia tanpa harus tebang pilih atau pandang bulu tentang hal itu. Dua prinsip ini akan menjadi sebuah landasan universal sebelum kita memahami apa itu agama dan apa itu Pancasila?

Hasin Abdullah
Hasin Abdullahhttp://www.gagasahukum.hasinabdullah.com
Peneliti UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Mengenal Harakatuna

Artikel Terkait

Artikel Terbaru