31 C
Jakarta

Moderasi Sebagai Jalan Rahmat Kita

Artikel Trending

Asas-asas IslamAkhlakModerasi Sebagai Jalan Rahmat Kita
Dengarkan artikel ini
image_pdfDownload PDF

Harakatuna.com. – Secara terang-terangan al-Qur`an menyebutkan bahwa Allah menciptakan segala sesuatunya dalam keanekaragaman, ada siang ada malam, ada malaikat ada syetan, ada hewan ada tumbuhan. Demikian juga manusia, ada laki-laki dan perempuan dengan berbagai macam ras, suku, jenis kelamin, pandangan sosial, maupun aspek keyanikan dan beragama hingga aspek golongan, madzhab dan pemahaman serta amaliah. Betapa Allah menunjukkan kemulian dan kemahakuasaanNya dengan keberagaman seluruh ciptaanNya.

Namun keberagaman yang begitu indah pada awalnya, ternoda sebagian dari kita yang masih saja terkungkung dan terus menerus mengglorifikasikan kehendaknya bahkan memaksa yang lain untuk menjadi seragam. Padahal keanekaragaman yang dianugerahkan Allah di kalangan umat manusia adalah ketetapanNya, maka semestinya mudah belaka untuk kita ikhlas dan legawa kepada segala kemajemukan itu.

Dibalik ketetapanNya itu tidak lain adalah untuk menguji manusia itu sendiri. “Liyabluwakum ahsanu ‘amala, untuk menguji kalian siapakah diantara kalian yang paling baik amalnya.” (QS. al-Mulk:2). Siapa pun yang merasa risau terhadap adanya keberagaman berarti sesungguhnya ia menolak program dan kehendak Ilahi di dalam merealisasikan penciptaan. Dan siapa pun yang berdamai dengan berlangsungnya keanekaragaman itu berarti sadar bahwa kehendakNya di dalam penciptaan adalah yang terbaik.

Diturunkannya agama ke muka bumi sesungguhnya sebagai pedoman untuk umat manusia agar kehidupan berjalan sesuai dengan nilai-nilai suci kemanusiaan universal. Semua agama dimanapun menekankan nilai-nilai tersebut dan pasti menolak kezaliman, arogansi, destruksi, intoleransi dan diskriminasi terhadap orang atau kelompok yang lain.

BACA JUGA  Hadis Nabi, 3 Kondisi Yang Membuat Umat Islam Susah Berbuat Kebaikan

Maka seharusnya seseorang dalam beragama menempuh jalan yang seimbang “washatiyah” atau bersikap moderat dalam konteks keterhubungannya dengan manusia lain, pada satu sisi ia tetap kokoh dalam ketauhidannya dan di sisi yang lain kepada sesamanya ia bersifat rahmat, menghormati orang yang berlainan pandangan dan tidak mengusik orang-orang lain yang berbeda dalam mempraktikkan keyakinan yang dijalankan.

Bersikap moderat dalam beragama adalah wujud konkret dalam merayakan keanekaragaman, Islam sendiri telah mengajarkan kita kewajiban untuk tidak saling membenci atas nama perbedaaan dan kewajiban merayakan keberagaman. Sebenarnya dalam kemajemukan itu kita diuji seberapa rendah hati kita dan seberapa luas kasih sayang kita kepada sesama bahkan kepada seluruh makhluk alam semesta.

Kepada seluruh saudara kita yang seiman maupun tak seiman sudah jelas kita diperintahkan untuk saling menghormati dan memuliakan satu sama lain. “Kalian adalah umat terbaik yang dilahirkan untuk manusia untuk mengajak kepada kebaikan mencegah dari yang mungkar” (QS. Ali-‘Imran: 110) Ayat tersebut bukan hanya menyebutkan kepada umat muslim namun “untuk manusia”, yang artinya perintahNya kepada seorang muslim untuk berbuat baik tidak hanya terbatas pada sesama kelompoknya saja tetapi juga kepada seluruh manusia tanpa mempersoalkan apa agamanya, mazhab dan alirannya apa. Karena islam menekankan kehangatan persaudaraan dengan menghargai dan menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan, dengan bersikap ramah dan toleran terhadap orang lain.

Oleh: Rasyida Rifa’ati Husna

Harakatuna
Harakatuna
Harakatuna.com merupakan media dakwah berbasis keislaman dan kebangsaan yang fokus pada penguatan pilar-pilar kebangsaan dan keislaman dengan ciri khas keindonesiaan. Transfer Donasi ke Rekening : BRI 033901002158309 a.n PT Harakatuna Bhakti Ummat

Mengenal Harakatuna

Artikel Terkait

Artikel Terbaru