32.7 C
Jakarta

Zuhud dalam Hedonisme, Mungkinkah?

Artikel Trending

Asas-asas IslamTasawufZuhud dalam Hedonisme, Mungkinkah?
Dengarkan artikel ini
image_pdfDownload PDF

Ketika kita berbicara kata zuhud, kita seringkali membayangkan sebuah gaya hidup manusia yang jauh dari hal-hal duniawi. Terkesan bahwa zuhud itu harus anti duniawi. Padahal tidak selalu begitu, semua tergantung kualitas hambanya. Tidak sedikit orang kaya yang ternyata zuhud begitu pula sebaliknya banyak orang yang kurang mampu tapi jauh dari konsep zuhud. Jadi, sebenarnya apa itu zuhud?

Dalam kitab Kifayatul Athqiya dijelaskan bahwa zuhud adalah melepaskan kesenangan terhadap sesuatu. Lebih lanjut zuhud adalah melepaskan rasa cinta kepada dunia. Melepaskan cinta bukan berarti tidak memiliki, melepaskan cinta berarti kita rela ketika ia pergi. Konsep zuhud sebenarnya tidak terlalu rumit, hanya pelaksanaannya yang semakin sulit.

Dari definisi zuhud tersebut sangat jelas, bila ada seorang manusia yang berkecukupan bahkan kaya dan ia tidak ketakutan kehilangannya ditambah ia tidak takut tidak memiliki rizki. Maka ia zuhud. Beda cerita teruntuk manusia kurang mampu yang khawatir akan rezekinya besok. Meskipun tidak memiliki dunia, ia tetap mencintainya. Maka jelas zuhud adalah tentang hati bukan tentang materi. Lalu, apa hubungannya zuhud dengan hedonisme yang di zaman sekarang terkesan sangat materialis?

Hedonisme yang disalahpahami

Kita seringkali mendengar istilah “hedon” digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Biasanya, kata “hedon” digunakan untuk menyifati gaya hidup seseorang yang selalu ingin foya-foya dan sangat boros. “Hedon” sendiri berasal dari kata hedonisme. Menurut KBBI, hedonisme adalah pandangan yang menganggap kesenangan dan kenikmatan materi sebagai tujuan utama dalam hidup. Di zaman sekarang terdapat sebuah pemahaman di masyarakat bahwa hedonisme sangat jauh bahkan berbanding terbalik dengan kesederhanaan.

Di zaman sekarang hedonisme selalu tentang materi dan kepuasan hawa nafsu manusia semata. Bahkan, hedonisme jadi memiliki kesan negatif karena dianggap pemicu kelakuan konsumtif. Hedonisme di zaman sekarang sangat jauh disalah pahami dibanding hedonisme di zaman dahulu. Hedonisme pun banyak menjadi penyebab seseorang hidup sengsara di masa kini. Bukan hanya sengsara, hedonisme bisa membuat orang selalu khawatir dan tidak pernah tenang. Namun, bukan berarti hedonisme selalu buruk. Jika menengok kembali hedonisme di zaman awal-awal terbentuk, justru hedonisme bisa menjadi cara ampuh untuk hidup tenang di kehidupan yang dinamis seperti sekarang.

BACA JUGA  Suka Melihat Senja Di Sore Hari, Ini Manfaat Melihat Langit Menurut Ulama

Hedonisme Murni

Dulu awalnya, salah seorang yang mencetuskan hedonisme adalah Epikuros. Menurut Epikuros, tujuan hidup manusia adalah hedone, (kepuasan) yang bisa dicapai bila batin tenang dan badan sehat. Hal yang paling susah dicapai adalah ketenangan batin karena dalam masalah batin selalu berbeda-beda tidak seperti menangani masalah badan. Menurut Epikuros ketenangan batin bisa dicapai apabila keinginan manusia terpenuhi. Di zaman sekarang, pemahaman hedonisme hanya sampai di titik ini, bahwa tiap manusia harus terus-menerus mengikuti keinginannya untuk mencapai ketentraman batin. Orang-orang tidak melihat dan mengenal lebih jauh tentang hedonisme terutama hedonism Epikuros.

Tujuan hedonisme Epikuros adalah menjamin kebahagiaan manusia, maka inti ajarannya terletak pada etika hedonisme ini. Menurut Epikuros ketika manusia mengetahui bahwa tujuan hidupnya adalah hedone maka manusia harus mencari cara agar mudah mencapai hedone. Jika ketenangan batin menjadi salah satu syarat hedone maka ketenangan batin harus dicapai. Jika kita tahu ketenangan batin bisa di dapat ketika keinginan tercapai maka hedonisme Epikuros menuntut kesederhanaan. Kenapa? Karena dengan sederhana kita bisa membatasi keinginan kita. Semakin sedikit keinginan maka semakin mudah kita mencapai ketenangan batin, semakin mudah kita mencapai ketenangan batin maka makin mudah kita mencapai hedone. Jadi, semakin sedikit keinginan semakin mudah kita mencapai hedone. Semakin mudah mencapai hedone semakin mudah kita bahagia.

Zuhud Merupakan Kunci Hedonisme

Setelah kita lihat bersamaan konsep zuhud dan hedonisme, seharusnya kita melihat benang merah keduanya. Ketika hedonisme menuntut pembatasan bahkan pengurangan keinginan, zuhud menyarankan penanggalan murni dari cinta terhadap dunia. Maka, jelas sekali bahwa menurut konsep Hedonisme jika kita sudah bisa zuhud kita akan mencapai kebahagiaan sesungguhnya. Maka zuhud sesungguhnya adalah kunci dari konsep Hedonisme.

Naufal Rafif Muzakki, mahasiswa Filsafat Universitas Gadjah Mada

 

Harakatuna
Harakatuna
Harakatuna.com merupakan media dakwah berbasis keislaman dan kebangsaan yang fokus pada penguatan pilar-pilar kebangsaan dan keislaman dengan ciri khas keindonesiaan. Transfer Donasi ke Rekening : BRI 033901002158309 a.n PT Harakatuna Bhakti Ummat

Mengenal Harakatuna

Artikel Terkait

Artikel Terbaru