34 C
Jakarta
Array

Yordania dan Pohon Terberkati Bibarokat An-Nabi

Artikel Trending

Yordania dan Pohon Terberkati Bibarokat An-Nabi
Dengarkan artikel ini
image_pdfDownload PDF

Siapa yang tak kenal Yordania? Al-Urdun, begitu nama lain Yordania, adalah salah satu rujukan negara syam (bilad as-syam) dari beberapa negara lainnya, yaitu Lebanon, Palestina dan Suriah.

Selain itu, perlu diketahui bahwa negara kerajaan Yordania yang dipimpin oleh Raja Abdullan II ini, sungguh kaya akan budaya Islam. Sangat mudah untuk membuktikan pernyataan tersebut, diantaranya adalah, bahwa di Yordania terdapat banyak situs sejarah para nabi; dari mulai  situs Nabi Musa, Nabi Syu’aib, Nabi Isa, Nabi Yussa’ bin Nun, Nabi Soleh hingga Nabi Muhammad SAW.

Bahkan, banyak para sahabat yang dimakamkan di negara ini, diantaranya Muadz bin jabal, Ja’far ath-Thoyyar, Abdullah bin Rowahah, Zaid bin Haritsah, dan Abu Ubaidah bin al-Jarrah. Tak ayal, situs-situs warisan sejarah itu menjadi primadona destinasi para wisatawan mancanegara.

Apalagi, di Yordania juga menyajikan objek wisata yang menawan nan langka. Siapa yang tak ingin mengunjungi Laut Mati, Gua Ashabul Kahfi,  Petra, Mount Nebo, Wadi Rum, Wadi Musa, Jerash, Ajloun, Pohon Nabi? Semua itu ada di Yordania.

Nah, dalam kesempatan ini, penulis akan mengulas objek wisata terakhir, yakni Pohon Nabi. Sekedar menegaskan bahwa, sahabat nabi semuanya sudah meninggal dunia tanpa terkeculi, namun rupanya ada sebuah pohon yang yang usianya sampai ribuan tahun, namun hingga saat ini pohon tersebut masih berdiri subur ditengah teriknya bagian utara padang pasir Yordania.

Secara geografis, ia dekat dengan kota Bosra di Syiria, letaknya di daerah al-Baqiawiyah Provinsi Zarqa, bisa di tempuh kurang lebih 2,5 jam perjalanan dari ibukota Amman, usianya diperkirakan 1400 tahun (14 abad).

Yordania

Tidak ada pohon yang bertahan hidup di sekelilingnya sama sekali, Allah SWT yang menghidupkannya dengan segala Irodah-Nya jua sebagai tanda kasih sayang-Nya mengabadikan sejarah pohon itu sehingga masih terlihat subur dan rindang, oleh karena itu sejarah menjulukinya sebagai “The Only Living Sahabi”sahabat nabi yang masih hidup hingga saat ini, warga Yordania menyebutnya dengan “Syajaratunnabi” (Pohon Nabi).

Pohon Nabi yang berjenis Pistachio (Pistacia Vera) dengan tinggi 11 m dan luas rimbun 12×20 m ini keberadaannya lumayan unik dan sulit dipercaya, karna menurut akal rasanya tidak mungkin bisa tumbuh di kawasan yang tandus, gersang, tanah kering dan bebatuan, mungkin itulah yang namanya keberkahan, apalagi di negeri Syam yang sudah di janjikan dalam al-qur’an akan keberkahannya karna berada di sekitar masjid al-Aqsa (Falestina) sebagaimana dijelaskan dalam suratAl-Isra ayat 1.

Pohon yang ‘kesepian’ ini dipercaya sebagai saksi pertemuan biarawan Kristen bernama Bahira dengan Nabi Muhammad. Ahli Sejarah Islam, Ibnu Hisyam dalam kitabnya yang bernama Al-Sirah al-Nabawiyahmenceritakan kisah pertemuan Buhaira dengan anak kecil calon Rasul terakhir.

Nabi Muhammad ketika usia 12 tahun. Beliau bersama pamanya Abu Thalib dalam perjalanan berdagang ke negeri Syam, Suriah saat ini. Pada suatu hari seorang Pendeta bernama Buhaira mendapat firasat, kalau ia akan bertemu dengan sang nabi akhir zaman. Tiba-tiba ia melihat kafilah (rombongan) pedagang arab, dan beliau melihat pemuda kecil yang memiliki ciri-ciri sesuai yang digambarkan dalam kitabnya al-Injil.

Kemudian pendeta tersebut mengundang rombongan arab dalam sebuah perjamuan, dan semua anggota rombongan ikut hadir kecuali anak yang ia tunggu-tunggu. Ternyata anak itu sedang menunggu dibawah pohon untuk menjaga unta-unta. Kemudian Buhaira keluar mencarinya dan ia sangat takjub ketika menyaksikan cabang-cabang pohon merunduk dan melindungi sang anak dari panasnya terik matahari. Bahira pun meminta agar anak kecil tersebut dia ajak menikmati jamuan makan bersama.

Pada saat itu juga bahira langsung menenliti sang anak dan menyimpulkan bahwa anak tersebut adalah Rasul terakhir yang dijelaskan sesuai dalam Al-kitab. Kemudian bahira langsung memberi tahu kepada Abu Thalib bahwa anak kecil yang turut serta pada rombongannya kelak akan menjadi Nabi. Bahira juga berpesan kepada Abu Thalib agar menjaga anak kecil itu.

Pohon Nabi

Penemuan kembali pohon itu terjadi secara tak di sengaja setelah Pangeran Ghazi bin Muhammad yang baru kembali belajar di Universitas Cambridge setelah ditugaskan oleh sang paman, Raja Hussein pada waktu itu, untuk bekerja di perpustakaan Kerajaan. Menurut situs Last Prophet, Pengeran Ghazi menemukan manuskrip tentang pohon tersebut ketika memeriksa arsip negara, dan jika di runtut dari naskah-naskah tua tersebut kemungkinan besar tempat terjadinya pertemuan Buhaira dan Muhammad adalah di gurun Yordania.

Dan hingga saat ini Pohon Nabi tersebut dilestarikan bahkan disekelilingnya dilindungi pagar dan di pantau secara rutin oleh pemerintah Yordania. Bahkan tidak sedikit pelancong yang berkunjung kesana khususnya dari negara Indonesia, Malaysia dan Thailand. Bagi pelancong yang ingin berkunjung ke pohon ini disarankan diluar musim dingin, yaitu di bulan Februari – Mei, karna daun pohon ini berguguran, berkunjunglah di musim panas agar daunya tumbuh rindang dan lebat.

Namun sayang, hingga saat ini belum ada kejelasan apakah ada penelitian secara ilmiah yang menunjukkan berapa usia pohon tersebut. Sebab, jika keyakinan ini benar, maka pohon yang usianya sudah lebih dari 1.400 tahun ini benar-benar merupakan pohon Sahabi “The Only Living Sahabi”.

Ridwan Bahrudin
Ridwan Bahrudin
Alumni Universitas Al al-Bayt Yordania dan UIN Jakarta.

Mengenal Harakatuna

Artikel Terkait

Artikel Terbaru