31.8 C
Jakarta
Array

Yang Pasti Pasti Saja

Artikel Trending

Yang Pasti Pasti Saja
Dengarkan artikel ini
image_pdfDownload PDF

Hidup itu pilihan, begitu katanya. Memilih memang suatu hal yang mudah namun juga sulit. Dalam kondisi tertentu memilih itu semudah memejamkan mata namun tak jarang pula kita dihadapkan pada pilihan yang sulit. Dilema katanya. Yang satu tidak tega untuk ditinggalkan. Yang lainnya berat untuk ditelantarkan. Lalu idealnya mau milih yang mana?

Pilihlah yang pasti-pasti saja. Dalam hadis Nabi Muhammad saw kita diarahkan untuk memilih pilihan yang mantap dalam hati. Ya, memilih adalah pekerjaan hati. Katanya dan nyatanya, hati itu selalu bolak-balik. Sekarang bilang benci. Besoknya menyatakan cinta. Yang perlu digarisbawahi adalah kemantapan hati saat memilih. Sehingga keraguan dan kegalauan kita halau jauh-jauh dari pandangan kita. Sebab keraguan itu tidak pasti. Hendaknya dijauhi. Ambil saja yang pasti.’k0.

Lalu bagaimana ketika hati tidak kunjung mendapatkan kemantapan dalam memilih?  Apakah kita memilih untuk tidak memilih? Ya, jangan. Kasian. Orang lain menunggu keputusan kita. Coba kita perbandingkan antara pilihan yang ada. Menimbang plus-minus masing-masing. Akan tetapi tak perlu juga meminjam timbangan pedagang pasar. Cukup dengan barometer dan patokan yang kita perlukan. Tentu setelah memperbandingkan dan menimbang-nimbang, timbul kecondongan mana yang lebih berat. Di situlah muncul pilihan –yang insyaallah- tepat.

Kemudian jika kita masih galau atau mungkin ingin memantapkan langkah, istikharah adalah solusi berikutnya. Kata guru kami –KH. Ahmad Hasyim Muzadi Allah Yarham- pernah menyatakan bahwa istikharah artinya menanyakan suatu masalah kepada Allah bagaimana penyelesaian dan jalan keluarnya. Dapat pula berarti memilih diantara dua atau beberapa pilihan. Berbeda dengan doa yang kita mengajukan kemuauan kita, istikharah seharusnya kita kosongkan hati kita tergantung jawaban hidayah dari Allah swt. Dan kita harus rida terhadap keputusan Allah tersebut. Sehingga istikharah adalah sesuatu yang berat karena kita harus mengosongkan fikiran dan hati kita bukan mengajukan kemauan kita. Dengan demikian tidak semua orang mempunyai kemampuan dalam ber-istikharah kecuali mereka yang mampu menenangkan hatinya.

Oiya lupa, bermusyawarah atau meminta pendapat kepada yang tahu dan berpengalaman juga menjadi solusi menentukan pilihan. Akan tetapi perlu dipastikan yang dimintai pendapat merupakan orang yang tidak memiliki kepentingan dalam hal tersebut. Sehingga masukkannya bagi bisa obyektif dan terarah. Mudah-mudah kita semua diberi pilihan terbaik dalam menghadapi kehidupan ini. Amin [Ali Fitriana Rahmat]

Harakatuna
Harakatuna
Harakatuna.com merupakan media dakwah berbasis keislaman dan kebangsaan yang fokus pada penguatan pilar-pilar kebangsaan dan keislaman dengan ciri khas keindonesiaan. Transfer Donasi ke Rekening : BRI 033901002158309 a.n PT Harakatuna Bhakti Ummat

Mengenal Harakatuna

Artikel Terkait

Artikel Terbaru