27.9 C
Jakarta
Array

ISIS Masih Simpan Rp 4,3 Triliun Untuk Biaya Teror

Artikel Trending

ISIS Masih Simpan Rp 4,3 Triliun Untuk Biaya Teror
Dengarkan artikel ini
image_pdfDownload PDF

Harakatuna.com. New York — Meskipun telah kehilangan wilayah kekuasaan di Suriah dan Irak, namun kekuatan kelompok militan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) masih ada. Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB), Antonio Guterres melaporkan, masih tersimpan kekayaan ISIS USD 300 juta atau setara dengan Rp4,3 Triliun.

Pihaknya terus mewaspadai gerakan dan ancaman ISIS yang diam-diam di beberapa tempat membangun jaringan dan mengumpulkan kekayaan. Menurutnya, Kekayaan ISIS dengan jumlah uang yang masih cukup besar, membuat PBB khawatir serangan ISIS selantunya. Sebab, mungkin sekali serangan yang saat ini mulai tiarap hanya bersifat sementara.

“Kemungkinan tidak sampai akhir tahun 2019,” ujar Guterres. Kehilangan wilayah kekuasaan di Suriah dan Irak, berarti memutus sumber pendanaan ISIS. Namun demikian, ISIS diyakini masih mampu memperoleh dana untuk mendukung aksi terorismenya di Irak, Suriah, dan luar negeri. Dalam hal ini, PBB menyebut aliran dana dilakukan secara informal, atau yang dikenal dengan istilah “hawaladar”.

Lebih lanjut PBB menganalisis, penjualan barang-barang antik dari Irak mungkin menjadi sumber pendanaan lain bagi ISIS. PBB menjelaskan, dengan hilangnya wilayah kekuasaan di Suriah dan Irak, ISIS membentuk unit khusus untuk menjual barang-barang antik.

“Detail barang antik yang diperdagangkan dan lokasi penjualannya hanya diketahui oleh pemimpin ISIS,” jelas Guterres dalam rilisnya. Menurutnya, kelompok ISIS diketahui telah mendorong para pendukungnya di Timur Tengah, Afrika, dan Asia, untuk memiliki kemandirian finansial.

Selanjutnya, kepala Hak Asasi Manusia (HAM) PBB, Michelle Bachelet pada akhir Juni lalu mengatakan, lebih dari 55.000 tersangka militan ISIS dan keluarganya ditahan di Irak dan Suriah. Sebagian besar berada dalam, tahanan pemerintah Irak dan Pasukan Demokratik Suriah yang didukung AS dan lebih dari 50 negara lainnya. Sementara, sebanyak 11.000 keluarga lainnya ditahan di kamp Al Hol di Suriah bagian timur laut. (Fay)

Ahmad Fairozi
Ahmad Fairozihttps://www.penasantri.id/
Mahasiswa UNUSIA Jakarta, Alumni PP. Annuqayah daerah Lubangsa

Mengenal Harakatuna

Artikel Terkait

Artikel Terbaru