27.6 C
Jakarta

Waspada! Bawa Isu Politik dan Agama dalam Kemenangan Timnas Indonesia

Artikel Trending

Islam dan Timur TengahIslam dan KebangsaanWaspada! Bawa Isu Politik dan Agama dalam Kemenangan Timnas Indonesia
image_pdfDownload PDF

Harakatuna.com. Tadi malam Timnas Indonesia menang lawan Thailand dalam SEA Games 2023. Kemenangan menjadi suatu kebahagiaan bagi Negara Indonesia yang setelah kemarin gagal menjadi tuan rumah piala dunia. Mungkin dengan cara inilah Tuhan menghapus kesedihan bangsa Indonesia dengan kemenangan itu. Meski begitu, bangsa ini tidak boleh puas, apalagi congkak.

Menghadapi kemenangan Timnas Indonesia ini, penting diperhatikan beberapa hal terkait persepakbolaan Indonesia: Pertama, tidak menghubungkan dengan persoalan politik. Politik dan sepak bola adalah dua ranah yang berbeda. Mengaitkan politik dengan sepak bola akan menjadi benalu dalam perkembangan sepak bola di Indonesia.

Tidak perlu kemenangan ini dibilang bahwa berkat kepemimpinan Jokowi persepakbolaan Indonesia menjadi berkembang dan menang. Itu maksudnya apa? Kenapa harus bawa-bawa nama Jokowi? Apa maksudnya ini Jokowi perlu ”nyapres” yang ketiga kalinya lagi, sehingga persepakbolaan Indonesia jadi berkembang? Ketika bawa-bawa nama Jokowi ini sudah masuk dalam ranah politik praktis, apalagi baru-baru ini Jokowi terlibat dalam politik praktis dukung Ganjar, Prabowo, dan Airlangga pada Musra kemarin.

Kedua, tidak menghubungkan dengan isu agama. Semisal, kemenangan ini karena pemainnya mayoritas muslim, tidak suka LGBT, dan selalu merapal doa sebelum pertandingan dimulai. Sudahlah bawa-bawa agama dalam ranah sepak bola. Agama punya tempatnya sendiri yang tidak perlu dikait-kaitkan dengan sepak bola. Meskipun keterlibatan pertolongan Tuhan itu ada, semua bangsa Indonesia, terlebih pemain itu pasti yakin. Buktinya, ketika dinyatakan menang, pelatih dan beberapa orang Indonesia sujud syukur. Sujud syukur itu bagian dari ajaran Islam.

Meski begitu, tidak perlu diungkapkan ke publik bahwa kemenangan ini adalah peran agama Islam yang cukup besar. Mengatakan ada keterlibatan peran Islam itu akan menyebabkan ketidakharmonisan hubungan antar agama. Agama di Indonesia sudah mulai renggang karena muncul istilah agama mayoritas (Islam) dan agama minoritas (di luar Islam). Apalagi masih dipuji-puji Islam di depan agama selainnya. Ini keterlaluan jika dilakukan.

BACA JUGA  Choirul Ikhwan: Perjalanan Ideologis Dari Radikalisme Menuju Rekonsiliasi dan Perdamaian

Mengaitkan sepak bola dengan politik dan agama tidak akan membawa pada dampak positif. Ini akan menjadi bumerang yang dapat menyebabkan pecahnya persatuan, munculnya benih permusuhan, dan lain-lain. Karena, pasti di situ ada yang sakit hati dan dengki antar sesama. Sungguh sangat disayangkan jika itu terjadi.

Para politikus mengahadapi Pilpres 2024 harus tetap sportif, tidak mengorbankan negara demi kepentingan sesaat ini. Politik memang penting. Tapi, jika kendali politikus itu tidak benar maka akan menyebabkan benturan yang cukup membahayakan. Ini bukan sesuatu yang diinginkan. Maka, hindari cara-cara kotor dalam berpolitik. Dahulukan perdamaian negeri ini.

Pemuka agama hendaknya tidak meniru kelompok radikal yang berpolitik dengan mengatasnamakan agama. Dia berpolitik dengan ngawur. Sangat mungkin dia bakal menghubungkan kemenangan Timnas Indonesia dengan beberapa isu agama yang menguntungkan kelompoknya sendiri. Sungguh sangat picik cara berpikirnya!

Sebagai penutup, semua bangsa Indonesia harus bersyukur atas kemenangan Timnas Indonesia di SEA Games 2024. Tidak perlu dikait-kaitkan dengan isu politik dan agama. Sepak bola punya ranah yang cukup private sehingga dia menjadi isu independen dan tidak perlu dikawinkan dengan isu-isu di luar darinya. Maju terus persepakbolaan Indonesia.[] Shallallah ala Muhammad.

Dr. (c) Khalilullah, S.Ag., M.Ag.
Dr. (c) Khalilullah, S.Ag., M.Ag.
Penulis kadang menjadi pengarang buku-buku keislaman, kadang menjadi pembicara di beberapa seminar nasional

Mengenal Harakatuna

Artikel Terkait

Artikel Terbaru