31.4 C
Jakarta

Utusan Taliban Bahas Perdamaian dengan Pakistan

Artikel Trending

AkhbarInternasionalUtusan Taliban Bahas Perdamaian dengan Pakistan
Dengarkan artikel ini
image_pdfDownload PDF

Harakatuna.com. Kabul-Kasus Taliban dan Afghanistan pasang surut tak kunjung tuntas. Beberapa kali opsi perdamaian gagal ditengah jalan lantaran campur tangan pihak ketiga yang dalam hal ini adalah Amerika Serikat. Beberapa hari lalu, utusan Taliban negosiasi dengan Cina, wal hasil, Cina meminta pihaknya mengahiri pertempuran ini dengan  jalur perdamaian.

Tak lama dari negosiasi dan opsi perdamaian yang ditawarkan Cina, Taliban mengutus delegasi ke Pakistan. Sebagaimana kasus yang telah berlalu, delegasi ini bermaksud membicarakan prospek perdamaiannya dengan Afghanistan. Taliban mempersepsikan, setelah pembicaraan antara pihaknya dengan Amerika Serikat (AS) terhenti, Taliban perlu mengambil sikap dan sumbangan dukungan  dari berbegai negara lainnya, Rabu (2/10).

Sejumlah Negosiasi Utusan Taliban

Utusan Taliban Suhail Shaheen mengungkapkan delegasi tersebut dipimpin Mullah Abdul Ghani Baradar, salah satu pendiri Taliban. “Dia (Baradar) akan melakukan pembicaraan dengan pejabat-pejabat Pakistan tentang masalah-masalah penting,” ujarnya melalui akun Twitter pribadinya.

Seorang pejabat Taliban yang enggan dipublikasikan identitasnya mengungkapkan delegasi tersebut akan menginformasikan kepada para pemimpin Pakistan tentang faktor-faktor yang menyebabkan gagalnya proses pembicaraan dengan AS. Namun, dia enggan menjelaskan lebih detail tentang hal tersebut.

Menurut dia, Taliban pun berencana menindaklanjuti pernyataan Perdana Menteri Pakistan Imran Khan yang mengatakan hendak membujuk dan meyakinkan Presiden AS Donald Trump untuk melanjutkan pembicaraan dengan Taliban. Komentar itu disampaikan Khan menjelang pertemuan di Majelis Umum PBB di New York pekan lalu.

BACA JUGA  Pengadilan PBB akan Evaluasi Implikasi Pendudukan Israel

Belum ada keterangan apakah delegasi Taliban akan bertemu dengan Khan. Pemerintah Afghanistan pun belum merilis pernyataan tentang kunjungan Taliban ke Pakistan. Dalam beberapa hari terakhir, Taliban telah mengutus delegasinya ke beberapa negara seperti Rusia, China, dan Iran.

Hal itu mereka lakukan setelah Trump memutuskan menghentikan pembicaraan dan negosiasi dengan kelompok tersebut pada 8 September lalu. Keputusan itu diambil karena Taliban mengklaim bertanggung jawab atas serangan bom di Ibu Kota Afghanistan Kabul. Sebanyak 12 orang tewas dalam insiden itu, termasuk satu tentara AS.

Trump, termasuk Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo, menganggap serangan itu merupakan taktik Taliban untuk memperkuat posisinya dalam perundingan. Harapannya agar hasil pembicaraan dengan AS dapat sesuai dengan kehendak atau keinginan mereka.

Sejak tahun lalu, AS telah menjalin negosiasi dengan Taliban. Permasalahan utama yang mereka bicarakan adalah tentang penarikan pasukan AS dari Afghanistan. Militer AS diketahui merupakan sekutu utama Pemerintah Afghanistan dalam memerangi Taliban.

Terdapat sekitar 14 ribu pasukan AS di Afghanistan. Mereka telah berada di sana selama sekitar 18 tahun.

Harakatuna
Harakatuna
Harakatuna.com merupakan media dakwah berbasis keislaman dan kebangsaan yang fokus pada penguatan pilar-pilar kebangsaan dan keislaman dengan ciri khas keindonesiaan. Transfer Donasi ke Rekening : BRI 033901002158309 a.n PT Harakatuna Bhakti Ummat

Mengenal Harakatuna

Artikel Terkait

Artikel Terbaru