33.2 C
Jakarta

Ukuran Kemuliaan Seseorang Menurut Fudail Bin Iyadh

Artikel Trending

Asas-asas IslamAkhlakUkuran Kemuliaan Seseorang Menurut Fudail Bin Iyadh
Dengarkan artikel ini
image_pdfDownload PDF

Harakatuna.com – Allah menciptakan manusia di bumi ini dengan sebaik-baiknya bentuk. Dari sisi penciptaannya, manusia memang makhluk yang sempurna, namun demikian ketika menjalani kehidupan di dunia ini apa si ukuran yang bisa menjadikan manusia menjadi mulia. Apakah hartanya, apakah pangkat dan jabatannya dan ataukah ras serta sukunya? Dan berikut ukuran kemuliaan seseorang menurut Fudail Bin Iyadh

Dalam Al-Quran sendiri diterangkan bahwa ukuran kemuliaan seseorang itu tidak ditentukan dari harta, rupa dan tahta. Dalam Al-Quran ukuran kemuliaan seseorang itu ditentukan oleh ketakwaannya

يَٰٓأَيُّهَا ٱلنَّاسُ إِنَّا خَلَقْنَٰكُم مِّن ذَكَرٍ وَأُنثَىٰ وَجَعَلْنَٰكُمْ شُعُوبًا وَقَبَآئِلَ لِتَعَارَفُوٓا۟ ۚ إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِندَ ٱللَّهِ أَتْقَىٰكُمْ ۚ إِنَّ ٱللَّهَ عَلِيمٌ خَبِيرٌ

Artinya: “Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling takwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.”

BACA JUGA  Ini 3 Etika yang Akan Mengantarkanmu ke Surga

Seorang ulama, Fudail bin Iyadh mendasarkan pada keterangan ayat di atas menjelaskan bahwa kemuliaan seseorang itu ditentukan oleh ketakwaannya. Namun ketakwaan ini tidak hanya tentang banyaknya ibadah seperti sholat, zakat dan puasa namun juga baiknya sikap terhadap manusia.

قال فضيل بن عياض: ما ارتفع رجل بكثرة الصلاة والصيام، وإنما يرتفع الرجال بسخاء الأنفس، وسلامة الصدور، والنصح للأمة.

Artinya: “Seseorang tidak akan pernah menjadi mulia hanya karena banyaknya ibadah shalat dan puasa (atau ibadah personal yang lain). Akan tetapi ia bisa menjadi pribadi yang mulia dan terhormat melalui kemurahan jiwa, hati yang bersih dan memberi kebaikan kepada masyarakat.”

Dari sini sangat jelas, tentunya kemuliaan seseorang itu tidak ditentukan dengan banyaknya ibadah yang dilakukan. Untuk menjadi mulia menurut Fudail Bin Iyadh selain dengan ibadah tentunya dengan menjadi pribadi yang memiliki kebersihan hati dan komitmen serta kepekaan terhadap sesama manusia. Muliakan manusia maka engkau akan dimuliakan oleh pencipta manusia.

Ahmad Khalwani, M.Hum
Ahmad Khalwani, M.Hum
Penikmat Kajian Keislaman

Mengenal Harakatuna

Artikel Terkait

Artikel Terbaru