32.1 C
Jakarta
spot_img

UIN SMH Banten Gelar Bedah Buku ‘JI The Untold Story’, Ajak Mahasiswa Cegah Radikalisasi

Artikel Trending

AkhbarDaerahUIN SMH Banten Gelar Bedah Buku 'JI The Untold Story', Ajak Mahasiswa...
image_pdfDownload PDF

Harakatuna.com. Banten – Universitas Islam Negeri (UIN) Sultan Maulana Hasanuddin Banten menggelar acara Bedah Buku ‘JI The Untold Story: Perjalanan Kisah Jemaah Islamiyah’ yang ditulis oleh Kepala Densus 88 Anti Teror Polri, Irjen Pol Sentot Prasetyo. Acara ini diadakan sebagai ruang diskusi akademik untuk mempelajari pola gerakan radikal-terorisme melalui kisah kelompok Jemaah Islamiyah (JI).

Rektor UIN SMH Banten, Wawan Wahyuddin, dalam sambutannya menyampaikan bahwa pertobatan kelompok JI yang memutuskan untuk kembali ke Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) harus menjadi pengingat bagi semua pihak untuk selalu mencintai negeri ini. “Jangan sampai negeri ini bubar hanya karena paham radikal, kita harus jaga!” tegas Wawan Wahyuddin dalam acara Bedah Buku tersebut, seperti dikutip dari Holopis.com pada Kamis (27/2).

Wawan juga menekankan bahwa pendidikan tinggi harus menjadi garda terdepan dalam membangun pemahaman kritis di kalangan mahasiswa, agar mereka tidak mudah terpengaruh oleh propaganda yang bertentangan dengan nilai-nilai kebangsaan dan kemanusiaan. “Pendidikan tinggi harus menjadi garda terdepan dalam membangun pemahaman kritis bagi mahasiswa, agar tidak mudah terpengaruh oleh propaganda yang bertentangan dengan nilai-nilai kebangsaan dan kemanusiaan,” ujarnya.

Buku yang diterbitkan oleh Gramedia ini mengungkap berbagai informasi penting yang sebelumnya tersembunyi, termasuk ajaran, ideologi, dan keterlibatan tokoh-tokoh penting dalam gerakan Jemaah Islamiyah. Irjen Pol Sentot Prasetyo, selaku penulis buku tersebut, menyampaikan bahwa buku ini tidak hanya bertujuan untuk membongkar wajah asli JI, tetapi juga untuk membuka ruang agar suara mereka dapat didengar.

“Buku ini lahir dari keinginan untuk memahami, bukan sekadar menghakimi. Kita perlu melihat perjalanan kelompok radikal dari berbagai sudut pandang, termasuk faktor-faktor yang mendorong transformasi mereka,” ujar Sentot Prasetyo dalam pemaparannya.

Acara ini juga menghadirkan Ustaz Fuad Junaidi, mantan anggota Jemaah Islamiyah yang pernah dipenjara atas kasus terorisme, sebagai narasumber. Fuad menuturkan bahwa perubahan pemahaman dalam dirinya dan sejumlah rekannya di JI tidak terjadi secara instan, melainkan melalui proses panjang yang penuh dengan perenungan dan dinamika internal.

BACA JUGA  Kakankemenag Poso Siap Perkuat Sinergi Moderasi Beragama untuk Poso Lebih Maju

“Saya dulu meyakini bahwa jihad harus ditempuh dengan cara kekerasan, tapi akhirnya saya sadar bahwa pemahaman itu keliru. Islam tidak mengajarkan teror. Banyak saudara saya di JI yang akhirnya juga sampai pada kesimpulan yang sama, bahwa perjuangan seharusnya dilakukan dengan dakwah dan kontribusi nyata bagi masyarakat, bukan dengan kekerasan,” ungkapnya.

Seorang mahasiswa yang hadir dalam acara tersebut mengungkapkan bahwa bedah buku ini membuka perspektif baru tentang bagaimana radikalisme berkembang dan bagaimana cara yang efektif untuk menanganinya. Para pembicara juga mengingatkan bahwa generasi muda memiliki peran penting dalam menjaga keberagaman dan perdamaian di Indonesia.

Ustaz Fuad Junaidi menegaskan bahwa pemuda harus memiliki pemahaman agama yang benar agar tidak mudah terjebak dalam propaganda radikal. “Saya dulu adalah bagian dari kelompok yang salah memahami jihad. Saya ingin anak-anak muda sekarang tidak mengulangi kesalahan saya. Jangan mudah percaya pada ajakan yang membenturkan agama dengan kemanusiaan,” pesannya kepada para mahasiswa yang hadir.

Lebih lanjut, Fuad menekankan bahwa jihad sejati bukanlah tentang menebar ketakutan, tetapi tentang berjuang dengan ilmu, akhlak, dan kontribusi nyata bagi masyarakat. “Kalau kelompok radikal bisa menggunakan media sosial untuk menyebarkan propaganda mereka, maka kita juga bisa menggunakannya untuk menyebarkan kebaikan dan Islam yang penuh kasih sayang,” tambahnya.

Acara Bedah Buku ‘JI The Untold Story’ ini diharapkan tidak hanya menjadi ruang kajian akademik, tetapi juga menjadi refleksi bagi semua pihak tentang bagaimana strategi deradikalisasi dapat dijalankan secara lebih efektif. Buku ini bukan hanya sekadar dokumentasi perjalanan Jemaah Islamiyah, tetapi juga menjadi simbol bahwa rekonsiliasi dan perubahan itu mungkin terjadi.

Dengan terselenggaranya acara ini, diharapkan semakin banyak pihak yang terlibat dalam upaya membangun Indonesia yang damai, toleran, dan bebas dari paham ekstremisme.

Harakatuna
Harakatuna
Harakatuna.com merupakan media dakwah berbasis keislaman dan kebangsaan yang fokus pada penguatan pilar-pilar kebangsaan dan keislaman dengan ciri khas keindonesiaan. Transfer Donasi ke Rekening : BRI 033901002158309 a.n PT Harakatuna Bhakti Ummat

Mengenal Harakatuna

Artikel Terkait

Artikel Terbaru