31.7 C
Jakarta
Array

Tumpas Radikalisme Sampai ke Akarnya

Artikel Trending

Tumpas Radikalisme Sampai ke Akarnya
Dengarkan artikel ini
image_pdfDownload PDF

Harakatuna.com. Jakarta-Radikalisme yang berujung aksi terorisme telah mewabah dan menjadi musibah. Paham-paham kekerasan itu telah masuk dalam berbagai aspek kehidupan dan profesi. Berbagai aksi teror pun mereka lakukan, seperti bom bunuh diri. Fakta ini menjadi bukti bahwa radikalisme dan terorisme telah menjadi ancaman nyata bagi kedamaian dan keutuhan NKRI. Karena itu tidak ada jalan lain, kecuali tumpas radikalisme dan terorisme hingga ke akarnya-akarnya.

“Saya kira regulasi yang sudah ada seperti UU Nomor 5 Tahun 2018 tinggal dikuatkan dan diimplementasikan. Yang lebih penting lagi program pencegahan harus lebih masif, terencana, terprogram di masing-masing lembaga dan institusi,” ujar mantan anggota Komisi VIII DPR yang juga Ketua Dewan Syuro’ PKB KH Maman Imanulhaq di Jakarta, Jumat (18/10/2019).

Selain itu, lanjut Maman, penindakan juga harus dilakukan secara tegas terhadap mereka yang terpapar radikalisme. Menurutnya, pencegahan dan penindakan harus dilakukan. Bahkan pemerintah perlu tumpas radikalisme hingga tuntas. Karena para pengikut radikalisme dan terorisme juga terus melakukan upaya untuk menyebarkan paham dan ideologinya ke segala lapisan masyarakat.

“Pemerintah harus lebih tegas lagi. Saya sepakat pencegahan radikalisme itu penting dilakukan. BNPT (Badan Nasional Penanggulangan Terorisme) harus melakukan upaya pencegahan mulai dari hilir sampai hulu. Begitu juga Polri harus intensif melakukan penindakan. Jangan memberikan celah sedikit pun paham dan ideologi kekerasan ada dan berkembang di Indonesia,” tutur pengasuh Pondok Pesantren Al Mizan Majalengka ini.

Menurutnya, ada banyak faktor yang menyebabkan seseorang mudah terpapar radikalisme. Mulai dari ekonomi, sosial, pemahaman agama, dan lain-lain. Untuk itu, untuk mencegah radikalisme sampai ke akarnya, pendekatan secara ekonomi, pelibatan tokoh agama, organisasi kemasyarakatan, dan lain-lain.

Kiai Maman mengungkapkan, kasus terakhir penusukan Menko Polhukam Jenderal (purn) Wiranto telah menyadarkan masyarakat bahwa paham atau ideologi radikal sudah masuk secara masif dan sistematis ke semua kalangan dan lapisan masyarakat. Mulai dari pelajar, mahasiswa, dosen, birokrat, ASN, pesantren, bahkan Polri dan TNI pun juga sudah tersusupi paham-paham negatif tersebut.

“Bentengi anak dan keluarga kita, mulai dari lingkungan keluarga maupun lingkungan pendidikan agar tidak terpapar radikalisme,” tutur Kang Maman, panggilan karib Kiai Maman.

Radikalisme Mengorbankan Kemanusiaan

Ia menegaskan, bahwa radikalisme itu telah menghilangkan sisi kemanusiaan, sehingga rasa empati dan nilai persaudaraan itu menjadi hilang. Itu terjadi karena mereka telah mendapat doktrin kekerasan, takfiri, jihad yang salah. Ironisnya, ada tokoh-tokoh yang konyol yang menyudutkan pemerintah dengan menuduh bahwa aksi terorisme itu adalah rekayasa.

“Tuduhan rekayasa pada penusukan Pak Wiranto menjadi bukti bahwa kelompok radikal sudah kehilangan rasionalitas dan kemanusiaan. Mereka sangat keji dan biadab. Tidak ada bukti bahwa itu rekayasa harus dibuktikan baik dari sisi medis maupun kronologis yang bisa ditelusuri oleh aparat,” tukas Maman, dalam keterangan tertulisnya.

Untuk itu, dia mengajak seluruh anak bangsa untuk tidak mudah terpengaruh ajakan atau provokasi yang tidak berdasar dari kelompok radikalisme. Selain itu, ia juga menyarankan agar tidak mudah percaya konten-konten yang bersumber dari media sosial (medsos) atau internet.

“Lebih baik sebarkan konten-konten Islam ramah, Islam damai, dan Islam toleran, saat beraktivitas di medsos,” ajaknya.

Kang Maman menilai, radikalisme itu bukan soal ajaran agama, tetapi pemahaman yang sempit, keliru, dan menyesatkan.

Ahmad Fairozi
Ahmad Fairozihttps://www.penasantri.id/
Mahasiswa UNUSIA Jakarta, Alumni PP. Annuqayah daerah Lubangsa

Mengenal Harakatuna

Artikel Terkait

Artikel Terbaru