27.4 C
Jakarta

Tolak Ukur Seorang Mukmin Adalah Ramah

Artikel Trending

Asas-asas IslamAkhlakTolak Ukur Seorang Mukmin Adalah Ramah
Dengarkan artikel ini
image_pdfDownload PDF

Harakatuna.com. Mukmin adalah sebutan bagi orang yang beriman kepada Allah Swt. Tentu untuk mendapatkan gelar mukmin seseorang harus melakukan sesuatu yang menunjukkan bahwa ia adalah seorang mukmin. Sebagaimana seorang yang ingin mendapat gelar sarjana maka mau tidak mau harus kuliah sampai lulus S1. Jika untuk mendapat gelar sarjana, seseorang harus menempuh S1, maka untuk mendapatkan gelar mukmin seorang harus bersikap ramah. Tolok ukur seorang mukmin adalah ramah. Dan hal ini didasarkan pada suatu hadis Nabi Muhammad

الْمُؤْمِنُ يَأْلَفُ وَيُؤْلَفُ، وَلَا خَيْرَ فِيمَنْ لَا يَأْلَفُ، وَلَا يُؤْلَفُ، وَخَيْرُ النَّاسِ أَنْفَعُهُمْ لِلنَّاسِ

Artinya: “Orang Mukmin adalah orang yang ramah, dan diperlakukan dengan ramah, tidak ada kebaikan pada seseorang yang tidak berbuat ramah, dan tidak pula pada seseorang yang tidak diperlakukan dengan ramah, dan sebaik- baik manusia adalah yang bermanfaat bagi manusia yang lain.” [HR.Thabarani]

Dalam hadis ini jelas dikatakan bahwa orang mukmin adalah orang yang ramah. Hasil dari berlaku ramah ini maka nantinya akan diperlakukan ramah juga. Bahkan Nabi juga mengatakan tidak ada kebaikan bagi orang yang tidak ramah dan juga orang yang diperlakukan tidak ramah.

Ramah Tolak Ukur Mukmin, Bukan Marah

Jika Nabi Muhammad berkata tolak ukur seorang mukmin adalah ramah. Yang jadi pertanyaan sekarang apakah seorang yang tidak ramah dikatakan tidak mukmin?. Tentunya ada pemahaman yang harus disepakati terkait hal ini.

Ramah adalah sifat seorang mukmin. Dan ini suatu kepastian karena berdasarkan hadis Nabi. Namun demikian, pemahaman terbalik (mafhum mukholafah) dari pernyataan itu bukanlah orang yang tidak ramah berarti tidak mukmin.

BACA JUGA  Mengenal Tiga Jenis Bullying Dalam Al-Quran

Orang yang tidak ramah tentu masih disebut orang yang beriman atau mukmin. Namun demikian kadar keimanannya masih tipis. Dan tentunya orang yang mukmin yang berlaku tidak ramah ada kesalahan dalam pemahamannya terhadap ajaran agama Islam.

Jikapun hanya berdasarkan logika, tentu seseorang yang hidup di tengah masyarakat akan dengan sendirinya berlaku ramah. Karena dengan ramah akan terjalin harmonis. Ramah secara logika juga bisa dikatakan naluri manusiawi. Tanpa harus berpikir secara alamiah orang akan berlaku ramah.

Apalagi dengan adanya ilmu agama, yang menjadikan ramah sebagai tolak ukur seseorang dikatakan mukmin. Tentu hal ini akan mendorongnya untuk selalu berbuat ramah.

Namun ada sedikit kegelisahan, kenapa di akhir-akhir ini banyak sekali orang belajar agama akan tetapi sifat ramahnya malah tidak muncul, malah justru sifat marahnya yang muncul. Tidak sedikit orang yang mengaku beragama namun saling menghujat dan saling mengkafirkan.

Tentu jawaban dari kegelisahan ini adalah dengan merenung sejenak. Dengan merenung akan didapati kepastian bahwa agama tidak pernah mengajarkan orang untuk jadi pemarah. Apabila seseorang belajar agama og menjadi tidak ramah, ayo segeralah daur ulang pemahamannya mengenai ajaran agamanya. Ingat pemahamannya agamanya ya yang harus di daur ulang, bukan ajaran agamanya. Karena ajaran agama dari dulu sama, hanif dan pasti mengajarkan kebaikan. Wallahu A’lam Bishowab.

Ahmad Khalwani, M.Hum
Ahmad Khalwani, M.Hum
Penikmat Kajian Keislaman

Mengenal Harakatuna

Artikel Terkait

Artikel Terbaru