31.8 C
Jakarta

Tolak Radikalisme, Terorisme dan Komunisme Melalui Penguatan Ukhuwah Islamiyah

Artikel Trending

AkhbarDaerahTolak Radikalisme, Terorisme dan Komunisme Melalui Penguatan Ukhuwah Islamiyah
Dengarkan artikel ini
image_pdfDownload PDF

Harakatuna.com. Yogyakarta – Pentingnya pemahaman tentang bahaya terorisme bagi para santri, ataupun jamaah mendorong Masjid Suciati Saliman menyelenggarakan acara pengajian dengan tema “Jalin Ukhuwah Islamiyah Demi Tegaknya NKRI”, Tolak Radikalisme, Komunisme, dan Terorisme, di Masjid Suciati Saliman, di Pandowoharjo Sleman, Kamis (16/1/2020) lalu.

Inisiatif ini digagas oleh pemilik masjid megah di Jalan Gito Gati yakni Hj Suciati Saliman Riyanto yang merasa prihatin dengan banyaknya penangkapan teroris di wilayah Yogyakarta. Baginya, selain sebagai rumah ibadah umat muslim, masjid harus menjadi tempat yang mampu memberikan kedamaian.

Bukan malah sebaliknya menjadi tempat untuk mengajarkan paham sesat maupun radikal kepada jamaahnnya. Materi kotbah, ceramah maupun kajian yang diberikan di dalam masjid harus menyejukkan. Pihak pengelola masjid juga harus selektif dalam memilih penceramah, bila perlu diberikan diberikan rambu-rambu tentang apa saja materi yang akan diberikan.

“Mari kita dukung aparat pemerintah untuk memberantas terorisme di Indonesia khususnya di wilayah Yogyakarta. Stigma Masjid yang selalu dijadikan tempat untuk mendoktrin jamaah untuk menjadi ekslusif atau lebih ke arah pemahaman yang tidak benar dan dilarang oleh negara akan kita hilangkan,” ujar Suciati.

Masjid Tolak Radikalisme, Terorisme dan Komunisme 

Suciati menegaskan, Masjid Suciati Saliman dalam mendatangkan para ustadz untuk mengisi kajian di masjid selalu selektif. Jangan sampai mengundang ustadz yang kontroversi atau banyak ditentang oleh masyarakat. “Kalau kami mendatangkan ustadz yang banyak ditolak oleh masyarakat itu malah bikin kami repot sendiri, kami tidak mau seperti itu,” ungkap Suciati.

Suciati mengharapkan, dengan adanya kegiatan seperti ini kedepan para jamaah dapat paham akan bahaya radikalisme, terorisme, dan komunisme. Karena hal tersebut dapat merongrong NKRI. Senada, Kasibinturmas Dit Binmas Polda DIY Kompol Handiko Widiyanto SH MH mengajak jamaah untuk menghargai adanya perbedaan yang dimiliki Indonesia.

Radikalisme, terorisme, dan terorisme sangat tidak menghargai keberagaman dan perbedaan seperti bangsa kita yang terdiri dari berbagai suku, ras, dan agama. “Marilah kita tingkatkan rasa toleransi atas keberagaman dengan membawa rahmat kepada seluruh manusia. Mari kita menjaga kerukunan bangsa Indonesia,” terang Kompol Handiko.

BACA JUGA  PPKHI Kalteng Tolak Intoleransi dan Radikalisme

Kompol Handiko menuturkan, rasa aman menjadi tanggungjawab bersama. Dengan terciptanya keamanan dan ketertiban maka gangguan yang bisa memecah belah warga dapat ditangkal. “Paham radikal maupun gerakan terorisme tidak akan tumbuh dalam lingkungan aman. Aman tidak bisa tercipta dengan sendirinya tanpa ada peran serta bersama dan kesadaran untuk menciptakannya,” tegas Kompol Handiko.

Jaga Stabilitas Masyarakat Melalui Masjid

Sementara itu, Ustadz Hanan Yasir MA mengatakan kalau ada rasa nikmat aman di masyarakat dan tidak ada gejolak ibaratnya kita punya isi dunia. Aman akan bisa membuat kita bisa beribadah karena kita tidak takut untuk ke masjid.

“Namun, kalau di dalam masyarakat ada paham radikalisme, komunisme, dan terorisme, niscaya kehancuran hanya tinggal tunggu waktunya. Rasa aman membuat kita tidak merasa khawatir ada serangan bom misalnya. Kita punya kewajiban untuk sama-sama menjaga keamanan dan menjaga ketertiban,” jelas Ustadz Yasir.

Menurut Ustadz Yasir, Islam selalu mengajarkan kedamaian dan jauh dari kekerasan. Jika ada tindak kekerasanan dengan mengatasnamakan Islam, maka itu jelas sudah keluar dari konteks Islam.

“Islam tidak pernah mengajarkan radikalisme apalagi tindak terorisme. Jika ada yang melakukan hal tersebut dengan mengatasnamakan Islam, maka itu bukanlah bagian dari Islam dan harus ditanyakan kembali ke Islamannya,” kata Ustadz Yasir.

Ustadz Yasir mengingatkan, aman merupakan nikmat besar yang diberikan Allah kepada umatnya. Bahkan hal itu diabadikan dalam Al Quran ketika Nabi Ibrahim selesai membangun Ka’bah.

Nabi Ibrahim berdoa kepada Allah SWT agar menjadikan tempat ini (Makah) menjadi negeri yang aman. Kenapa Nabi Ibrahim bedoa seperti itu, karena aman adalah nikmat yang paling agung.

“Islam mengajarkan umatnya untuk selalu menciptakan rasa aman bagi dirinya sendiri, orang lain maupun lingkungan sekitarnya. Keberadaan umat muslim dimanapun harus bisa menjadi rahmat bagi semesta alam, termasuk menciptakan rasa aman,” tambah Ustadz Yasir.

Harakatuna
Harakatuna
Harakatuna.com merupakan media dakwah berbasis keislaman dan kebangsaan yang fokus pada penguatan pilar-pilar kebangsaan dan keislaman dengan ciri khas keindonesiaan. Transfer Donasi ke Rekening : BRI 033901002158309 a.n PT Harakatuna Bhakti Ummat

Mengenal Harakatuna

Artikel Terkait

Artikel Terbaru