26.8 C
Jakarta

Tolak Paham Radikalisme, Masyarakat Warung Kopi Gelar Aksi Damai di Kampus

Artikel Trending

AkhbarDaerahTolak Paham Radikalisme, Masyarakat Warung Kopi Gelar Aksi Damai di Kampus
Dengarkan artikel ini
image_pdfDownload PDF

Harakatuna.com. Yogyakarta-Mahasiswa Yogyakarta yang tergabung dalam Masyarakat Warung Kopi (Maskop) melakukan aksi damai tolak paham radikalisme turun ke jalan di pertigaan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, Rabu (6/10).

Dalam aksi ini, para mahasiswa menyuarakan keprihatinan atas maraknya paham radikalisme di kampus.

Lewat orasi, mereka lantang menyatakan menolak segala bentuk aksi radikalisme di lingkungan kampus, dan meminta agar segala tindakan provokatif intoleransi agama yang memecah belah bangsa segera dihentikan.

“Kami menolak doktrin radikalisme sejak dini di lingkungan sekolah ataupun kampus. Jika dibiarkan akan sangat berbahaya bagi keutuhan NKRI. Untuk itu, kami siap bekerjasama dengan pemerintah,” ujar Ketua Maskop, Firmanto disela aksi.

Melalui aksi ini, pihaknya ingin landasan negara Pancasila dan UUD 1945 selalu dipegang teguh oleh segenap masyarakat Indonesia, khususnya kalangan mahasiswa yang harus bisa membedakan antara ideologi Pancasila dengan paham radikalisme dan gerakan terorisme.

Firman menuturkan, terorisme merupakan tindakan yang memiliki keyakinan, doktrin, dan ideologi yang dapat menyerang kesadaran masyarakat.

Terorisme bukan persoalan siapa pelaku, akan tetapi bicara persoalan kelompok dan jaringan yang pasif. Kemampuan tumbuh subur terorisme tergantung kepada tempat paham itu tumbuh dan berkembang.

BACA JUGA  Polres Lampung Selatan Sosialisasikan Ancaman Terorisme kepada Pelajar

“Jika terorisme hidup di lahan yang subur, seperti sekolah, kampus, dan lingkungan masyarakat yang fanatik terhadap nilai-nilai keagamaan, maka paham itu akan cepat berkembang,” ungkapnya.

Koordinator Lapangan (Korlap) aksi, Muhammad Rifai menambahkan, radikalisme merupakan embrio lahirnya terorisme. Radikalisme merupakan suatu sikap yang mendambakan perubahan secara total yang bersifat revolusioner.

“Itu dilakukan dengan menjungkirbalikkan nilai-nilai yang ada secara drastis lewat kekerasan dan aksi-aksi yang ekstrim,” imbuhnya.

Dia menyebutkan, ada beberapa ciri yang bisa dikenali dari sikap dan faham radikal diantaranya intoleren, fanatik, eksklusif, dan revolusioner.

Menurut Direktur Riset Setara Institute Halili, kampus-kampus negeri khususnya di wilayah Yogyakarta berpotensi menjadi lahan yang subur untuk memasukkan paham radikalisme.

Beberapa tahun ke depan, kampus bisa menjadi sasaran empuk bagi penyebaran paham radikalisme dan terorisme. Oleh karenanya, butuh peran kolektif untuk memerangi paham radikalisme dan terorisme yang berkembang secara masif di lingkungan kampus.

“Ini adalah bukti bahwa harus ada peran penting dari mahasiswa untuk bersama sama melawan paham radikalisme dan terorisme berkembang dilingkungan kampus dan masyarakat,” jelasnya.

Harakatuna
Harakatuna
Harakatuna.com merupakan media dakwah berbasis keislaman dan kebangsaan yang fokus pada penguatan pilar-pilar kebangsaan dan keislaman dengan ciri khas keindonesiaan. Transfer Donasi ke Rekening : BRI 033901002158309 a.n PT Harakatuna Bhakti Ummat

Mengenal Harakatuna

Artikel Terkait

Artikel Terbaru