26.7 C
Jakarta

Tokoh Lintas Agama Yogyakarta Ajak Jaga Semangat Toleransi

Artikel Trending

AkhbarDaerahTokoh Lintas Agama Yogyakarta Ajak Jaga Semangat Toleransi
Dengarkan artikel ini
image_pdfDownload PDF

Harakatuna.com. Yogyakarta-Menginjak usia 76 tahun Indonesia merdeka terlebih setelah 23 tahun reformasi faham-faham intoleransi dan radikalisme justru semakin menonjol. Hal ini menjadi keprihatinan warga bangsa semua bahkan intoleransi dan radikalisme menonjol terjadi di kota-kota besar di ibukota provinsi bahkan ibukota negara, yang sebagian besar warganya sudah melek pendidikan dan melek hukum.

Hal inilah yang menjadi bahan diskusi oleh beberapa tokoh lintas agama, seperti Wakil Sekretaris Lembaga Kajian dan Pengembangan Sumberdaya Manusia (Lakpesdam) PBNU Pusat, KH Umaruddin Masdar, Kepala PUSDEMA (Pusat Kajian Demokrasi dan HAM), Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta, Baskara T. Wardaya SJ, Ketua DPD MUKI (Majelis Umat Kristen Indonesia) Sleman, Soelistijono SE, serta Penasehat Parisada Hindu Dharma Indonesia(PHDI) Sleman dan Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Proklamasi (FE-UP) 45, Ir. Anak Agung Alit Merthayasa, M.S., Ph.D. Kegiatan digelar Kamis (23/12/2021) di Atrium Resort and Hotel Sinduadi Mlati Sleman.

“Indonesia merupakan negara luar biasa. Penuh ragam suku, agama dan ras, ini harus kita jaga. Jangan hanya karena segelintir orang dengan seenaknya mengkafirkan orang membuat kita terpecah belah, membuat negara ini kacau,” ujar Baskara T. Wardaya.

“Merdeka dalam keberagaman itu suratan yang diperjuangakn para pejuang kita. Sehingga kini tanggung jawab kita untuk menjawab tantangan dunia dengan SDM yang unggul yang berpikir jauh kedepan untuk peradaban yang lebih baik lagi,” imbuh Soelistijono.

BACA JUGA  Polres Bangka Selatan Tangkal Paham Radikalisme

Para pemuka agama ini mengajak warga untuk menjaga semangat toleransi dan menekan pemerintah bertindak tegas kepada pihak atau oknum yang dengan sengaja menyebarkan faham-faham intoleransi dan radikalisme ini baik itu di media sosial maupun di media cetak.

“Kalau saya perhatikan, intoleransi itu akibat semakin banyaknya acara keagamaan yang ada di televisi dan sosmed. Sehingga pikiran menjadi dangkal dan hanya membahas yang itu-itu saja. Kini saatnya kita jauh berfikir ke depan seperti yang diajarkan Gus Dur dengan mengedepankan kasih sayang dan saling menghormati,” terang Umaruddin Masdar.

“Tanpa menyalahkan pihak manapun, saya mengajak kita semua meningkatkan komunikasi antar semua elemen masyarakat untuk bersama-sama meminimalisir masalah radikalisme dan inteloransi ini dengan kegiatan yang lebih nyata di tengah masyarakat. Agar rajut kebangsaan Indonesia tetap lestari selamanya,” pungkas Anak Agung Alit Merthayasa.

Tentang ucapan Natal dari pemeluk agama lain sebaiknya tidaklah dijadikan polemik berkepanjangan dan dikembalikan kepada kerelaan dan keikhlasan masing-masing agar perayaan Natal tetap berjalan dengan penuh kedamaian. Demikian juga dalam perayaan hari besar agama-agama lain yang ada di Indonesia.

Harakatuna
Harakatuna
Harakatuna.com merupakan media dakwah berbasis keislaman dan kebangsaan yang fokus pada penguatan pilar-pilar kebangsaan dan keislaman dengan ciri khas keindonesiaan. Transfer Donasi ke Rekening : BRI 033901002158309 a.n PT Harakatuna Bhakti Ummat

Mengenal Harakatuna

Artikel Terkait

Artikel Terbaru