27.4 C
Jakarta

Tipu-tipu Khilafatul Muslimin

Artikel Trending

EditorialTipu-tipu Khilafatul Muslimin
Dengarkan artikel ini
image_pdfDownload PDF

Harakatuna.com. Jika ada hari ini yang masih percaya kepada kebangkitan Khilafah, mungkin ia yang lahir belakangan dan tidak mengetahui bagaimana gerak jalannya sejarah politik Islam Indonesia. Jika ada hari ini yang masih teguh dalam pendirian khilafah dengan alasan akan menyelamatkannya dunia akhirat, maka itu mungkin termasuk yang tertipu dan termakan sisa-sisa isu rongsokan khilafah.

Hari ini yang dipertontonkan dan dipamerkan oleh para amir adalah kesalahan-kesalahan dunia. Namun di baliknya, mereka menyerang yang lain, sembari menyodorkan Khilafatul Muslimin, sebagai wadah perkumpulan umat Islam di dunia, dan sudah mengklaim memiliki Khilafah tertingginya, yaitu Ustadz Abdul Qadir Hasan Baraja.

Mereka mencoba merayakan dan mengkampanyekan Khilafatul Muslimin, sebagai suatu kebangkitan Khilafah. Mereka kemudian menyusun strategi dengan hanya berkonvoi, menyebarkan maklumat, dan di jalan, berorasi menjelekkan negara dan ormas lian. Di bawah tanah mereka memang mendoktrin orang lewat pengajian-pengajian, dari masjid ke masjid. Ini dijalankan pertama kali oleh pendiri Khilafatul Muslimin: Ustadz Abdul Qadir Hasan Baraja.

Khilafatul Muslimin berdiri pada Jum’at 13 Rabiul Awwal 1418 H bertepatan dengan 18 Juli 1997 M. dengan maksud untuk menjadi wadah umat Islam dan menegakkan khilafah. Cita-cita besarnya adalah mengganti Pancasila, sebagai sebuah sistem negara dan berbangsa, mirip dengan HTI dan NII. Karena itu organisasi Khilafatul Muslimin ini dianggap neo NII.

Sejak awal, Khilafatul Muslimin memanfaatkan dana dari iuran anggota, zakat, infaq, dan sedekah. Menurut petingginya, Khilafatul Muslimin telah tersebar di beberapa pusat kota, seperti Bandar Lampung, Lampung Tengah, Lampung Timur, Lampung Selatan, Lampung Barat, Bima, Dompu, Flores, Surabaya, Klaten, Solo, Karanganyar, Purwokerto, Priayang, Bogor, Jakarta, Medan, Bekasi, Tangerang, Sulawesi Selatan, Sorong Papua. Dengan jumlah anggota 5.000 orang lebih.

Khilafatul Muslimin menganut asas pan-Islamisme. Mereka bertujuan ingin membongkar dan mengganti ideologi Pancasila. Propaganda mereka ini mirip dengan HTI, FPI, dan organisasi radikal lainnya. Khilafatul Muslimin berafiliasi kepada Khilafatul Muslimin Internasional (mengklaim sebagai cikal bakal khilafah islam ala minhajin nubuwah). Sementara anderbownya, adalah PBLP (Perguruan Beladiri Lebah Putih).

BACA JUGA  Fitnah Keji Aktivis Khilafah Terhadap Toleransi di Indonesia

Pola gerakan Khilafatul Muslimin melalui majelis taklim. Mereka mengkader di dalam lanskap keagamaan melalui dakwah. Ideologinya yang diterapkan adalah ideologi jihad, mirip dengan ISIS dan Al-Qaeda. Namun untuk memancing jemaah, di permukaan, Khilafatul Muslimin gerakannya adalah dakwah. Tetapi mereka mempunyai unit khusus bidang militer untuk persiapan kudeta jika nantinya sudah siap secara harakah.

Nurwakhid menyampaikan setidaknya ada tiga parameter yang bisa dipakai dalam melihat Khilafatul Muslimin. Pertama, aspek ideologi sangat berbahaya dengan memiliki cita ideologi khilafah di Indonesia sebagaimana HTI, JI, JAD maupun jaringan terorisme lainnya. Kedua, secara historis. Pendiri gerakan ini sangat dekat dengan kelompok radikal seperti NII, MMI dan memiliki rekam jejak dalam kasus terorisme. Ketiga, dampak ideologis, gerakan ini memiliki visi dan ideologi perubahan sistem sangat rentan bermetamorfosa dalam gerakan teror. Namun hari ini, mereka mengklaim bahwa mereka adalah wadah umat Islam yang hanya ingin saling silaturrahmi dan memberikan kenyaman bersama.

Menurut mereka, khilafah adalah hal yang baik. Dan itu sudah digariskan ada di dunia. Bahkan disebut di dalam Al-Quran. Namun, jika ada yang tidak mau kepada khilafah, bagi mereka adalah orang membenci khilafah. Kemungkinan mereka, melakukan penyempitan terhadap makna khilafah itu sendiri, karena khilafah itu adalah fil ardh. Padahal khilafah, menurut mereka, hanya ingin membantu nasib sesama, dan sama sekali tidak ingin menggangu sistem Indonesia, dan organisasi keagamaan lain. Namun semua ini adalah kedok tipu-tipu aktivis Khilafatul Muslimin demi menegakkan khilafah, dan ingin mereka bertahan di Indonesia. Masihkan kita percaya?

Harakatuna
Harakatuna
Harakatuna.com merupakan media dakwah berbasis keislaman dan kebangsaan yang fokus pada penguatan pilar-pilar kebangsaan dan keislaman dengan ciri khas keindonesiaan. Transfer Donasi ke Rekening : BRI 033901002158309 a.n PT Harakatuna Bhakti Ummat

Mengenal Harakatuna

Artikel Terkait

Artikel Terbaru