27.9 C
Jakarta

Tips Tangkal Paham Radikalisme dan Terorisme, Begini Versi Habaib

Artikel Trending

AkhbarNasionalTips Tangkal Paham Radikalisme dan Terorisme, Begini Versi Habaib
Dengarkan artikel ini
image_pdfDownload PDF

Harakatuna.com.  Jakarta–Isiator Gerakan Nurani Kebangsaan (GNK) Habib Syakur Ali Mahdi Al Hamid menilai penganut paham radikalisme selalu menggunakan narasi jihad sebagai bagian dari pembenaran aksi-aksi mereka, termasuk kegiatan terorisme.

Bagi Habib Syakur, narasi jihad ini dihancurkan oleh mereka sendiri, padahal makna jihad sejatinya diarahkan untuk kebaikan dan kemaslahatan orang lain. Tidak hanya kepada mereka yang satu golongan saja, juga kepada golongan lain sesama manusia.

“Ini yang bisa sebabkan muncul tindakan radikalisme dengan dalih berjihad. Padahal sesungguhnya berjihad yang benar adalah melawan hawa nafsu, jihad untuk majukan Indonesia secara ekonomi agar tangguh baik makro maupun mikro, jihad sesuai dengan prinsip-prinsip kemanusiaan yang mana Indonesia merupakan pusat peradaban yang teragung,” kata Habib Syakur kepada Sabtu (25/9/2021).

Lantas bagaimana agar paham radikalisme tidak mudah menyusup ke lingkungan masyarakat yang lebih luas? termasuk kepada generasi muda Indonesia yang masih mencari jati diri?

Habib Syakur menyarankan agar ada gerakan kembali ke keluarga. Di mana para generasi muda dan anak-anak Indonesia mampu menjadikan orang tua sebagai wadah proteksi.

“Prinsip kembali pada keluarga, patuh pada orang tua, laksanakan sholat 5 waktu secara tekun, pelajari intisari agama yang fokus, berbuat bagi kepada sesama agar kita meraih ridlo Allah,” tuturnya.

BACA JUGA  Ketua MPR RI Minta Para Guru Harus Mampu Cegah Penyebaran Radikalisme

Kemudian Habib Syakur berharap agar para orang tua lebih aware terhadap anak-anak mereka, sehingga tidak mudah terseret oleh kelompok penganut paham intoleran, radikalisme dan berujung pada terorisme.

“Orang tua harus fokus mendampingi anak-anak muda, misalnya satu orang tua ini mampu dampingi 10 anak muda, ajarkan mereka taat beribadah dengan baik, berbakti kepada orang tua, sayangi yang muda dan hormati yang lebih tua, memiliki rasa nasionalisme dan mempererat persatuan dengan seluruh anak bangsa baik, serta menghormati perbedaan,” ucapnya.

Dari sisi nilai kebangsaan, Habib Syakur menilai bahwa Pancasila sudah sangat representatif untuk menjadikan bangsa Indonesia menjadi orang-orang yang tangguh dan tidak mudah dipecah-belah.

“Kembali kepada nilai-nilai yang terkandung di dalam falsafah Pancasila dan UUD 1945. Kembali terapkan ajaran-ajaran pancasila dalam kehidupan berbangsa dan bernegara,” terang Habib Syakur.

“Pancasila sudah cakup merepresentasikan ajaran-ajaran beragama, ada keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia, kemudian kemanusiaan yang adil dan beradaban, ada persatuan Indonesia. Ini kan kalau kacamata ajaran Islam sudah islami banget,” pupungkasnya

 

Harakatuna
Harakatuna
Harakatuna.com merupakan media dakwah berbasis keislaman dan kebangsaan yang fokus pada penguatan pilar-pilar kebangsaan dan keislaman dengan ciri khas keindonesiaan. Transfer Donasi ke Rekening : BRI 033901002158309 a.n PT Harakatuna Bhakti Ummat

Mengenal Harakatuna

Artikel Terkait

Artikel Terbaru