27.3 C
Jakarta

Tips Agar Tulisan Kita Punya Ciri Khas

Artikel Trending

KhazanahLiterasiTips Agar Tulisan Kita Punya Ciri Khas
Dengarkan artikel ini
image_pdfDownload PDF

Harakatuna.com – Seyogianya, setiap penulis memiliki ciri khas tersendiri dalam berbagai karyanya. Ciri khas tersebut tentu saja muncul dari kebiasaan yang dilakukannya. Disadari atau tidak, ciri khas dalam tulisan seseorang dapat ditandai dengan kemampuan seseorang dalam mengejawentahkan kata-kata.

Misalnya, tulisan sastrawan Dimas Indiana Senja cenderung puitis, romantis, dan related dengan kehidupan anak muda. Penyair mampu membawa imajinasi pembaca sekaligus hanyut di dalam kata-kata yang dirangkainya. Keindahan diksi yang dipakainya pun kerap kali melekat di sanubari. Setiap ada yang mendengungkan puisi-puisinya, maka sontak orang-orang akan menilai itu adalah hasil tangan Dimas Indiana Senja.

Pertanyaannya, mungkinkah sebagai seorang penulis pemula dapat menciptakan ciri khas tersendiri dalam tulisannya? Ataukah ternyata kamu merasa belum menemukan ciri khas tersebut padahal sudah lama menekuni dunia kepenulisan? Jika kamu menjawab ‘ya’ pada pertanyaan kedua, maka sebaiknya mulai saat ini baca kembali tulisan-tulisanmu.

Analisislah hal yang unik dan menarik dalam tulisan, lalu lihatlah bagaimana kamu membuat tulisan dengan begitu khas dan keren. Bisa saja ciri khas tersebut dapat ditemukan pada pemilihan kata, tokoh yang kamu ciptakan, alur yang tidak biasa, bahasa yang memiliki banyak kiasan, atau hal-hal lainnya.

Lantas, bagaimana dengan seorang penulis yang kesulitan menciptkan ciri khas dalam tulisannya? Tenang, tidak perlu buru-buru menghakimi diri sendiri, tidak ada yang terlambat, kamu bisa memulainya setelah membaca artikel ini. Nikmati prosesnya dan mulailah dengan pikiran terbuka. Di bawah ini beberapa hal yang bisa dilakukan untuk membuat tulisanmu semakin diminati oleh pembaca dengan menciptakan ciri khas tersendiri, antara lain:

Tentukan minat membaca

Hal pertama yang harus dilakukan adalah seleksi bahan bacaan. Hal ini akan berguna untuk membiasakan diri gemar membaca. Pilihan minat membaca terhadap sebuah buku atau tulisan sangatlah berpengaruh bagi perkembangan bahasa seseorang.

Misalnya, kamu lebih suka membaca buku non-fiksi, pilihlah sesuai minat, misalnya, buku self improvement, motivasi, ekonomi, religi, sosial, kebudayaan, atau lainnya. Kamu juga bisa melihat sebuah buku dari bagaimana seorang penulis merangkai kalimat.

Misalnya, buku yang disampaikan dengan gaya bahasa lugas dan santai, maka ambillah satu buku dan cintailah. Jika kamu suka dengan buku fiksi, maka pilihlah apakah fiksi cerita anak, novel remaja, novel dewasa, horor, atau lainnya. Tentukan sekarang dan mulailah menjelajahi diri.

Perbanyak membaca buku

Setelah kamu menentukan minat membaca, kini saatnya perbanyak gizi untuk otak. Seseorang yang sedang membaca itu layaknya menuang air ke gelas. Hasil tuangan itu ibarat pengetahuan dan ilmu yang didapatkan dari sebuah buku atau bacaan yang dikonsumsi. Dengan demikian, gelas baca kita akan penuh dengan kosakata baru, pengetahuan baru, ilmu baru, kesempatan, dan juga peluang-peluang baru.

BACA JUGA  Baca Buku Tapi Lupa Isinya, Rugi Dong?

Oleh karena itu, ada istilah mengosongkan gelas ketika seseorang ingin belajar dengan orang lain, sama halnya mengosongkan gelas agar hasil bacaan kita memiliki wadah yang cukup. Jika terlalu banyak pengetahuan yang didapatkan, maka perbesar kembali wadahnya. Semakin besar wadah, semakin beragam pula hal yang kita dapatkan.

Perbanyak latihan menulis

Latihan seperti apa yang harus dilakukan? Latihan menulis setiap hari dan masukkan feel terhadap tulisan yang sedang kita buat. Tulisan tanpa feel ibarat sebuah masakan kurang bumbu penyedap. Feel harus selalu ada dalam tulisan apa pun, baik fiksi maupun nonfiksi. Feel inilah yang akan membangkitkan kedekatan antara penulis dan juga pembaca.

Ketika saya membuat sebuah ciri khas dalam tulisan, saya pun melakukan berbagai eksperimen dan mengeskplorasi diri. Tidak hanya berhenti pada tulisan yang monoton, tetapi memberikan penyegaran dalam tulisan.

Misalnya, acap kali saya membubuhi kalimat puitis untuk membuka sebuah paragraf. Saya memberikan sentuhan visualisasi pada buku self improvement dengan kalimat memikat untuk mengajak pembaca turut berijmajinasi. Menghadirkan analogi-analogi yang releat dengan kehidupan disesuaikan dengan naskah yang akan digarap.

Latihan akan membuat kita menjadi terbiasa, terasah, hingga terampil dalam mengurai kata-kata, sehingga ciri khas dalam tulisan bisa tampak jelas, bahkan seorang pembaca akan tahu itu tulisan siapa meskipun belum membaca kover bukunya.

Jadikan membaca dan menulis sebagai satu kesatuan yang mengikat

Kamu tak perlu bosan saat seseorang menggaungkan bahasa ‘membaca dan menulis adalah satu kesatuan’. Pada hakikatnya, seorang penulis tak bisa lepas dari keterampilan membaca. Ketika kita meyakini bahwa membaca dan menulis memiliki kekuatan tersendiri dalam menghadirkan ciri khas penulis, maka kedua keterampilan berbahasa tersebut akan mengikat dengan sendirinya tanpa harus disuruh. Oleh sebab itu, jangan malas untuk membaca dan hasil bacaan tersebut dituangkan ke dalam sebuah tulisan entah apa saja bentuknya.

Setidaknya, kamu bisa melewati proses demi proses di atas untuk menciptakan ciri khas dalam menulis. Pada prinsipnya, setiap orang memiliki keunikan dan keistimewaan tersendiri dalam menenun tiap kata menjadi kalimat. Jadilah dirimu sendiri tanpa harus membandingkan tulisan dengan orang lain.

Jika pun kamu ingin membandingkannya, maka ambillah sisi positif untuk belajar, bukan untuk menganggap tulisan orang lain lebih keren dan lebih disukai pembaca. Kamu istimewa dengan segala hal yang melekat dalam diri. So, mulailah percaya pada kemampuan sendiri.

Devi Ardiyanti
Devi Ardiyanti
Penulis profesional dan tercatat sebagai mahasiswa Pascasarjana Universitas Indraprasta PGRI Jakarta. Puluhan bukunya sudah tersebar di Gramedia seluruh Indonesia. Sangat menyukai dunia literasi dan travelling.

Mengenal Harakatuna

Artikel Terkait

Artikel Terbaru