30.1 C
Jakarta
Array

Tiga Usaha Untuk Bertawakkal Kepada Allah

Artikel Trending

Tiga Usaha Untuk Bertawakkal Kepada Allah
Dengarkan artikel ini
image_pdfDownload PDF

Setiap manusia dalam menjalani hidup digerakan oleh suatu karep atau keinginan dalam benaknya. Keinginan demi keinginan inilah yang membuat manusia bergerak dan beramal untuk menjalani kehidupan di dunia. Dan dengan mempunyai karep ini pula manusia mempunyai rasa semangat untuk dapat mewujudkan keinginan tersebut.

Sebagaimana contoh setiap muslim rajin beribadah karena digerakan oleh keinginan untuk mendapatkan pahala, manusia bekerja dengan keras didorong keinginan untuk hidup berkecukupan.

Keinginan ini tidak akan pernah berhenti, akan tetapi selalu bertambah dan berubah. Oleh karenanya agar bisa mengatur keinginan ini secara proporsional dan membawa pada kebaikan hendaknya segala keinginan ini diserahkan kepada Allah atau dalam bahasa lain hendaknya bertawakalah kepada Allah.

Hal ini seperti yang firman Allah dalam surat Al-Imron ayat 59 yang berbunyi “Apabila engkau telah membulatkan suatu keinginan, hendaklah bertawakkal kepada Allah, Sungguh Allah mencintai orang-orang yang bertawakkal”.

Menyerahkkan segala keinginan kepada Allah juga termasuk tanda keimanan seseorang. Hal ini sesuai dengan firman Allah dalam surat Al-Maidah ayat 26 yang artinya “Dan hanya kepada Allah hendaknya kamu sekalian bertawakal, jika kamu sekalian benar-benar beriman”.

Dengan memperhatikan ayat ini maka segala keinginan yang tidak diserahkan kepada Allah akan menjerumuskan kepada kesombongan dan kekufuran, hal demikian karena mengganggap akan mampu mewujudkan keinginan tersebut tanpa bantuan Allah.

Berdasarkan keterangan ini maka tawakkal yang sebenarnya itu harus disadari dua pondasi yaitu pertama melalukan sebab atau usaha untuk mewujudkan keinginan, yang kedua adalah menyerahkan hasil usaha tersebut kepada Allah.

Dan jauhi juga salah pemahaman mengenai tawakkal yaitu tidak melakukan usaha apapun untuk mencapi keinginan dan pasrah total terhadap keinginan tersebut, serta melakukan usaha untuk mencapai keinginan dengan mengandalkan kekuatan diri sendiri tanpa menyerahkan dan berdoa kepada Allah.

Imam Nawawi Albantani menyatakan bahwa tawakkal itu bisa dilihat dari tiga usaha. Yaitu :

Pertama Jalbul Manafik, yaitu melakukan usaha yang dapat menjadi sebab datangnya suatu manfaat, Jalbul Manafik ini mempunyai tiga tingkatan yaitu, satu meyakinkan seperti makan nasi yang sudah tersedia bagi orang yang ingin menghilangkan lapar. Dua dugaan keras seperti menanak nasi bagi orang yang ingin menghilangkan lapar. Tiga diperkirakan seperti mencari uang untuk membeli beras karena untuk menghilangkan lapar.

Kedua Qot’ul Adza, yaitu meghilangkan sesuatu yang dapat merusak suatu kemanfaatan.

Ketiga adalah Daf’ul Madharat yaitu menolak kedatangan hal-hal yang dapat merusak kemanfaatan.

Dengan demikian tawakal kepada Allah itu dapat dilihat dari tiga jenis usaha tersebut. Ketiga usaha tersebut harus dilakukan dengan sungguh-sungguh dengan disertai sikap pasrah kepada Allah.

[zombify_post]

Ahmad Khalwani, M.Hum
Ahmad Khalwani, M.Hum
Penikmat Kajian Keislaman

Mengenal Harakatuna

Artikel Terkait

Artikel Terbaru