29.1 C
Jakarta
Array

Tiga Tingkatan Manusia Menurut Abu Nawas

Artikel Trending

Tiga Tingkatan Manusia Menurut Abu Nawas
Dengarkan artikel ini
image_pdfDownload PDF

Abu Nawas sebenarnya adalah seorang ulama yang alim. Tak begitu mengherankan jika Abu Nawas mempunyai murid yang tidak sedikit. Diantara sekian banyak muridnya, ada satu orang yang hampir selalu menanyakan mengapa Abu Nawas mengatakan begini dan begitu.

Suatu ketika ada tiga orang tamu bertanya kepada Abu Nawas dengan pertanyaan yang sama.

Orang pertama mulai bertanya, “Manakah yang lebih utama, orang yang mengerjakan dosa-dosa besar atau orang yang mengerjakan dosa-dosa kecil?” “Orang yang mengerjakan dosa-dosa kecil” jawab Abu Nawas.

“Mengapa?” kata orang pertama.

“Sebab lebih mudah diampuni oleh Tuhan” kata Abu Nawas. Orang pertama puas karena ia memang yakin begitu.

Orang kedua bertanya dengan pertanyaan yang sama. “Manakah yang lebih utama, orang yang mengerjakan dosa-dosa besar atau orang yang mengerjakan dosa-dosa kecil?” “Orang yang tidak mengerjakan keduanya” jawab Abu Nawas.

“Mengapa?” kata orang kedua.

“Dengan tidak mengerjakan keduanya, tentu tidak memerlukan pengampunan dari Tuhan” kata Abu Nawas. Orang kedua langsung bisa mencerna jawaban Abu Nawas.

Orang ketiga juga bertanya dgn pertanyaan yang sama. “Manakah yang lebih utama, orang yang mengerjakan dosa-dosa besar atau orang yang mengerjakan dosa-dosa kecil?”

“Orang yang mengerjakan dosa-dosa besar” jawab Abu Nawas.

“Mengapa?” kata orang ketiga.

“Sebab pengampunan Allah kepada hamba-Nya sebanding dengan besarnya dosa hamba itu” jawab Abu Nawas. Orang ketiga menerima alasan Abu Nawas. Kemudian ketiga orang itu pulang dengan perasaan puas.

Karena belum mengerti seorang murid Abu Nawas bertanya, “Mengapa dengan pertanyaan yang sama bisa menghasilkan jawaban yang berbeda?”

“Manusia dibagi tiga tingkatan : Tingkatan mata, tingkatan otak dan tingkatan hati” jawab Abu Nawas.

“Apakah tingkatan mata itu?” tanya murid Abu Nawas “Anak kecil yang melihat bintang di langit. la mengatakan bintang itu kecil karena ia hanya menggunakan mata” jawab Abu Nawas mengandaikan.

“Apakah tingkatan otak itu?” tanya murid Abu Nawas. “Orang pandai yang melihat bintang di langit. la mengatakan bintang itu besar karena ia berpengetahuan” jawab Abu Nawas.

“Lalu apakah tingkatan hati itu?” tanya murid Abu Nawas. “Orang pandai dan mengerti yang melihat bintang di langit. la tetap mengatakan bintang itu kecil walaupun ia tahu bintang itu besar. Karena bagi orang yang mengerti tidak ada sesuatu apapun yang besar jika dibandingkan dgn Ke Maha Besaran Allah” Jawab Abu Nawas menerangkan.

Kini murid Abu Nawas mulai mengerti mengapa pertanyaan yang sama bisa menghasilkan jawaban yang berbeda.

 

Harakatuna
Harakatuna
Harakatuna.com merupakan media dakwah berbasis keislaman dan kebangsaan yang fokus pada penguatan pilar-pilar kebangsaan dan keislaman dengan ciri khas keindonesiaan. Transfer Donasi ke Rekening : BRI 033901002158309 a.n PT Harakatuna Bhakti Ummat

Mengenal Harakatuna

Artikel Terkait

Artikel Terbaru