34 C
Jakarta
Array

Tiga Hal yang Perlu Ditulis oleh Santri

Artikel Trending

Tiga Hal yang Perlu Ditulis oleh Santri
Dengarkan artikel ini
image_pdfDownload PDF

Harakatuna.com. Yogyakarta. Dunia maya penuh sesak akan ujaran kebencian dan hoax. Tidak hanya itu, narasi radikal dan teror pun mendominasi di wilayah tersebut. Di sinilah peran penting santri untuk mengimbangi konten negatif tersebut dengan konten positif yang mendamaikan.

Harakatuna Media sebagai sebuah media daring memiliki kewajiban untuk mengedukasi dan mendorong para santri untuk mengisi pos-pos kosong di sana. Oleh karena itu, Harakatuna Media menggelar Pelatihan Jurnalistik dan Media Sosial sebagai medan dakwah di era digital.

Redaktur Harakatuna Syakir Niamillah menyampaikan tiga hal yang mesti ditulis oleh para santri untuk dijadikan konten dalam dunia maya.

“Pertama, kita harus menulis substansi dari kitab-kitab kuning yang dipelajari,” katanya saat mengisi materi menulis pada pelatihan yang digelar di Pondok Pesantren Al-Munawwir, Krapyak, Yogyakarta, Sabtu (20/1/2018).

Tulisan berdasar intisari kitab itu sangat dicari oleh para pembaca saat ini. Sebab, banyak orang yang tidak sempat mengenyam pendidikan pesantren sehingga harus mencari rujukan yang instan, yakni melalui internet.

Tulisan model pertama ini juga sangat baik jika dilakukan dalam rangka merespons isu terkini. Tentu saja banyak orang yang bakal mencari-carinya. Misalnya perihal hukum meminum air kencing unta.

Kalau masih kesulitan dengan hal tersebut, santri bisa menulis dari hal yang terdekat di sekitarnya. Hal-hal yang mungkin dianggap tidak penting, tetapi bisa menjadi bahan tulisan yang menarik.

“Tulis apa yang bisa temen-temen rasakan melalui pancaindra,” ujar penulis di berbagai media daring itu.

Tulisan tentang hal terdekat itu bisa santri jadikan cerita pendek. Hal-hal yang berada di sekitar penulis akan menjadikan suasana yang digambarkan itu terasa oleh pembaca.

Terakhir, pria lulusan UIN Jakarta itu juga menyampaikan bahwa hal yang diburu oleh pembaca saat ini adalah hikmah dari kisah yang menyentuh. Oleh karena itu, hal ketiga yang mesti ditulis oleh para santri adalah kisah-kisah unik, menarik, dan nyentrik dari pesantren.

“Kita bisa sowan ke kiai untuk memetik hikmah yang bisa kita jadikan bahan tulisan,” katanya.

Selain Syakir, kegiatan ini juga diisi oleh Redaktur Harakatuna lainnya Ahmad Royani. Ia menyampaikan pentingnya dakwah melalui media sosial.

Syakirnf

Harakatuna
Harakatuna
Harakatuna.com merupakan media dakwah berbasis keislaman dan kebangsaan yang fokus pada penguatan pilar-pilar kebangsaan dan keislaman dengan ciri khas keindonesiaan. Transfer Donasi ke Rekening : BRI 033901002158309 a.n PT Harakatuna Bhakti Ummat

Mengenal Harakatuna

Artikel Terkait

Artikel Terbaru