Beruntung dan merugi tidak hanya terjadi di dunia saja. Namun di akhiratpun hal tersebut akan lebih jelas terlihat dan tergambar. Amal perbuatan apa yang menguntungkan dan amal perbuatan apa yang merugikan. Sebagai orang yang beriman, tentu harus bisa memilah-milah untuk tidak mengerjakan perbuatan-perbuatan yang membuat rugi. Baik di dunia, terlebih di akhirat. Dalam hadis yang diriwayatkan oleh Imam al-Tirmidzi disebutkan:
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ رَغِمَ أَنْفُ رَجُلٍ ذُكِرْتُ عِنْدَهُ فَلَمْ يُصَلِّ 0عَلَيَّ وَرَغِمَ أَنْفُ رَجُلٍ دَخَلَ عَلَيْهِ رَمَضَانُ فَانْسَلَخَ قَبْلَ أَنْ يُغْفَرَ لَهُ وَرَغِمَ أَنْفُ رَجُلٍ أَدْرَكَ عِنْدَهُ أَبَوَاهُ الْكِبَرَ فَلَمْ يُدْخِلَاهُ الْجَنَّةَ
“Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu berkata: Rasulullah SAW bersabda: “kecewa dan merugi orang yang bila namaku disebut dia tidak mengucapkan shalawat atasku, kecewa dan merugi orang yang berkesempatan hidup di bulan ramadhan tetapi tidak terampuni dosa-dosanya, kecewa dan merugi orang yang berkesempatan hidup bersama orang tuanya tetapi dia tidak bisa sampai masuk surga”. (H.R Tirmidzi)