Harakatuna.com. Serang. Radikalisme tidak cukup dibahas sebatas konsep. Hal yang lebih penting dari itu adalah aksi nyata dengan perencanaan yang terukur dalam melawannya.
Hal tersebut disampaikan oleh Ali Muwahhidin, tokoh Al-Khoiriyyah Banten, saat menjadi narasumber Mudzakarah Kebangsaan dan Konsolidasi Alim Ulama dan Pimpinan Pondok Pesantren se-Provinsi Banten di Pondok Pesantren Arrahman, Cidadap, Serang, Kamis (30/11/2017).
“Menyikapi radikalisme tidak cukup ditataran konsep, tetapi dalam bentuk aksi nyata dengan perencanaan yang terukur,” tegasnya.
Hal yang memilukan, radikalisme itu dikampanyekan oleh anak muda dengan kreatif.
“Arus deras paham radikalisme justru dimulai melalui saluran media. Tragisnya, anak muda begitu aktif dalam kampanyekan paham radikal di dunia maya secara kreatif,” katanya.
Ali menyayangkan orang-orang yang tidak berpemahaman agama yang kuat, tetapi dengan berani menafsirkan teks dasar agama.
“Yang kita sayangkan mereka tidak punya pemahaman agama Islam yang kuat, namun berani menafsirkan agama yang mereka peroleh dari sumber yang tidak jelas,” ujarnya.
Komunitas muda kerap kali luput dari pengawasan sehingga mereka dengan leluasa menyampaikan pesan radikal.
“Komunitas anak muda yang doyan radikal sangat banyak dan kadang luput dari pandangan dan perhatian kita. Akibatnya, mereka leluasa menyampaikan pesan radikal dan keras,” terangnya.
Pada kegiatan tersebut, hadir pula perwakilan dari ormas Nahdlatul Ulama, Muhammadiyah, Mathlaul Anwar, dan Persis. Hadir pula perwakilan dari pondok pesantren se-Provinsi Banten.
Syakirnf