26.2 C
Jakarta

Terorisme Global dan Amanah Suci untuk Memberantasnya

Artikel Trending

KhazanahResensi BukuTerorisme Global dan Amanah Suci untuk Memberantasnya
Dengarkan artikel ini
image_pdfDownload PDF
Judul Buku: Teroris(Me) Aktor & Isu Global Abad XXI, Penulis: Dr. Agus Subagyo, S.IP, M.Si., Penerbit: ALFABETA, cv, Jl. Gegerkalong Hilir Bandung, Kota Penerbit: Bandung, Jawa Barat, Tebal Halaman: Hnk03 (x + 106), ISBN: 978-602-289-127-7.

Harakatuna.com – Pergolakan di jagad raya ini, salah satu indikatornya adanya gerakan dan aksi terorisme. Keberadaan terorisme merupakan salah satu faktor dalam hubungan internasional dan menjadi isu global yang mewarnai konstelasi hubungan internasional dewasa ini. Karya yang sedang kita bahas ini menguraikan fenomena berkaitan dengan terorisme yang dilihat dari perspektif global dan hubungan internasional.

Selain itu, dibahas pula bagaimana dinamika aksi terorisme di Indonesia dan upaya yang dilakukan oleh Polri, dan juga TNI, dalam melakukan pemberantasan terhadap terorisme di Indonesia. Buku Teroris(Me): Aktor & Isu Global Abad XXI selain kita bisa mengetahui ada aktor apa saja di dalam ilmu Hubungan Internasional.

Kita juga dapat mengetahui bahwa pada abad ini yaitu abad XXI ada banyak isu yang tidak dapat dipungkiri, yaitu adalah adanya aktor baru di dalam ilmu Hubungan Internasional yaitu teroris, karena disadari atau tidak dan baik secara langsung atau pun tidak, teroris sangat memengaruhi perkembangan Ilmu Hubungan Internasional.

Dalam buku juga menguraikan empat perubahan mendasar yang turut menentukan wujud tatanan politik dunia. Pertama, kecenderungan ke arah perubahan dalam konstelasi politik global dari suatu kerangka bipolar mengarah ke kerangka multipolar. Kedua, menguatnya gejala saling ketergantungan antarnegara dan saling keterkaitan antarmasalah global di berbagai bidang, politik, keamanan, ekonomi, dan lingkungan hidup.

Seiring dengan itu, semakin menguat dampak globalisasi baik yang positif maupun yang negatif. Ketiga, meningkatnya peranan-peranan aktor non pemerintah dalam tata hubungan antar negara. Keempat, munculnya isu baru dalam agenda internasional, seperti masalah HAM, intervensi humaniter, demokrasi, good governance, civil society, lingkungan hidup dan pemberantasan korupsi.

Dengan demikian, perubahan tata politik global pasca Perang Dingin telah menggeser isu high politics menjadi low politics. Bahkan, pada dasawarsa 1990-an, semakin menguat gejala baru dalam tata hubungan internasional, yaitu kecenderungan ke arah apa yang disebut dengan “intervensi humaniter”. Kemelut yang terjadi di Somalia, Rwanda, Haiti, Kosovo, dan Kongo merupakan kasus yang sangat kental bernuansa intervensi humaniter.

Selanjutnya pada bab empat buku ini menguraikan Indonesia dan terorisme. Di antara sub pembahasan adalah Reformasi: Radikalisme, Terorisme, dan Civil Society. Kita mengetahui bahwa pada awal masa reformasi, radikalisme, dan militansi yang merebak di Indonesia adalah radikalisme etnik. Hal ini ditandai dengan berbagai kekerasan kolektif dan kerusuhan sosial di Sampit, Poso, dan Ambon.

Selanjutnya, radikalisme etnik ini kemudian menjalar pada radikalisme kesukuan, golongan dan agama. Akhirnya, gejala disintegrasi bangsa menjadi fenomena penting yang mendapat perhatian serius waktu itu. Melihat bahayanya permasalahan terorisme di Indonesia ini terhadap persatuan bangsa dan perkembangan multikulturalisme yang sedang dibangun, perlu diupayakan sebuah strategi untuk menangkalnya secepat mungkin. Salah satu cara yang efektif untuk itu adalah langkah penguatan civil society Indonesia.

BACA JUGA  Gus Dur dan Perjuangan untuk Etnis Tionghoa di Indonesia

Salah satu peristiwa yang merupakan dampak dari perkembangan lingkungan strategis tersebut adalah merebaknya aksi terorisme yang terjadi di Indonesia akhir-akhir ini. Aksi terorisme yang dilakukan oleh kelompok terorisme diduga kuat sangat terkait dengan jaringan terorisme internasional yang beroperasi di berbagai negara. Upaya terhadap terorisme sangat mendesak dilakukan untuk menciptakan rasa aman dan mendorong stabilitas keamanan nasional.

Buku ini juga mengupas peran TNI dan Polri dalam memberantas terorisme termasuk jajaran intelijen. Satuan Intelkam merupakan unsur pelaksana utama Polres yang berada di bawah Kapolres, bertugas menyelenggarakan/membina fungsi intelijen bidang keamanan, termasuk persandian, dan pemberian pelayanan dalam bentuk surat izin/keterangan yang menyangkut orang asing, senjata api dan bahan peledak, kegiatan sosial/politik masyarakat dan Surat Keterangan Rekaman Kejahatan (SKRK/Criminal Record).

Visi Satintelkam adalah terwujudnya postur Intelijen Keamanan yang profesional, bermoral dan modern dalam memelihara Kamtibmas dan penegakan hukum, dengan melaksanakan early warning dan early detection terhadap ancaman dan gangguan keamanan guna mewujudkan kewaspadaan dan stabilitas keamanan.

Buku Teroris(Me) Aktor & Isu Global Abad XXI karya Agus Subagyo, sangat layak untuk dibaca dengan tujuan menambah referensi aksi terorisme dan kancahnya baik di Indonesia dan dunia. Terlebih dalam buku ini juga dikupas tentang hubungan terorisme dengan beberapa pihak yang berwenang seperti hubungan terorisme dengan TNI, terorisme dengan Polri, serta terorisme dengan Densus 88.

Terorisme dalam isu global pun hampir menggema di seluruh penjuru dunia yang menimbulkan stabilitas keamanan kurang terjaga dan menjadi tidak harmonis. Buku ini mengulas tentang aktor dan isu global abad XXI yang banyak mendapatkan sorotan oleh publik internasional, yaitu terorisme.

Terorisme merupakan salah satu aktor dalam hubungan internasional dan menjadi isu global yang mewarnai konstelasi hubungan internasional dewasa ini. Buku ini mengulas tentang terorisme yang dilihat dari perspektif global dan hubungan internasional. Selain itu, dibahas pula bagaimana dinamika aksi terorisme di Indonesia dan upaya yang dilakukan oleh Polri, dan juga TNI, dalam melakukan pemberantasan terhadap terorisme di Indonesia.

Melihat fenomena tersebut pemerintah dan seluruh elemen masyarakat secara bersama-sama untuk memberantas terorisme dan jaringannya untuk menjaga keutuhan NKRI. Sekali lagi sangat layak memiliki buku ini. Sudahkah membacanya?

Wallahu Muwaffiq Ila Aqwamith Thatriq

Tgk. Helmi Abu Bakar El-Lamkawi
Tgk. Helmi Abu Bakar El-Lamkawi
Guru Dayah MUDI Mesjid Raya Samalanga dan Dosen IAI Al-Aziziyah Samalanga, Bireuen dan Ketua PC Ansor Pidie Jaya, Aceh.

Mengenal Harakatuna

Artikel Terkait

Artikel Terbaru