32.7 C
Jakarta

Terlahir Sebagai Konsumen Kapitalis

Artikel Trending

KhazanahEkonomi SyariahTerlahir Sebagai Konsumen Kapitalis
Dengarkan artikel ini
image_pdfDownload PDF

Pernahkah kalian menanyakan, kenapa kebanyakan orang lebih memilih belanja di supermarket daripada belanja di warung sembako untuk memenuhi kebutuhannya? Bayangkan! Warung sembako yang sudah jelas-jelas berada disekitar rumahnya dilewati begitu saja.

Lalu apa hubungannya dengan kapitalisme? Nah ini yang akan dibahas. Namun sebelum lebih jauh, alangkah baiknya kita pahami terlebih dahulu apa sih itu kapitalisme?, mungkin bagi masyarakat awam kata kapitalisme ini masih jarang terdengar oleh mereka, atau bahkan ada yang sama sekali tidak mengetahuinya.

Kapitalisme adalah sistem perekonomian yang menekankan peran kapital (modal), yakni kekayaan dalam segala jenisnya, termasuk barang-barang yang digunakan dalam produksi barang lainnya (Bagus, 1996).

Dan benar, dalam kehidupan kita tak terlepas dari sistem kapitalisme. Mulai dari cara berkomunikasi, belanja, transportasi. Semuanya kita mengonsumsi alat-alat yabg disediakan oleh orang kapitalisme.

Dan dampak dari itu semua, kita bisa lihat ntah itu disekitar kita maupun diluar. Tanpa disadari, manusia benar-benar menghilangkan sisi kemanusiannya.

Contoh kecil saja yang bisa kita lihat hari ini, dengan berdirinya supermarket yang semakin lama semakin merasuk kewilayah desa-desa kecil, yang awal mulanya hanya berdiri diwilayah perkotaan.

Akibatnya, banyak sekali pedagang dari masyarakat yang mulai gulung tikar. Masyarakat didesa kini lebih membelanjakan uangnya untuk pergi kesupermarket yang harganya jauh lebih mahal dari pada diwarung sembako.

Jika kebutuhannya bisa terpenuhi oleh warung sembako disekitarnya mengapa harus pergi ke supermarket yang jauh lebih mahal? Padahal ketika mereka membelanjakan uangnya ke warung sembako disekitarnya, mereka sama saja membantu ekonomi orang tersebut.

Tapi ya gimana lagi yah, kadang gengsi lebih diutamakan sih, haha. Kadang masyarakat dengan gagahnya membeli kebutuhan dapur yang bisa didapatkan diwarung-warung kecil, tapi lebih suka membeliny di supermarket, biar kaya horang kaya.

Ini menunjukan bahwa secara tidak langsung, kapitalisme ini benar-benar sudah merasuk kedalam setiap individu masyarakat. Menekankan masyarakat agar hidup secara mandiri. Tak memperdulikan orang disekitarnya yang lebih banyak membutuhkan.

Harakatuna
Harakatuna
Harakatuna.com merupakan media dakwah berbasis keislaman dan kebangsaan yang fokus pada penguatan pilar-pilar kebangsaan dan keislaman dengan ciri khas keindonesiaan. Transfer Donasi ke Rekening : BRI 033901002158309 a.n PT Harakatuna Bhakti Ummat

Mengenal Harakatuna

Artikel Terkait

Artikel Terbaru